Man City Ingin Akhiri Perjalanan De Bruyne dengan Manis
Inggris | Selasa, 8 April 2025
Gelandang Manchester City asal Belgia yang bakal hengkang musim ini. (X @alimo_philip)
Inggris | Selasa, 8 April 2025
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Puasa seharian di tengah cuaca yang sangat panas memang menjadi salah satu tantangan bagi umat muslim yang menjalankannya kadang juga bikin malas mau ke mana-mana. Nah, kalau kamu bosan saat berada dirumah aja, berikut ini beberapa rekomendasi film yang menarik untuk ditonton di bulan Ramadhan: Ayat-Ayat Cinta (2008) - Film ini mengisahkan kisah cinta Fahri bin Abdillah, seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Kairo, Mesir. Dalam film ini, terdapat banyak pesan moral dan nilai-nilai Islam yang dapat diambil. Negeri 5 Menara (2012) - Film ini diadaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi yang menceritakan tentang perjalanan lima remaja dari kampung yang berjuang untuk meraih mimpi mereka. Film ini mengandung banyak nilai-nilai ke-Islaman dan inspiratif. Habibie & Ainun (2012) - Film ini mengisahkan kisah cinta antara B.J Habibie dan Ainun, istri tercintanya. Film ini memperlihatkan kehidupan Habibie yang banyak diwarnai oleh nilai-nilai agama Islam. 99 Cahaya di Langit Eropa (2013) - Film ini diadaptasi dari novel karya Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra. Film ini mengisahkan perjalanan dua mahasiswa Indonesia yang melakukan penelitian di beberapa negara Eropa dan menemukan keindahan Islam yang ada di sana. Tausiyah Cinta (2016) - Film ini menceritakan tentang seorang ustadz yang terkenal dengan tausiyahnya yang inspiratif dan seorang perempuan yang baru saja ditinggal suaminya. Film ini mengandung banyak pesan moral dan nilai-nilai ke-Islaman yang dapat diambil. Surga Yang Tak Dirindukan (2015) - Film ini mengisahkan kisah cinta seorang janda yang dijodohkan dengan seorang lelaki kaya namun memilih untuk menikahi seorang pemuda miskin. Film ini memperlihatkan bahwa cinta tidak melihat status sosial dan kekayaan, serta mengajarkan tentang kesabaran dan keikhlasan. Ketika Cinta Bertasbih (2009) - Film ini mengisahkan kisah cinta antara seorang mahasiswa Indonesia bernama Nurul dan seorang perempuan Arab bernama Khadijah. Film ini mengandung banyak pesan moral dan nilai-nilai ke-Islaman, seperti kesabaran, keteguhan iman, dan taqwa. Perempuan Berkalung Sorban (2009) - Film ini mengisahkan kisah seorang perempuan bernama Maryam yang ingin menuntut ilmu agama Islam meskipun banyak halangan dan rintangan yang dia hadapi. Film ini mengajarkan tentang kegigihan dalam mengejar cita-cita dan nilai-nilai ke-Islaman. Alif Lam Mim (2015) - Film ini mengisahkan kisah seorang agen rahasia bernama Adam yang menyusup ke dalam organisasi teroris dan mengungkap rencana mereka untuk melakukan aksi terorisme. Film ini mengandung pesan moral tentang keberanian, keteguhan iman, dan kepedulian terhadap sesama. Kartini (2017) - Film ini mengisahkan kisah seorang tokoh perempuan Indonesia bernama Raden Ajeng Kartini yang berjuang untuk hak-hak perempuan di masa kolonial Belanda. Film ini mengajarkan tentang pentingnya pendidikan, kesetaraan gender, dan perjuangan dalam meraih cita-cita. Meskipun filmnya keluaran tahun yang sudah cukup lama film ini cukup menyenangkan untuk kembali bernostalgia bukan? Semoga dapat memberikan inspirasi dan kebermanfaatan bagi kita semua, selamat menonton!
Internasional
PIFA.CO.ID, INTERNASIONAL - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengemukakan gagasannya untuk merelokasi warga Palestina dan membangun kembali Gaza di bawah kepemilikan AS. Namun, gagasan kontroversial ini mendapat penolakan tegas dari Raja Yordania Abdullah II dalam pertemuan di Gedung Putih pada Selasa (11/2) waktu setempat.Seperti dilansir AFP pada Rabu (12/2/2025), Raja Abdullah II menegaskan bahwa Yordania menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat. "Saya menegaskan kembali posisi teguh Yordania terhadap pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Ini adalah posisi Arab yang bersatu," ujar Raja Abdullah II melalui media sosial setelah pertemuan dengan Trump.Raja Abdullah II juga menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduk aslinya serta menangani situasi kemanusiaan yang memburuk. "Membangun kembali Gaza tanpa menggusur warga Palestina dan mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan harus menjadi prioritas semua pihak," tambahnya.Pembicaraan di Gedung PutihDalam pertemuan tersebut, Raja Abdullah II berusaha meyakinkan Trump agar tidak menekan negara-negara Timur Tengah, termasuk Yordania dan Mesir, untuk menerima pengungsi Palestina. Awalnya, Trump sempat mempertimbangkan untuk menghentikan bantuan AS ke Yordania jika negara itu menolak menerima warga Gaza. Namun, Raja Abdullah II berhasil meredam ketegangan tersebut.Salah satu solusi yang diajukan Raja Abdullah II adalah memberikan perawatan bagi 2.000 anak-anak penderita kanker dari Gaza yang membutuhkan bantuan medis darurat. "Salah satu hal yang bisa kita lakukan segera adalah merawat 2.000 anak, anak-anak penderita kanker yang berada dalam kondisi sakit parah. Itu dimungkinkan untuk terjadi," ungkap Raja Abdullah II.Menanggapi hal tersebut, Trump menyebutnya sebagai "tindakan yang sangat indah" dan mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui kondisi ini sebelum pertemuan berlangsung.Trump Tarik Ancaman Penghentian BantuanPekan lalu, Trump mengejutkan dunia dengan mengusulkan agar AS "mengambil alih" Gaza dan membangunnya kembali secara ekonomi. Namun, rencana itu mencakup pemindahan paksa warga Gaza ke negara-negara lain seperti Yordania dan Mesir, tanpa ada rencana untuk memungkinkan mereka kembali ke wilayah asal mereka.Raja Abdullah II mendesak Trump untuk menunggu respons dari Mesir dan membiarkan negara-negara Arab mendiskusikannya lebih lanjut dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi. "Mari kita tunggu sampai Mesir bisa datang dan menyampaikan hal ini kepada presiden dan tidak terburu-buru," katanya.Pada akhirnya, Trump menarik kembali ancamannya terkait penghentian bantuan ke Yordania dan Mesir. "Saya tidak perlu mengancam hal itu. Saya yakin kita lebih baik dari hal semacam itu," ujar Trump di hadapan Raja Abdullah II.Dengan masih adanya perdebatan mengenai gagasan ini, respons dari negara-negara Arab serta komunitas internasional terhadap rencana Trump akan menjadi sorotan dalam waktu dekat.