Foto: Detikcom

Berita Nasional, PIFA – Sejumlah wilayah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diguyur hujan lebat melanda wilayah tersebut dari Minggu (06/12/2021), yang mengakibatkan terjadinya banjir bencana banjir mengepung wilayah tersebut.

Dihimpun dari beberapa sumber, tercatat dari Senin (06/12/2021),  sejumlah daerah yang dilanda banjir, yakni, Kecamatan Batu Layar dan Gunung Sari, Lombok Barat serta Kecamatan Jerowaru dan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

Selain itu, banjir juga memutuskan akses beberapa jalan, dimana Jembatan Meninting yang menghubungkan Kota Mataram ke objek wisata Senggigi nyaris ambruk. Lantaran, tidak kuat menahan laju banjir bandang. Tiang listrik di jembatan tersebut pun turut roboh. 

Banjir ini merendam wilayah tersebut dengan ketinggian  1,5 meter hingga 2 meter. Yang memqkan korban jiwa dimana, empat warga Desa Batulayar Barat, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, meninggal akibat terseret banjir bandang dan tertimbun tanah longsor, yang terjadi pada Senin, 6 Desember 2021, sekitar pukul 08.00 Wita.

Anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Batulayar Barat, Serda Parhan Taufik, menyebutkan empat korban yang meninggal yakni Papuq Temah, 80; Sumiati, 50; Sumiahana, 35; dan bayinya Ladenia berusia enam bulan.

"Sumihana ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal di sungai dalam kondisi masih mempertahankan bayinya," ujarnya.

Selain korban meninggal, dia juga menyampaikan ada juga warga yang mengalami patah tulang kaki, yakni Selemah. Wanita lanjut usia tersebut terhempas material yang terbawa banjir bandang. Sementara satu orang korban yang hanyut terseret banjir di sungai atas nama H Suri, 75.

"Semua korban yang meninggal dimakamkan setelah salat Ashar, satu korban patah tulang sudah dirawat di rumah sakit, dan satu korban lagi masih dalam pencarian," ujarnya.
 
Sementara itu  warga Dusun Peresak, Desa Meninting, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, kurang mendapat pasokan bahan makanan dan air bersih setelah banjir surut.

"Bantuan yang masuk ke Dusun Peresak memang ada, tapi terbatas dan tidak sampai ke RT 03, padahal jumlah kepala keluarga mencapai 109 orang, kalau dihitung jumlah jiwa bisa mencapai lebih dari 500 orang," kata Ketua RT 03 Sahwan, yang ditemui di Dusun Peresak, Desa Meninting, Lombok Barat, Selasa.

Ia mengakui bahwa warganya sangat membutuhkan makanan siap saji karena belum bisa memasak makanan sendiri, meskipun banjir sudah surut. Hal itu disebabkan alat untuk memasak rusak terendam air.

Selain itu, mereka tidak memiliki stok bahan makanan karena harta bendanya terendam banjir setinggi satu meter yang terjadi pada Senin pagi (6/12/2021). 

"Untuk memasak juga susah karena warga juga kesulitan mendapatkan air bersih. Air sumur masih keruh dan tidak layak konsumsi karena terendam air bercampur lumpur, sedangkan air PDAM macet hingga sekarang," ujar Sahwa

Berita Nasional, PIFA – Sejumlah wilayah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diguyur hujan lebat melanda wilayah tersebut dari Minggu (06/12/2021), yang mengakibatkan terjadinya banjir bencana banjir mengepung wilayah tersebut.

Dihimpun dari beberapa sumber, tercatat dari Senin (06/12/2021),  sejumlah daerah yang dilanda banjir, yakni, Kecamatan Batu Layar dan Gunung Sari, Lombok Barat serta Kecamatan Jerowaru dan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

Selain itu, banjir juga memutuskan akses beberapa jalan, dimana Jembatan Meninting yang menghubungkan Kota Mataram ke objek wisata Senggigi nyaris ambruk. Lantaran, tidak kuat menahan laju banjir bandang. Tiang listrik di jembatan tersebut pun turut roboh. 

Banjir ini merendam wilayah tersebut dengan ketinggian  1,5 meter hingga 2 meter. Yang memqkan korban jiwa dimana, empat warga Desa Batulayar Barat, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, meninggal akibat terseret banjir bandang dan tertimbun tanah longsor, yang terjadi pada Senin, 6 Desember 2021, sekitar pukul 08.00 Wita.

Anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Batulayar Barat, Serda Parhan Taufik, menyebutkan empat korban yang meninggal yakni Papuq Temah, 80; Sumiati, 50; Sumiahana, 35; dan bayinya Ladenia berusia enam bulan.

"Sumihana ditemukan oleh warga dalam keadaan meninggal di sungai dalam kondisi masih mempertahankan bayinya," ujarnya.

Selain korban meninggal, dia juga menyampaikan ada juga warga yang mengalami patah tulang kaki, yakni Selemah. Wanita lanjut usia tersebut terhempas material yang terbawa banjir bandang. Sementara satu orang korban yang hanyut terseret banjir di sungai atas nama H Suri, 75.

"Semua korban yang meninggal dimakamkan setelah salat Ashar, satu korban patah tulang sudah dirawat di rumah sakit, dan satu korban lagi masih dalam pencarian," ujarnya.
 
Sementara itu  warga Dusun Peresak, Desa Meninting, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, kurang mendapat pasokan bahan makanan dan air bersih setelah banjir surut.

"Bantuan yang masuk ke Dusun Peresak memang ada, tapi terbatas dan tidak sampai ke RT 03, padahal jumlah kepala keluarga mencapai 109 orang, kalau dihitung jumlah jiwa bisa mencapai lebih dari 500 orang," kata Ketua RT 03 Sahwan, yang ditemui di Dusun Peresak, Desa Meninting, Lombok Barat, Selasa.

Ia mengakui bahwa warganya sangat membutuhkan makanan siap saji karena belum bisa memasak makanan sendiri, meskipun banjir sudah surut. Hal itu disebabkan alat untuk memasak rusak terendam air.

Selain itu, mereka tidak memiliki stok bahan makanan karena harta bendanya terendam banjir setinggi satu meter yang terjadi pada Senin pagi (6/12/2021). 

"Untuk memasak juga susah karena warga juga kesulitan mendapatkan air bersih. Air sumur masih keruh dan tidak layak konsumsi karena terendam air bercampur lumpur, sedangkan air PDAM macet hingga sekarang," ujar Sahwa

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya