Korea Selatan memutarkan Lagu K-Pop di Perbatasan untuk membalas serangan balon udara. (X.com)

PIFA, Internasional - Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah Korea Selatan mengumumkan rencana untuk memasang kembali pengeras suara berdaya tinggi di perbatasan dengan Korea Utara. Langkah ini diambil sebagai balasan atas tindakan provokatif Pyongyang yang mengirim balon berisi sampah dan tinja hewan ke wilayah Selatan.

Menurut laporan dari The Washington Times yang mengutip koran Chosun Ilbo, militer Korea Selatan akan memutar berbagai lagu K-Pop, termasuk hits dari supergrup BTS, yang anggotanya saat ini sedang menjalani wajib militer. Pemutaran ini merupakan bagian dari siaran yang dijuluki "Suara Kebebasan", yang juga akan menyampaikan berita mengenai kecaman global terhadap program rudal Pyongyang, keberhasilan industri Korea Selatan, dan laporan cuaca.

Militer Korea Selatan berencana memasang puluhan pengeras suara yang ditumpuk di rak besar setinggi enam meter dan lebar tiga meter di beberapa titik di perbatasan zona demiliterisasi (DMZ). Pengeras suara ini dapat memancarkan suara dan musik hingga 20 kilometer ke dalam wilayah Korea Utara, cukup jauh untuk menjangkau banyak tentara dan warga sipil.

"Kami berharap pesan propaganda ini dapat membawa harapan untuk militer dan warga Korea Utara," tulis pernyataan dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan, dikutip oleh Reuters pada Senin (10/6). Meskipun langkah ini diperkirakan akan sulit diterima oleh pemerintah Korea Utara, Korea Selatan menegaskan bahwa tindakan ini adalah respons terukur terhadap provokasi terbaru dari Pyongyang.

Taktik propaganda menggunakan pengeras suara ini sudah dilakukan Korea Selatan sejak Perang Korea pada 1950-1953. Mantan Presiden Park Geun Hye menilai bahwa metode ini berhasil membuat sebagian warga Korea Utara memberontak dan membelot ke Korea Selatan.

Langkah terbaru ini menambah panjang daftar tindakan balasan antara kedua negara yang sering terlibat dalam adu propaganda. Adik Kim Jong Un, baru-baru ini juga mengancam akan memberikan balasan baru buntut pemasangan pengeras suara oleh Korea Selatan.

Ketegangan ini menunjukkan betapa rapuhnya situasi di perbatasan dua negara yang secara teknis masih berperang, dan bagaimana tindakan-tindakan provokatif kecil dapat memicu respons yang lebih besar dari masing-masing pihak. (ad)

PIFA, Internasional - Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah Korea Selatan mengumumkan rencana untuk memasang kembali pengeras suara berdaya tinggi di perbatasan dengan Korea Utara. Langkah ini diambil sebagai balasan atas tindakan provokatif Pyongyang yang mengirim balon berisi sampah dan tinja hewan ke wilayah Selatan.

Menurut laporan dari The Washington Times yang mengutip koran Chosun Ilbo, militer Korea Selatan akan memutar berbagai lagu K-Pop, termasuk hits dari supergrup BTS, yang anggotanya saat ini sedang menjalani wajib militer. Pemutaran ini merupakan bagian dari siaran yang dijuluki "Suara Kebebasan", yang juga akan menyampaikan berita mengenai kecaman global terhadap program rudal Pyongyang, keberhasilan industri Korea Selatan, dan laporan cuaca.

Militer Korea Selatan berencana memasang puluhan pengeras suara yang ditumpuk di rak besar setinggi enam meter dan lebar tiga meter di beberapa titik di perbatasan zona demiliterisasi (DMZ). Pengeras suara ini dapat memancarkan suara dan musik hingga 20 kilometer ke dalam wilayah Korea Utara, cukup jauh untuk menjangkau banyak tentara dan warga sipil.

"Kami berharap pesan propaganda ini dapat membawa harapan untuk militer dan warga Korea Utara," tulis pernyataan dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan, dikutip oleh Reuters pada Senin (10/6). Meskipun langkah ini diperkirakan akan sulit diterima oleh pemerintah Korea Utara, Korea Selatan menegaskan bahwa tindakan ini adalah respons terukur terhadap provokasi terbaru dari Pyongyang.

Taktik propaganda menggunakan pengeras suara ini sudah dilakukan Korea Selatan sejak Perang Korea pada 1950-1953. Mantan Presiden Park Geun Hye menilai bahwa metode ini berhasil membuat sebagian warga Korea Utara memberontak dan membelot ke Korea Selatan.

Langkah terbaru ini menambah panjang daftar tindakan balasan antara kedua negara yang sering terlibat dalam adu propaganda. Adik Kim Jong Un, baru-baru ini juga mengancam akan memberikan balasan baru buntut pemasangan pengeras suara oleh Korea Selatan.

Ketegangan ini menunjukkan betapa rapuhnya situasi di perbatasan dua negara yang secara teknis masih berperang, dan bagaimana tindakan-tindakan provokatif kecil dapat memicu respons yang lebih besar dari masing-masing pihak. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar