Jawaban Anies Baswedan soal konglomerat yang tidak banyak mendukungnya di Pilpres 2024. (Dok. Istimewa))

PIFA, Politik – Pada Selasa, 19 September 2023, suasana tajam dan berpikir kritis mengisi acara yang bertajuk  "Mata Najwa: 3 Bacapres Bicara Gagasan" di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam acara ini  diketahui ada 3 Capres yang diundang dan ikut hadir yaitu Anies, Ganjar, dan Prabowo. Masing- masing capres itu diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasannya.  

Pada momen itu bacapres dari koalisi perubahan, Anies menjelaskan bahwa para pengusaha besar enggan memberikan bantuan sumbangan karena pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa mereka yang memberikan sumbangan akan segera menghadapi berbagai jenis pemeriksaan, termasuk pemeriksaan pajak terhadap seluruh perusahaan mereka.

"Mereka takut karena kami telah melihat pengusaha yang berinteraksi, bertemu, dan kemudian mengalami pemeriksaan. Ada pemeriksaan pajak dan pemeriksaan lainnya," kata Anies, dikutip PIFA dari Narasi tv, Rabu (20/9).

Anies juga memberikan contoh kasus di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di mana pengusaha yang memberikan bantuan kampanye langsung diperiksa oleh pajak terhadap seluruh perusahaannya.

Najwa kemudian menanyakan apakah pernyataan Anies itu berarti alat negara digunakan untuk mengintimidasi orang-orang yang membantu pencalonannya. 

Anies menjawab, "Itu laporannya begitu."

Pertanyaan pun muncul tentang siapa yang memerintahkan penggunaan alat negara untuk tujuan intimidasi tersebut, dan Anies mengakui bahwa ia tidak tahu siapa yang memberi perintah, tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal tersebut.

Anies menutup wawancara dengan mengajak semua pihak, termasuk pengusaha-pengusaha, untuk tidak membiarkan rasa takut menguasai republik ini dan untuk bersama-sama berjuang demi kebebasan dan perubahan yang lebih baik. (hs)

PIFA, Politik – Pada Selasa, 19 September 2023, suasana tajam dan berpikir kritis mengisi acara yang bertajuk  "Mata Najwa: 3 Bacapres Bicara Gagasan" di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam acara ini  diketahui ada 3 Capres yang diundang dan ikut hadir yaitu Anies, Ganjar, dan Prabowo. Masing- masing capres itu diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasannya.  

Pada momen itu bacapres dari koalisi perubahan, Anies menjelaskan bahwa para pengusaha besar enggan memberikan bantuan sumbangan karena pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa mereka yang memberikan sumbangan akan segera menghadapi berbagai jenis pemeriksaan, termasuk pemeriksaan pajak terhadap seluruh perusahaan mereka.

"Mereka takut karena kami telah melihat pengusaha yang berinteraksi, bertemu, dan kemudian mengalami pemeriksaan. Ada pemeriksaan pajak dan pemeriksaan lainnya," kata Anies, dikutip PIFA dari Narasi tv, Rabu (20/9).

Anies juga memberikan contoh kasus di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di mana pengusaha yang memberikan bantuan kampanye langsung diperiksa oleh pajak terhadap seluruh perusahaannya.

Najwa kemudian menanyakan apakah pernyataan Anies itu berarti alat negara digunakan untuk mengintimidasi orang-orang yang membantu pencalonannya. 

Anies menjawab, "Itu laporannya begitu."

Pertanyaan pun muncul tentang siapa yang memerintahkan penggunaan alat negara untuk tujuan intimidasi tersebut, dan Anies mengakui bahwa ia tidak tahu siapa yang memberi perintah, tetapi fakta di lapangan menunjukkan hal tersebut.

Anies menutup wawancara dengan mengajak semua pihak, termasuk pengusaha-pengusaha, untuk tidak membiarkan rasa takut menguasai republik ini dan untuk bersama-sama berjuang demi kebebasan dan perubahan yang lebih baik. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar