Mahasiswa UNTAN Dukung Pengembalian Fungsi Kawasan Pendidikan di Auditorium UNTAN
Pontianak | Jumat, 6 Desember 2024
Suasana aksi demo relokasi di Taman Sepeda Universitas Tanjungpura, Jumat (6/12/2024). (Dok. PIFA)
Pontianak | Jumat, 6 Desember 2024
Sports
PIFA, Sports - Federasi Sepakbola Jerman (DFB) telah mengambil langkah drastis dengan memecat Hansi Flick dari jabatan pelatih Timnas Jerman. Keputusan ini datang setelah rangkaian hasil buruk yang dialami Die Nationalmannschaft, di mana salah satu pemicunya adalah kekalahan 1-4 memalukan dari tim nasional Jepang. Pemecatan resmi terhadap Flick diumumkan pada Minggu 10 September 2023 malam WIB. Hansi Flick, yang sebelumnya sukses menangani Bayern Munich, harus meninggalkan posisinya setelah performa buruk yang ditunjukkan oleh Nationalelf dalam beberapa pertandingan terakhir. Timnas Jerman mengalami periode sulit dengan tidak mampu meraih kemenangan dalam lima pertandingan terakhir, hanya mampu meraih satu hasil imbang dan mengalami empat kekalahan. Kekalahan terbaru yang sangat mencolok adalah ketika mereka menjamu tim nasional Jepang dalam pertandingan persahabatan. Di Volkswagen Arena, Jerman mengalami kekalahan telak dengan skor 1-4 dari Jepang, sebuah hasil yang sangat mengejutkan. Hasil-hasil buruk ini akhirnya membuat DFB memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Flick. Rudi Voeller, Direktur DFB, mengakui bahwa Timnas Jerman tidak mengalami perkembangan yang signifikan di bawah kepemimpinan Flick. Oleh karena itu, keputusan untuk memecat pelatih berusia 58 tahun itu diambil tanpa keraguan. "Hansi Flick dan staf pelatihnya telah berusaha keras untuk menciptakan perubahan positif setelah kami tersingkir dari Piala Dunia di Qatar. Namun, hasil pertandingan melawan Jepang dengan jelas menunjukkan bahwa kami tidak dapat melanjutkan dengan konstelasi ini," ujar Voeller. Voeller juga mengekspresikan rasa kekecewaannya karena pemecatan Flick, mengatakan bahwa dia sebelumnya yakin bahwa Flick dapat membawa timnas kembali ke jalur yang sukses. Keputusan ini tidak diragukan lagi merupakan langkah berani dari DFB dalam upaya untuk memperbaiki performa timnas Jerman di masa mendatang. (hs)
Lokal
Berita Lokal, PIFA – Empat Pansus DPRD Kalimantan Barat, menggelar studi banding di empat provinsi di pulau Jawa. Kegiatan tersebut berlangsung tanggal 13 Juli 2022. Puluhan anggota wakil rakyat ikut dalam studi banding tersebut. Wakil Ketua DPRD Kalbar, Prabasa Anantatur menjelaskan, studi banding ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan pembentukan Pansus ini, bersama pihak Pemerintah Provinsi Kalbar sebelumnya. Keempat Pansus itu diantaranya, Pansus Pramuwisata, Pansus Penanaman Modal, Pansus Adaptasi Kebiasaan Baru Pencegahan Covid-19 dan Pansus Perlindungan dan Pemberdayaan petani yang merupakan hak inisiatif DPRD. “Pansus Pramuwisata di Yogyakarta, Pansus Perlindungan dan Pemberdayaan Petani di Jawa Tengah, kemudian Pansus Penanaman Modal studi bandingnya di Jawa Barat,” kata Prabasa melalui sambungan telepon, Kamis (14/7/2022). Prabasa menyebutkan, studi banding ini penting dilakukan untuk mempelajari kinerja bidang ini dari sejumlah daerah yang cukup maju di Pulau Jawa tersebut. Hasil studi banding ini, nantinya akan dibawa dalam rapat kerja DPRD Kalbar untuk dibahas kembali. “Setelah pulang studi banding, legislatif mengadakan rapat-rapat. Kami kemudian melakukan pematangan sesuai aturan, sedemikian rupa,” kata Prabasa. Pihak DPRD, jelas Prabasa juga akan berdiskusi dengan pihak terkait dan mitra kerja DPRD dalam hal ini eksekutif. Selain itu juga konsultasi soal aturan-aturan misalnya ke Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. “Sebab aturan yang dibikin itu tak mungkin dan dilarang atau tidak boleh melanggar aturan yang sudah ada di atasnya,” pungkas Prabasa. (anp)
Sports
PIFA, Sports - Proses audit forensik keuangan PSSI masih berlangsung. Audit dilakukan untuk tiga periode kepengurusan, yakni mulai eranya Edy Rahmayadi, Mochamad Iriawan, hingga tiga bulan jalannya Erick Thohir. PSSI bekerja sama dengan firma audit Ernst & Young dalam proses tersebut. Setelah menandatangani kesepakatan pada 21 April dan menerima kunjungan auditor setelah 5 hari, PSSI telah kooperatif dalam melakukan peninjauan terhadap proses audit. Langkah awal yang diambil adalah melakukan peninjauan internal terhadap pembukuan keuangan PSSI, sesuai arahan Ketua Umum PSSI untuk menjadikan organisasi PSSI terbuka, transparan, dan akuntabel. "Proses awal audit masih on going berdasarkan MoU penjajakan antara PSSI dan Ernst & Young. Informasi awal yang bisa kami berikan, dari internal review PSSI, ada tiga periode yang akan diaudit. Periode 2017-2019, lalu 2019-2023, dan periode di kepengurusan Pak Erick Thohir, yang baru berjalan tiga bulan,” terang anggota Komite Eksekutif Arya Sinulingga, mengutip laman PSSI. Arya menambahkan bahwa dalam proses awal audit internal pada periode 2017-2019 dan 2019-2023, terdapat tantangan dalam beberapa hal yang diperiksa, seperti pembukuan dan pengumpulan data pemasukan dan pengeluaran secara terperinci. “Dari internal review kami, di periode 2017-2019, tidak tercatat sama sekali pembukuaanya, sehingga PSSI harus menggunakan jasa IT untuk mendapatkan data-data dari e-mail bagian keuangan di periode tersebut. Ada beberapa data fisik, namun tidak jelas. Misalnya, ada pengeluaran cheque, namun tidak ada perinciannya,” tandasnya. Sedangkan tantangan pada periode 2019-2023 adalah penggunaan sistem akuntansi manual. Arya menyebut pada periode 2019-2023, terjadi peningkatan dalam pengaturan transaksi dan prosedur pengeluaran dana PSSI. Namun, perlu dicatat bahwa meskipun terdapat perbaikan tersebut, sistem akuntansi yang digunakan masih manual dan tidak melibatkan penggunaan sistem akuntansi yang spesifik. Informasi tersebut merupakan gambaran awal yang dapat kami sampaikan karena proses audit masih sedang berjalan oleh firma audit yang ditunjuk. Proses audit tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keadaan akuntansi PSSI selama periode tersebut. Sedangkan dibawah kepemimpinan baru, PSSI berencana untuk menggunakan sistem akuntansi yang tepat dan valid. Hal ini sesuai dengan masukan dari firma audit Ernst & Young serta arahan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang ingin melakukan perbaikan dalam pengelolaan keuangan di seluruh pemangku kepentingan sepak bola Indonesia. (yd)