Megawati Soroti Perlakuan Hukum terhadap PDIP dan Kasus Hasto Kristiyanto
Indonesia | Sabtu, 11 Januari 2025
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, saat pidato di HUT ke-52. (Dok. PDIP)
Indonesia | Sabtu, 11 Januari 2025
Politik
PIFA, Politik - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dianggap layak untuk dipertimbangkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi bakal calon presiden Ganjar Pranowo. Andika termasuk salah satu dari lima tokoh yang masuk dalam daftar calon cawapres potensial untuk Ganjar. Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, mengemukakan pandangannya dalam sebuah pernyataan tertulis pada Senin (7/8/2023). “Hingga kini siapa pendamping Ganjar Pranowo belum ditentukan. Di tengah dinamika geopolitik, PDIP perlu mempertimbangkan sosok pensiunan militer seperti Andika Perkasa untuk mendampingi Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres 2024,” ungkapnya, mengutip Sindonews. Anton menjelaskan bahwa ada dua alasan penting mengapa opsi ini harus diperhitungkan. Pertama, dia berpendapat bahwa Ganjar Pranowo tampaknya kurang memiliki pengalaman dan pemahaman yang kuat dalam diplomasi dan politik global. Di sisi lain, Prabowo Subianto, calon presiden potensial, sering kali dianggap memiliki keunggulan dalam hal ini. Dengan kata lain, jika nanti terjadi konfrontasi antara Ganjar dan Prabowo, Prabowo berpotensi mendominasi dalam hal pemaparan isu-isu global. Kedua, Anton melanjutkan, Ganjar Pranowo juga dianggap belum memiliki pemahaman yang memadai terkait dinamika keamanan internasional. Menurutnya, di tengah-tengah situasi geopolitik yang tidak stabil dan kerentanan keamanan di kawasan, pemahaman dan kesadaran akan isu-isu keamanan menjadi hal yang krusial untuk memimpin Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, Anton berpendapat bahwa kehadiran seorang cawapres yang berasal dari latar belakang militer dapat menjadi pilihan yang bijak bagi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Prinsipnya adalah bahwa kehadiran seorang mantan anggota TNI sebagai cawapres dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh Ganjar dalam pertempuran politik mendatang. Namun, Anton juga menekankan bahwa cawapres yang diambil sebagai pendamping Ganjar harus memiliki sifat yang fleksibel dan mampu berkomunikasi dengan publik dengan baik. Selain itu, pengalaman, rekam jejak, dan pemahaman akademik yang memadai juga akan meningkatkan daya tarik pasangan ini, yang akan diusung oleh PDIP. Lebih lanjut, Anton menyatakan bahwa meskipun elektabilitas calon cawapres potensial ini saat ini masih di bawah 10 persen, PDIP seharusnya belajar dari pengalaman kemenangan duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004. Menurutnya, elektabilitas yang rendah sebelum pemilihan tidak selalu mengindikasikan peluang kemenangan yang tipis. Dengan dukungan mesin politik yang kuat dan waktu yang cukup untuk sosialisasi, peluang elektabilitas Ganjar dapat meningkat secara signifikan. (yd)
Nasional
PIFA.CO.ID, NASIONAL - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil langkah tegas menyusul terungkapnya kasus pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh dr. PAP (31), seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyampaikan bahwa pihaknya telah meminta Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) untuk segera mencabut Surat Tanda Registrasi (STR) milik dr. PAP.“Sebagai langkah tegas pertama, Kemenkes sudah meminta kepada KKI untuk segera mencabut STR dr. PAP. Pencabutan STR akan otomatis membatalkan Surat Izin Praktek (SIP)-nya,” kata Aji dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (9/4).Kemenkes menyampaikan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas tindakan yang dilakukan oleh PAP, yang saat ini telah dikembalikan ke pihak Unpad dan diberhentikan sebagai mahasiswa. Ia kini sedang menjalani proses hukum di Polda Jawa Barat.Lebih lanjut, Kemenkes juga menginstruksikan kepada Direktur Utama RSHS untuk menghentikan sementara selama satu bulan kegiatan residensi PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif di rumah sakit tersebut. Tujuannya adalah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan tata kelola bersama Fakultas Kedokteran Unpad.Kronologi KejadianMenurut keterangan dari Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan, insiden tragis itu terjadi pada 18 Maret 2025, saat korban yang sedang mendampingi ayahnya yang dalam kondisi kritis diminta oleh tersangka untuk melakukan transfusi darah seorang diri di ruang 711 Gedung MCHC RSHS Bandung.Tersangka kemudian menyuntikkan cairan bius melalui infus setelah menusuk tangan korban sebanyak 15 kali. Akibatnya, korban merasa pusing dan akhirnya tidak sadarkan diri. Saat dalam kondisi tak sadar itulah, PAP diduga melakukan tindak pemerkosaan.“Setelah sadar sekitar pukul 04.00 WIB, korban diminta berganti pakaian dan diantar ke lantai bawah. Saat buang air kecil, korban merasakan perih di bagian tubuhnya,” ungkap Hendra.Korban akhirnya menceritakan kejadian yang dialaminya melalui media sosial, hingga kasus ini mencuat ke publik dan menjadi perhatian luas.Penyidikan dan Barang BuktiPolda Jabar telah memeriksa 11 orang saksi, termasuk korban, anggota keluarga korban, perawat, dokter, dan staf rumah sakit lainnya. Sejumlah barang bukti telah diamankan, termasuk hasil visum dan alat kontrasepsi yang diduga digunakan oleh pelaku.Penyidik juga tengah mendalami motif pelaku, termasuk indikasi kelainan perilaku seksual, yang akan dikaji lebih lanjut melalui pemeriksaan psikologi forensik.Kasus ini memunculkan desakan dari berbagai pihak agar pengawasan terhadap pendidikan dokter spesialis diperketat, serta adanya reformasi dalam sistem rekrutmen dan pengawasan praktik kedokteran di rumah sakit pendidikan.
Sports
PIFA, Sports - Kai Havertz secara terbuka mengungkapkan rasa syukurnya setelah pindah dari Chelsea ke Arsenal. Havertz merasa lebih bahagia di atas lapangan dan performanya juga meningkat usai diboyong dengan harga 65 juta Pounds atau sekitar Rp 1,3 triliun. "Kepindahan saya dari Chelsea ke Arsenal tidak sia-sia," ujarnya mengutip Daily Mail. "Di Arsenal ada kekuatan dari manajer, rekan setim, dan orang-orang di klub yang mendukung Anda," jelasnya. Musim lalu, pemain 24 tahun ini mencetak 13 gol dan tujuh assist dalam 37 pertandingan Liga Inggris. Jumlah ini meningkat dibanding dua musim sebelumnya saat masih di Chelsea, dimana ia hanya mencetak tujuh gol dan satu assist dari 35 pertandingan. Havertz sadar, harapan fans Arsenal juga besar. Namun, ia hanya ingin fokus bermain di lapangan dan membantu Arsenal meraih kemenangan. "Fans Chelsea marah karena saya pergi, fans Arsenal juga tidak begitu antusias karena awalnya tidak berjalan baik. Tapi setelahnya, semua menjadi sangat baik," tutupnya. (yd)