Liverpool Satu-satunya Wakil Inggris yang Menang di UCL, Arsenal hingga Man City Keok!
Eropa | Kamis, 7 November 2024
Liverpool menjadi satu-Satunya wakil dari Liga Inggris yang menang di Liga Champions Matchday ke-4. (X @LFC)
Eropa | Kamis, 7 November 2024
Sports
PIFA, Sports - Real Madrid sukses menjaga asanya untuk mempertahankan trofi Liga Champions mereka usai menang telak 2-0 atas Chelsea di Santiago Bernabeu, Kamis (13/4) dini hari WIB. Laga perempatfinal leg pertama lainnya, AC Milang menang tipis 1-0 atas Napoli di San Siro. Dua gol kemenangan Los Blancos dicetak oleh Karim Benzema pada menit ke-21 dan Marco Asensio menit ke-74. Sementara gol semata wayang AC Milan diciptakan oleh Ismael Bennacer pada menit ke-40. Keduanya masih berpeluang untuk melaju ke semifinal UCL musim 2022/2023 ini karena unggul agregat gol. Laga leg kedua akan berlangsung pada Rabu (19/4) mendatang, kick-off pukul 02.00 WIB. Pelatih Real Madrid, Ancelotti mendapat ucapan selamat setelah kemenangannya yang ke-35 di Liga Champions UEFA. Ancelotti mengaku dirinya melakukan banyak upaya untuk menang di pertandingan tersebut. Ia merasa puas dengan hasil kemenangan timnya itu. "Kami melakukan banyak upaya untuk memenangkan bola kembali dan menekan saat kami 11v11 dan itu mungkin menghabiskan sedikit energi dari kami. Tapi saya puas dengan penampilan kami dan saya ingin lebih yang sama di Stamford Bridge," ujarnya, mengutip laman resmi UEFA. Pada laga tersebut, Vinícius Júnior dinobatkan sebagai Player of the Match. Menurut Panel Pengamat Teknis UEFA mengatakan Viniciuas adalah ancaman individu yang luar biasa untuk Real Madrid. "Celsea memiliki rencana untuk menghentikannya tetapi konsistensi, intensitas dan energinya selama pertandingan bersinar," tambahnya. Pemain sayap kanan Los Blancos ini merasa bangga bahwa ia bisa bergabung bersama rekan-rekan timnya. Memberikan penampilan terbaik, ia juga merasa bangga dengan kemenang itu. Sementara di laga AC Milan vs Napoli, kiper Mike Maignan menjadi pahlawan kemenangan Rossoneri. Ia tampil brilian di bawah mistar dan melakukan 5 penyelamatan. (hs)
Pifabiz
Pifabiz - Joji tiba-tiba saja menjadi perbincangan warganet dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya adalah karya terbarunya berupa lagu yang telah menjadi lagu favorit bagi sejumlah warganet. Joji kembali muncul dengan lagu 'Glimpse of Us' yang berhasil membuat warganet galau masal lantaran memiliki makna yang sangat dalam. Lagu tersebut diduga memiliki makna mendalam bagi orang yang sedang berada dalam sebuah hubungan asmara. Meski begitu, awal lagu ini menjadi perbincangan warganet adalah karena kemunculan video musiknya. Dalam video musik yang beredar, warganet dibuat bingung karena musik videonya memiliki penampilan yang begitu berbeda dengan makna yang ada dalam lagu tersebut. Dalam video klipnya, lagu sendu tersebut justru menyajikan klip-klip kekacauan dan kenakalan dengan tema dokumenter atau found footage. Setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata musik video tersebut juga memiliki makna lebih mendalam. Ternyata, klip-klip yang ditampilkan itu merupakan penggambaran wujud emosi-emosi yang tidak bisa diucapkan. Musik video dan lagu terbaru dari Joji tersebut pun mendapat respons yang begitu beragam dari warganet terutama di media sosial Twitter. "Lagu ini mendapatkan berbagai macam bentuk respon dari para netizen, mulai dari merasa sedih hingga emosi karena menilai lagu 'Glimpse of Us' menimbulkantrust issues di tengah hubungan, terlebih para wanita kepada sang kekasih," tulis akun @5angapta. Warganet menyampaikan respons yang begitu beragam atas lagu ini. Beberapa diantaranya merasakan kesedihan yang mendalam hingga amarah yang dirasakan ketika berada dalam sebuah hubungan. "Dibanding sedih pas dengerin JOJI - Glimpse of Us, w lebih ke kesel???? Imagine falling completely in love with someone & trying to be the greater good they needed, only to find out that when they look in your eyes, they see a glimps of how they wish things were with someone else (Bayangkan ketika kamu begitu jatuh cinta dengan seseorang dan mencoba sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhannya, namun akhirnya ketika seseorang tersebut melihat ke matamu, ia hanya ingin segalanya terjadi ketika ia bersama orang lain)" balas akun @masrebahan2022. Beberapa warganet juga menyatakan bahwa dirinya merasa terhubung atau berada di hubungan yang sama dengan lagu tersebut. "Dari lagu Joji (glimpse of us) aku belajar. Don't use someone to forget someone (jangan menggunakan orang lain untuk melupakan orang lainnya)" tulis akun @Dandy_Ach/ Bagaimana dengan interpretasi 'Glimpse of Us' versi kamu? (b)
Teknologi
PIFA.CO.ID, TEKNO - Puluhan karyawan bank ternama Amerika Serikat, Wells Fargo, dilaporkan dipecat setelah terbukti menggunakan perangkat khusus untuk berpura-pura bekerja. Bank tersebut mengonfirmasi bahwa pemecatan dilakukan setelah menemukan bukti penggunaan alat yang mensimulasikan aktivitas keyboard agar terlihat tetap aktif bekerja."Setelah meninjau tuduhan yang melibatkan simulasi aktivitas keyboard yang menciptakan kesan kerja yang aktif," ujar pihak Wells Fargo dalam pengajuan resmi kepada Otoritas Regulasi Industri Keuangan (FINRA), dikutip dari Quartz.Juru bicara Wells Fargo menegaskan bahwa perusahaan memiliki standar tinggi terhadap para karyawan dan tidak akan menoleransi perilaku tidak etis. "Wells Fargo memiliki standar tinggi untuk karyawan dan tidak menoleransi perilaku tidak etis," ujarnya.Alat yang digunakan oleh para karyawan tersebut dikenal sebagai "mouse jigglers" atau keyboard palsu. Perangkat ini berfungsi untuk menjaga komputer tetap menyala dan tidak masuk ke mode tidur, sehingga menciptakan kesan bahwa pengguna masih aktif bekerja. Alat semacam ini dilaporkan mudah ditemukan di berbagai toko dan banyak digunakan selama masa pandemi Covid-19, terutama saat kebijakan Work From Home (WFH) diterapkan.Selama pandemi, banyak perusahaan mengizinkan karyawan untuk bekerja dari rumah guna mengurangi penyebaran virus. Namun, beberapa individu memanfaatkan celah ini untuk berpura-pura bekerja tanpa benar-benar menyelesaikan tugas mereka. Fenomena ini semakin memicu perdebatan mengenai efektivitas WFH dan pengawasan produktivitas karyawan.Kekhawatiran terhadap efektivitas kerja jarak jauh juga tercermin dalam data dari laporan State of the Global Workplace oleh Gallup. Laporan tersebut mencatat bahwa 62% pekerja di seluruh dunia tidak benar-benar terlibat dalam pekerjaan mereka, bahkan 15% di antaranya secara aktif tidak terlibat sama sekali.