Kabupaten Kubu Raya kini menguji coba pendidikan pelestarian gambut dan mangrove itu lewat Muatan Lokal (Mulok) di Sekolah. (Foto: Prokopim Kubu Raya)

Berita Lokal, PIFA – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan membuka kegiatan uji coba Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove yang digagas oleh Icraf Indonesia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 12 Sungai Raya, Desa Limbung Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Senin (5/9/2022). 

Muda mengatakan, uji coba Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove yang dilaksanakan di SMPN 12 Sungai Raya ini, merupakan pengenalan awal terhadap tenaga pendidik maupun kepada siswa. 
Mulok ini bukan Mulok biasa namun merupakan terobosan agar generasi di Kubu Raya berpikirnya mendunia. 

“Ini suatu inisiatif atau terobosan, Muatan Lokal Gambut dan Mangrove ini penting, karena untuk membangun persepsi dan perspektif anak-anak sejak dini, sehingga paham dan mengerti, juga akan mempengaruhi mindset-nya untuk memperkuat daya tahan lingkungan,” katanya.

Dia menjelaskan, sejak 2020 Icraf bersama Pemkab Kubu Raya sudah menginisiasi agar Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove ini menjadi muatan lokal, dan saat ini inisiasi itu sudah mulai diimplementasikan. 

“Inilah merdeka belajar, di Kubu Raya memang hidup sehari-hari dengan gambut, dengan adanya Mulok ini, ke depannya generasi kita bisa beradaptasi bahkan mencari terobosan, ide-ide dan solusi bagi kehidupan mereka, tapi dengan tetap menjaga lingkungan. Penggunaan dan pemanfaat dilakukan, namun tidak membuat rusak kawasan mangrove dan gambut,” paparnya.

Dia mengatakan, karena Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove ini, materi ajarnya lebih spesifik, tentunya tenaga pendidik akan haus informasi terkait gambut dan mangrove, sehingga akan terus mencari informasi dan mendiskusikannya sebagai materi ajar kepada siswa. 

“Saya rasa akses informasi sekarang sudah sangat mudah, dengan kita memulai secara keterlembagakan dan tersistematis, akhirnya semuanya akan tertantang dan merasa butuh informasi, khususnya para guru, mereka akan haus informasi ini,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, M Ayub mengatakan Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove ini sebenarnya bukan suatu hal yang baru, maka dari itu pelaksanaannya nanti akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. 

M Ayub menegaskan sebelum uji coba ini,Kurikulum Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove diterapkan di Kubu Raya, pihaknya telah melakukan Bimtek (Bimbingan Teknis) terhadap tenaga pendidik di Kubu Raya. 

Bimtek itu sebagai perumusan kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove. “Nantinya akan dilihat sejauh mana tingkat efektivitas, kesesuaian dan efisiensi pada penerapannya di sekolah. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi, terkait kekurangan dan penyesuaian,” pungkasnya. (ap)

Berita Lokal, PIFA – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan membuka kegiatan uji coba Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove yang digagas oleh Icraf Indonesia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 12 Sungai Raya, Desa Limbung Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Senin (5/9/2022). 

Muda mengatakan, uji coba Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove yang dilaksanakan di SMPN 12 Sungai Raya ini, merupakan pengenalan awal terhadap tenaga pendidik maupun kepada siswa. 
Mulok ini bukan Mulok biasa namun merupakan terobosan agar generasi di Kubu Raya berpikirnya mendunia. 

“Ini suatu inisiatif atau terobosan, Muatan Lokal Gambut dan Mangrove ini penting, karena untuk membangun persepsi dan perspektif anak-anak sejak dini, sehingga paham dan mengerti, juga akan mempengaruhi mindset-nya untuk memperkuat daya tahan lingkungan,” katanya.

Dia menjelaskan, sejak 2020 Icraf bersama Pemkab Kubu Raya sudah menginisiasi agar Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove ini menjadi muatan lokal, dan saat ini inisiasi itu sudah mulai diimplementasikan. 

“Inilah merdeka belajar, di Kubu Raya memang hidup sehari-hari dengan gambut, dengan adanya Mulok ini, ke depannya generasi kita bisa beradaptasi bahkan mencari terobosan, ide-ide dan solusi bagi kehidupan mereka, tapi dengan tetap menjaga lingkungan. Penggunaan dan pemanfaat dilakukan, namun tidak membuat rusak kawasan mangrove dan gambut,” paparnya.

Dia mengatakan, karena Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove ini, materi ajarnya lebih spesifik, tentunya tenaga pendidik akan haus informasi terkait gambut dan mangrove, sehingga akan terus mencari informasi dan mendiskusikannya sebagai materi ajar kepada siswa. 

“Saya rasa akses informasi sekarang sudah sangat mudah, dengan kita memulai secara keterlembagakan dan tersistematis, akhirnya semuanya akan tertantang dan merasa butuh informasi, khususnya para guru, mereka akan haus informasi ini,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, M Ayub mengatakan Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove ini sebenarnya bukan suatu hal yang baru, maka dari itu pelaksanaannya nanti akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. 

M Ayub menegaskan sebelum uji coba ini,Kurikulum Mulok Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove diterapkan di Kubu Raya, pihaknya telah melakukan Bimtek (Bimbingan Teknis) terhadap tenaga pendidik di Kubu Raya. 

Bimtek itu sebagai perumusan kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove. “Nantinya akan dilihat sejauh mana tingkat efektivitas, kesesuaian dan efisiensi pada penerapannya di sekolah. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi, terkait kekurangan dan penyesuaian,” pungkasnya. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar