Media Malaysia Soroti Kebangkitan Timnas Indonesia Usai Bekuk Bahrain
Indonesia | Kamis, 27 Maret 2025
Media Malaysia menyoroti kebangkitan Timnas Indonesia usai membekuk Bahrain. (X @TimnasIndonesia)
Indonesia | Kamis, 27 Maret 2025
Pifabiz
Pifabiz - Shela Lala alias Mbak Lala mulai dikenal kalangan masyarakat semenjak menjadi pengasuh Rafathar. Mbak Lala telah dipekerjakan Nagita Slavina untuk menjadi pengasuh anak sulungnya tersebut sejak sepekan setelah Rafathar lahir. Menurut perempuan asal Lampung itu, pada saat awal-awal bekerja, dirinya belum mendapat izin untuk menyentuh Baby Rafathar. Mbak Lala hanya ditugaskan membantu istri Nagita Slavina untuk mempersiapkan segala keperluan sang anak. Namun begitu, ternyata Raffi Ahmad tidak mengetahui berapa besaran gaji Mbak Lala sewaktu awal-awal bekerja di keluarganya. Raffi pun mengaku penasaran dengan besaran honor Lala mengasuh anaknya. “Karena kan bukan nego sama gue, tapi Nagita. Nah, dia sebenarnya lebih pelit tuh dari gue,” ungkapnya dikutip dari celebrity.okezone.com, Minggu (9/10/2022). Mendapatkan pertanyaan tersebut, Mbak Lala pun secara jujur mengungkapkan bahwa gaji awalnya bekerja sebagai pengasuh Rafathar adalah Rp 1 Juta. “Ya karena dulu enggak megang Rafathar sama sekali, (gajinya) sekitar Rp1 juta. Itu pertama kali kerja tuh hanya bantu nyiapin keperluan bayi,” ujar Lala. Mendapat jawaban tersebut, Raffi Ahmad pun menegaskan bahwa nominal tersebut merupakan gaji bersih yang diterima Mbak Lala setiap bulannya. Seiring kepercayaan yang didapatkannya dari Raffi dan Nagita, kini Mbak Lala pun mampu mengantongi gaji hingga puluhan juta per bulan. "Ya, itu kan gaji Lala yang dulu. Sekarang, dia bisa dapat puluhan juta rupiah dari endorse dan gaji,” kata Raffi. (b)
Sports
Berita Sports, PIFA - FIFA telah merilis bola baru yang akan digunakan secara khusus untuk pertandingan semifinal dan final Piala Dunia 2022 Qatar. Bola dengan nama Al Hilm ini akan menggantikan Al Rihla yang sebelumnya digunakan sejak fase grup hingga babak perempat final. Dalam bahasa Arab, Al Hilm bermakna sebagai 'mimpi'. Bola yang dirilis pada Minggu (11/12) kemarin ini akan melanjutkan kiprah Al Rihla yang artinya 'perjalanan'. Desain bola Al Hilm dibuat dengan warna dasar emas bertekstur yang menampilkan pola segitiga halus. Corak tersebut erinspirasi dari padang pasir yang berkilauan di sekitar kota Doha, warna trofi Piala Dunia, serta pola bendera Qatar. Al Hilm juga tak kalah canggih dengan Al Rihla. Melansir laman FIFA, di dalam bola Al Hilm ada teknologi 'connected ball' yang akan sangat membantu wasit dan pertandingan. Teknologi dari Adidas ini sebelumnya tak ada dalam bola Al Rihla. Dalam Al Hilm terdapat sensor IMU (Inertial Measurement Unit) yang mendukung pengambilan keputusan lebih cepat dan akurat. Direktur teknologi & inovasi sepak bola FIFA, Johannes Holzmueller menjelaskan, sensor itu akan menangkap data gabungan dari bola di lapangan dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan yang dapat memutuskan offside semi-otomatis. "Dengan perkembangan teknologi bola yang terhubung, Adidas memungkinkan lapisan informasi penting tambahan tersedia untuk petugas video [VAR -red] pertandingan," jelasnya, dikutip dari CNNIndonesia.com, Senin (12/12). "Data dari bola membuka wawasan baru untuk menceritakan momen-momen unik di lapangan Piala Dunia ini," lanjutnya. Partai Semifinal Piala Dunia 2022 akan digelar pada Rabu (14/12) dan Kamis (15/12) dini hari WIB. Sementara finalnya berlangsung pada Minggu (18/12) malam WIB.
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS – Sepanjang 23 pekan Premier League musim ini, sistem Video Assistant Referee (VAR) telah mencatatkan 13 kesalahan dalam pengambilan keputusan. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan musim sebelumnya dalam periode yang sama, tetapi tetap berpengaruh besar pada jalannya kompetisi.Menurut laporan BBC pada Rabu (5/2), dari total 70 intervensi VAR dalam 239 pertandingan yang sudah berlangsung, 13 di antaranya dikategorikan sebagai kesalahan. Rinciannya, sembilan intervensi yang seharusnya dilakukan tetapi terlewatkan dan empat intervensi yang justru keliru.Meskipun demikian, tingkat akurasi VAR musim ini meningkat menjadi 96,4 persen dibandingkan musim lalu yang mencatat 95,7 persen dengan 20 kesalahan. Data ini disampaikan oleh panel Key Match Incidents (KMI)."Kami tak meremehkan dampak dari sebuah kesalahan. Kami sadar bahwa satu kesalahan saja bisa berakibat mahal untuk sebuah klub. Poin dan hasil di lapangan bisa memengaruhi nasib manajer, dan bisa juga nasib para pemain," ujar CFO KMI Tony Scholes.Salah satu dampak besar keputusan VAR terjadi pada Oktober lalu, ketika Erik ten Hag didepak dari jabatannya sebagai manajer Manchester United usai kekalahan 1-2 dari West Ham United. Gol kemenangan The Hammers berasal dari penalti yang diberikan setelah tinjauan VAR, yang kemudian diakui sebagai keputusan keliru.Bulan lalu, wasit Michael Oliver juga menjadi sasaran perundungan dan ancaman setelah mengeluarkan kartu merah kepada Myles Lewis-Skelly dalam laga Arsenal kontra Wolverhampton Wanderers. Arsenal kemudian mengajukan banding, keputusan kartu merah dianulir, dan Lewis-Skelly bisa bermain serta mencetak gol di laga berikutnya melawan Manchester City.Meskipun VAR dan wasit masih menjadi sorotan, Scholes menegaskan bahwa mereka telah menjalankan tugas dengan baik."Kami semua memiliki tanggung jawab untuk bersikap seimbang dalam komentar-komentar yang dibuat. Kami tak bisa membiarkan para ofisial, bagian penting dari liga yang sukses dan menghibur, menghadapi pelecehan seperti yang beberapa kali terjadi," ungkap Scholes."Mereka semua orang baik. Saya tahu persepsi yang ada tak selalu begitu, namun seluruh dunia mengakui kehebatan mereka," tambahnya.Premier League sendiri tidak merilis detail sembilan kesalahan intervensi VAR yang terlewatkan, namun secara terbuka mengungkap empat kesalahan yang berdampak pada hasil pertandingan. Berikut daftarnya:Bournemouth vs Newcastle United (25 Agustus 2024)Bournemouth seharusnya meraih kemenangan melalui gol Dango Outtara, tetapi VAR menganulirnya karena menganggap bola lebih dulu menyentuh tangan sang pemain. VAR pun tidak meminta wasit untuk mengecek insiden itu secara langsung melalui monitor. Belakangan, Komite Wasit menyatakan bahwa VAR seharusnya tidak ikut campur dalam keputusan tersebut.West Ham United vs Manchester United (27 Oktober 2024)Danny Ings dijatuhkan di kotak penalti dalam perebutan bola dengan Matthijs de Ligt. Awalnya, wasit tidak menganggap itu sebagai pelanggaran, tetapi VAR merekomendasikan tinjauan ulang dan akhirnya berujung penalti. Jarrod Bowen sukses mengeksekusi penalti tersebut, mengamankan kemenangan 2-1 bagi West Ham.Everton vs Brentford (23 November 2024)Christian Noorgard menerima kartu merah setelah dianggap melakukan pelanggaran keras terhadap Jordan Pickford. Keputusan tersebut dibuat berdasarkan rekomendasi VAR setelah wasit awalnya tidak memberikan hukuman. Namun, setelah Brentford mengajukan banding, kartu merah itu dibatalkan dan hukuman larangan bermain tiga laga pun dicabut.Nottingham Forest vs Southampton (19 Januari 2025)Nikola Milenkovic mencetak gol yang seharusnya membawa Nottingham Forest unggul 4-1, tetapi wasit menganulirnya setelah menilai Chris Wood—yang berada dalam posisi offside—mengganggu pemain belakang Southampton meskipun tidak menyentuh bola. Panel independen kemudian menyimpulkan bahwa gol tersebut seharusnya sah. Meski demikian, Forest tetap menang dengan skor akhir 3-2.