Foto: Reuters/Dinuka Liyanawatte

Berita Internasional, PIFA - Krisis ekonomi dan politik yang semakin memanas membuat kondisi Sri Lanka semakin kacau. Melansir CNN Indonesia, demonstran di Sri Lanka membakar berbagai rumah, toko, dan bangunan lainnya milik 38 politikus.

Kepolisian Sri Lanka melaporkan selain 35 rumah itu, sebanyak 75 rumah lainnya mengalami kerusakan, pada Selasa (10/5/2022). Akibatnya, Kementerian Pertahanan Sri Lanka pun memerintahkan pasukan mereka menembak siapapun yang tampak merusak properti milik negara atau melakukan kekerasan kepada pejabat.

CNN Indonesia (11/5) melaporkan, hingga saat ini Sri Lanka masih mengalami krisis ekonomi dan politik yang tak kunjung selesai. Harga bahan pokok dikabarkan meningkat setiap harinya dan banyak daerah yang mengalami pemadaman listrik.

Menanggapi krisis tersebut, ribuan demonstran anti-pemerintah turun ke jalan sejak Maret lalu. Mereka menuntut pemangku kekuasaan agar mengundurkan diri.

Masyarakat Sri Lanka diberitakan terbagi dua kub dalam kerusuhan tersebut, dimana para pendukung pemerintah memukuli pendemo di berbagai tempat dengan tongkat. Kemudian mereka juga merobek dan membakar tenda pendemo.

Menurut pantauan tim CNN di lapangan, pasukan bersenjata dikerahkan untuk mengurai massa. Polisi juga menembakkan gas air mata dan meriam air.

Beberapa petinggi di negara itu mengundurkan diri, akibat kerusuhan yang terjadi sejak Maret 2022 lalu. Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatannya setelah didesak lengser, pada Senin (9/5/2022).

"Beberapa jam setelah Perdana Menteri Rajapaksa mengundurkan diri, militer Sri Lanka menyelamatkan pria itu dari amukan massa. Seorang sumber keamanan CNN menyampaikan, pihak militer dipanggil kala demonstran dua kali mencoba memasuki tempat tinggal Rajapaksa," demikian dikutip PIFA dari CNN Indonesia (11/5).

Meski perdana menteri telah mengundurkan diri, masyarakat belum juga reda amarahnya. Para demonstran mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menggulingkan Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang merupakan saudara dari perdana menteri.

Namun, Presiden Rajapaksa belum mengundurkan diri. Presiden Rajapaksa tampak meminta warga untuk tetap tenang dan berhenti melakukan kekerasan dan pembalasan melawan warga lain, terlepas dari afiliasi politik.

"Berbagai upaya bakal dilakukan untuk mengembalikan kestabilan politik lewat konsensus, sesuai dengan mandat institusional dan untuk menyelesaikan krisis ekonomi," imbau Presiden Rajapaksa di akun Twitter pribadinya. (yd)

Berita Internasional, PIFA - Krisis ekonomi dan politik yang semakin memanas membuat kondisi Sri Lanka semakin kacau. Melansir CNN Indonesia, demonstran di Sri Lanka membakar berbagai rumah, toko, dan bangunan lainnya milik 38 politikus.

Kepolisian Sri Lanka melaporkan selain 35 rumah itu, sebanyak 75 rumah lainnya mengalami kerusakan, pada Selasa (10/5/2022). Akibatnya, Kementerian Pertahanan Sri Lanka pun memerintahkan pasukan mereka menembak siapapun yang tampak merusak properti milik negara atau melakukan kekerasan kepada pejabat.

CNN Indonesia (11/5) melaporkan, hingga saat ini Sri Lanka masih mengalami krisis ekonomi dan politik yang tak kunjung selesai. Harga bahan pokok dikabarkan meningkat setiap harinya dan banyak daerah yang mengalami pemadaman listrik.

Menanggapi krisis tersebut, ribuan demonstran anti-pemerintah turun ke jalan sejak Maret lalu. Mereka menuntut pemangku kekuasaan agar mengundurkan diri.

Masyarakat Sri Lanka diberitakan terbagi dua kub dalam kerusuhan tersebut, dimana para pendukung pemerintah memukuli pendemo di berbagai tempat dengan tongkat. Kemudian mereka juga merobek dan membakar tenda pendemo.

Menurut pantauan tim CNN di lapangan, pasukan bersenjata dikerahkan untuk mengurai massa. Polisi juga menembakkan gas air mata dan meriam air.

Beberapa petinggi di negara itu mengundurkan diri, akibat kerusuhan yang terjadi sejak Maret 2022 lalu. Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatannya setelah didesak lengser, pada Senin (9/5/2022).

"Beberapa jam setelah Perdana Menteri Rajapaksa mengundurkan diri, militer Sri Lanka menyelamatkan pria itu dari amukan massa. Seorang sumber keamanan CNN menyampaikan, pihak militer dipanggil kala demonstran dua kali mencoba memasuki tempat tinggal Rajapaksa," demikian dikutip PIFA dari CNN Indonesia (11/5).

Meski perdana menteri telah mengundurkan diri, masyarakat belum juga reda amarahnya. Para demonstran mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menggulingkan Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang merupakan saudara dari perdana menteri.

Namun, Presiden Rajapaksa belum mengundurkan diri. Presiden Rajapaksa tampak meminta warga untuk tetap tenang dan berhenti melakukan kekerasan dan pembalasan melawan warga lain, terlepas dari afiliasi politik.

"Berbagai upaya bakal dilakukan untuk mengembalikan kestabilan politik lewat konsensus, sesuai dengan mandat institusional dan untuk menyelesaikan krisis ekonomi," imbau Presiden Rajapaksa di akun Twitter pribadinya. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar