PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Sering kali, saat kita berbaring di tempat tidur dan mencoba untuk tidur, pikiran justru menjadi semakin aktif. Berbagai hal, mulai dari kekhawatiran sehari-hari hingga daftar tugas yang belum selesai, mengisi kepala dan membuat kita sulit untuk terlelap. Meskipun tampak sepele, pikiran-pikiran ini ternyata memiliki dampak besar terhadap kualitas tidur kita. Menurut laman Hindustan Times (20/3), kebiasaan ini dapat memicu kecemasan, stres, dan bahkan mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang merupakan jam biologis alami untuk mengatur siklus tidur dan bangun.

Siddhi Aiya, seorang psikolog dan pembina kebiasaan dari Alyve Health, menjelaskan bahwa berpikir adalah fungsi alami pikiran. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola hubungan dengan pikiran-pikiran tersebut.

“Daripada mencoba menekan pikiran, strategi yang bermanfaat adalah menuliskan semua yang terlintas di benak Anda sebelum tidur,” ujarnya. Teknik sederhana ini, yang dikenal sebagai jurnaling atau menulis jurnal, ternyata dapat menjadi kunci untuk tidur lebih nyenyak.

Menurut Siddhi, pikiran yang mengganggu sering kali bersifat auditori—seperti suara batin yang terus berbicara tanpa henti. Semakin lama dibiarkan, “suara” ini bisa semakin keras dan tidak terkendali. Dengan menuliskannya di atas kertas, kita mengalihkan pengalaman auditori menjadi visual.

Pergeseran ini membantu mengurangi intensitas pikiran dan memberikan perspektif baru. Ketika pikiran dituangkan dalam bentuk tulisan, ia menjadi lebih nyata, terlihat, dan lebih mudah untuk dikelola atau bahkan diabaikan.

Manfaat lain dari menulis jurnal sebelum tidur adalah kemampuannya untuk mengeksternalisasikan isi pikiran. Proses ini menciptakan ruang bagi kita untuk memproses emosi atau kekhawatiran dengan lebih jernih. Tak jarang, saat menulis, kita menemukan pola atau hubungan dalam pemikiran yang sebelumnya tidak disadari. Misalnya, kekhawatiran yang berulang atau ketakutan yang ternyata berlebihan dapat mulai terlihat lebih jelas dan manageable setelah dituangkan dalam kata-kata.

Siddhi menekankan bahwa jurnaling tidak memerlukan waktu lama untuk memberikan hasil.

“Bahkan hanya 10 menit pencatatan jurnal sebelum tidur dapat mengubah kondisi mental Anda,” katanya.

Dalam waktu singkat itu, kekacauan di pikiran bisa “dirapikan”, sehingga tubuh lebih mudah rileks dan bersiap untuk tidur. Teknik ini diibaratkan seperti merapikan ruang tempat tinggal: ketika pikiran menjadi lebih teratur, kita pun merasa lebih damai.

Lebih dari sekadar membantu tidur, menulis jurnal juga memungkinkan kita untuk menantang pikiran negatif yang berulang. Dengan melihatnya di atas kertas, kita bisa mendapatkan kejelasan dan mulai melepaskan beban mental yang selama ini mengganggu. Hasilnya, tidur menjadi lebih mudah dicapai, dan kualitasnya pun meningkat.

Kurang tidur diketahui dapat mengancam kesehatan mental dan fisik, bahkan berhubungan dengan masalah seperti ADHD pada orang dewasa, sebagaimana diungkap dalam beberapa studi. Oleh karena itu, menemukan cara untuk menenangkan pikiran sebelum tidur adalah langkah penting untuk menjaga kesejahteraan secara keseluruhan. Menulis jurnal bisa menjadi solusi praktis yang tidak hanya efektif, tetapi juga mudah dilakukan oleh siapa saja.

Jadi, jika malam ini pikiran Anda kembali berisik, cobalah ambil pena dan kertas. Tulis apa saja yang ada di kepala Anda selama 10 menit. Siapa tahu, kebiasaan sederhana ini bisa menjadi kunci untuk tidur yang lebih nyenyak dan pikiran yang lebih tenang. Seperti kata Siddhi, “Ini seperti merapikan pikiran Anda—dan bagian terbaiknya, Anda tidak perlu waktu lama untuk melakukannya.”