Momen adik Dinar Candy sudah kembali kumpul dengan keluarganya. (Foto: dok. Instagram Dinar Candy)

Pifabiz - Gempa di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menewaskan sedikitnya 268 orang.

"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa.

Selain korban jiwa, gempa tersebut juga mengakibatkan puluhan ribu bangunan rusak. Salah satu bangunan yang terdampak gempa tersebut adalah pesantren Al Uzlah, Ciherang, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, tempat adik Dinar Candy, Cecep, menimba ilmu.

Pada saat kejadian, Cecep sedang mengobrol dengan teman-temannya sesama santri di pesantren tersebut. Menurutnya, saat gempa itu terjadi Cecep merasa lemas hingga tak mampu berlari.

"Masih pakai baju sekolah. Lagi pada ngobrol, pas getar itu, orang-orang pada keluar, aku panik, lemas nggak bisa lari." kata Cecep melansir detikcom.

Ketika sudah bisa menguasai dirinya, Cecep yang hendak berlari dengan menaiki tangga justru melihat tangga tersebut roboh.

"Pas sudah ini baru bisa lari, mau naik ke tangga, tangga itu roboh, Orang-orang pada maksa naik ke tangga, tangga itu roboh pada kehantam. Aku ada bata berusaha naik," kata Cecep.

Cecep mengungkapkan, di sekolahnya, dalam satu kelas terdapat sekitar 30 puluh orang. Pada saat gempa berkekuatan M 5,6 itu terjadi, semua orang menyelamatkan diri masing-masing.

"Satu kelas sekitar 30 puluhan menyelamatkan diri masing-masing," ungkap Cecep.

"Dia loncat dari toilet ke lapangan, tapi alhamdulillah nggak apa-apa. Kan dia belum sempat naik tangga, dia nyari toilet," timpal Dinar Candy.

Sementara itu, Ayah Dinar Candy, Acep, langsung menuju ke pesantren setelah gempa mereda.

Sebagai seorang Ayah, hati Acep tak bisa tenang memikirkan nasib putra bungsunya. Sepanjang perjalanan menuju pesantren, dirinya pun beharap-harap cemas.

"(Di pesantren nggak ada korban jiwa) Ada yang sobek, berlumuran darah," ujarnya.

Sementara itu, di Pesantren, menurut Cecep semua murid berkumpul di lapangan dan kebon. Cecep sendiri mengaku 8 kali merasakan gempa. Menurutnya, gempa yang paling terasa adalah gempa pertama.

"Delapan kali gempa. Awalnya doang gede, keenam kalinya getar saja. (Waktu gempa susulan) Sudah beres lagi istirahat, nenangin diri, getar lagi. Itu kumpul di kebon," ujar Cecep.

Cecep menceritakan banyak rumah di sekitar pesantrennya yang rusak. Saat ini kondisi Cecep baik-baik saja dan sudah bisa berkumpul dengan ayah dan ibu, serta langsung diboyong ke kediaman Dinar Candy. (b)

Pifabiz - Gempa di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menewaskan sedikitnya 268 orang.

"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa.

Selain korban jiwa, gempa tersebut juga mengakibatkan puluhan ribu bangunan rusak. Salah satu bangunan yang terdampak gempa tersebut adalah pesantren Al Uzlah, Ciherang, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, tempat adik Dinar Candy, Cecep, menimba ilmu.

Pada saat kejadian, Cecep sedang mengobrol dengan teman-temannya sesama santri di pesantren tersebut. Menurutnya, saat gempa itu terjadi Cecep merasa lemas hingga tak mampu berlari.

"Masih pakai baju sekolah. Lagi pada ngobrol, pas getar itu, orang-orang pada keluar, aku panik, lemas nggak bisa lari." kata Cecep melansir detikcom.

Ketika sudah bisa menguasai dirinya, Cecep yang hendak berlari dengan menaiki tangga justru melihat tangga tersebut roboh.

"Pas sudah ini baru bisa lari, mau naik ke tangga, tangga itu roboh, Orang-orang pada maksa naik ke tangga, tangga itu roboh pada kehantam. Aku ada bata berusaha naik," kata Cecep.

Cecep mengungkapkan, di sekolahnya, dalam satu kelas terdapat sekitar 30 puluh orang. Pada saat gempa berkekuatan M 5,6 itu terjadi, semua orang menyelamatkan diri masing-masing.

"Satu kelas sekitar 30 puluhan menyelamatkan diri masing-masing," ungkap Cecep.

"Dia loncat dari toilet ke lapangan, tapi alhamdulillah nggak apa-apa. Kan dia belum sempat naik tangga, dia nyari toilet," timpal Dinar Candy.

Sementara itu, Ayah Dinar Candy, Acep, langsung menuju ke pesantren setelah gempa mereda.

Sebagai seorang Ayah, hati Acep tak bisa tenang memikirkan nasib putra bungsunya. Sepanjang perjalanan menuju pesantren, dirinya pun beharap-harap cemas.

"(Di pesantren nggak ada korban jiwa) Ada yang sobek, berlumuran darah," ujarnya.

Sementara itu, di Pesantren, menurut Cecep semua murid berkumpul di lapangan dan kebon. Cecep sendiri mengaku 8 kali merasakan gempa. Menurutnya, gempa yang paling terasa adalah gempa pertama.

"Delapan kali gempa. Awalnya doang gede, keenam kalinya getar saja. (Waktu gempa susulan) Sudah beres lagi istirahat, nenangin diri, getar lagi. Itu kumpul di kebon," ujar Cecep.

Cecep menceritakan banyak rumah di sekitar pesantrennya yang rusak. Saat ini kondisi Cecep baik-baik saja dan sudah bisa berkumpul dengan ayah dan ibu, serta langsung diboyong ke kediaman Dinar Candy. (b)

0

0

You can share on :

0 Komentar