Mengenal Ameera Khan, Model Asal Malaysia yang Disebut Pacar Baru Jefri Nichol
Indonesia | Jumat, 17 Januari 2025
Profil Ameera Khan, pacar baru Jefri Nichol. (Kolase: Liputan6)
Indonesia | Jumat, 17 Januari 2025
Sports
Berita Sports, PIFA - PSSI melalui laman resminya mengumumkan bahwa pertandingan FIFA Match Day antara timnas Indonesia dan Bangladesh pada Rabu (1/6) di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Akan ada penjualan tiket untuk penonton, PSSI menyediakan tiket sebanyak 9000 lembar. “Alhamdulillah pada periode FIFA Match Day kali ini timnas Indonesia mendapatkan lawan Bangladesh. Insya Allah laga ini dapat ditonton secara langsung oleh suporter timnas Indonesia di Stadion, karena kami berencana menjual tiket pertandingan,” kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Laga ini juga sebagai persiapan skuad Garuda asuhan Coach Shin Tae-yong untuk mengikuti Kualifikasi Piala Asia 2023. Pada babak kualifikasi itu Indonesia satu grup dengan Kuwait, Nepal, dan Yordania. Laga perdananya akan melawan Kuwait pada 11 Juni. "Tentu uji coba melawan Bangladesh bagus seagai persiapan mengikuti Kualifikasi Piala Asia pada awal Juni mendatang. Kami menargetkan timnas Indonesia mampu menang melawan Bangladesh. Hal ini sangat penting untuk menaikkan peringkat FIFA Indonesia. Semoga para pemain terus bekerja keras, selalu memberikan kemampuan terbaik, dan meraih hasil maksimal nantinya," Ketum PSSI. Pertandingan Indonesia melawan Bangladesh akan kick off pada pukul 20.30 WIB. Saat ini, skuad Garuda tengah menjalani pemusatan latihan di Stadion Persib Sidolig sejak Jumat (27/5) lalu.
Lokal
Berita Sanggau, PIFA - Wakil Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot, M.Si melakukan ziarah dan tabur bunga ke Makam Pangsuma di Jalan Djoko Soedarmo, Desa Meliau Hilir, Kecamatan Meliau, Jum’at (1/4/2022). Kegiatan ini masih merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke – 406 Kota Sanggau Tahun 2022, dengan tema “Sanggau Bergotong Royong, Harmonis dan Inovatif Untuk Kesejahteraan Bersama”. Wabup Sanggau Yohanes Ontot mengatakan, ziarah ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang bergerilya melawan penjajah Jepang di Meliau. “Mengapa kita datang pada peringatan Hari Jadi Kota Sanggau, karena kita mengingat pesan Bung Karno, jangan pernah lupakan sejarah. Sanggau ini ada, pasti ada orang sebelumnya yang merintis dengan cara, dengan pikiran mereka pada kondisi waktu itu. Sejarah Sanggau ini cukup panjang, yang harus kita refleksi ulang agar para generasi kita tidak lupa,” ucap Wabup, Yohanes Ontot. Pangsuma, lanjut dikatakan Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot yang juga selaku Ketua DAD Kabupaten Sanggau ini, telah berjuang membebaskan Meliau dari penjajah Jepang. “Untuk Pangsuma ini, sejarah yang mungkin kita sudah tahu persis sepak terjangnya pada waktu itu, pada zaman penjajahan Jepang. Bagaimana upaya-upaya dia mengusir Jepang di kawasan Meliau,” ujarnya. Wabup mengungkapkan, di komplek Makam Pangsuma ini, termasuk ada Pak Timbang, Nenek Timbang, Pak Burung. “Kemudian Pak Ajoen Langgan Jantan ini kebetulan om (paman), karena sepupu bapak saya. Ada lagi beberapa orang. Mereka ini adalah pejuang di masa penjajahan pada waktu itu,” jelasnya. Ia menambahkan, ziarah ini untuk mengingat kembali sebagai tanda penghormatan. “Agar ada damai dalam hidup mereka di surga dan mereka kita berharap mendoakan kita. Agar Sanggau secara khusus dan Indonesia secara umum bisa nyaman, aman dan damai. NKRI harga mati,” pungkasnya Sementara itu Camat Meliau Tang, dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih kepada Wakil Bupati yang sudah bersedia mengunjungi Makam Pangsuma pada kesempatan Hari Jadi ke-405 Kota Sanggau. “Inilah keadaan Makam Pangsuma yang kita lihat sekarang ini. Dan saya berharap, mudah-mudahan dengan adanya kunjungan pak Wakil Bupati ini, komplek Makam Pangsuma ini nanti bisa lebih baik ke depan. Dan selaku camat saya juga berharap Makam Pangsuma ini bisa dikunjungi setiap tahun pada peringatan Hari Jadi Kota Sanggau,” ujarnya. Hadir dalam kesempatan tersebut mendampingi Wakil Bupati Sanggau yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau Sudarsono, Kepala BPBD Kabupaten Sanggau Siron dan Direktur PSDKU Polnep Pontianak di Sanggau, Kapolsek Meliau Iptu Nana Supriatna, Danramil Meliau Plh Danramil Sertu Kusnadi , perwakilan keluarga Pangsuma M Jolang, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sanggau, perwakilan Forkompimcam, sejumlah kepala desa, pengurus PDKS Meliau serta tamu undangan lainnya. Ziarah berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat. (ja)
Lokal
Pontianak - Setiap daerah di Ibu Pertiwi Indonesia punya nama unik yang seringkali dijadikan panggilan untuk julukannya. Pontianak Kota Seribu Parit, begitulah bunyi salah satu julukan Kota Pontianak yang disematkan sejak masa penjajahan Kolonial Belanda. Lantas, apa saja julukan Kota Pontianak? Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Melansir dari situs resmi Kota Pontianak, kota tersebut didirikan pada 23 Oktober 1771 oleh Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie di daerah tiga cabang sungai, yakni Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Secara geografis, luas wilayah Kota Pontianak mencapai 107,82 km2 dengan total 6 kecamatan dan 29 kelurahan. Menariknya, hampir sebagian kecamatan di Pontianak memiliki bantaran sungai dan parit yang keseluruhannya berjumlah 61 sungai/parit. "Sebagian masyarakat masih memanfaatkan sungai/parit untuk kebutuhan sehari-hari dan sungai/parit tersebut juga sebagai penunjang sarana dan prasarana," seperti dikutip dari pontianakkota.go.id. Kota Pontianak juga memiliki julukan yang cukup banyak, unik, sangat menggambarkan sejarah dan peradaban kotanya. Berikut adalah ragam Julukan Kota Pontianak yang wajib kamu ketahui: 1. Khuntien Kota Pontianak dikenal juga dengan sebutan “Khun Tien”. Julukan itu diberikan oleh Etnis Tionghoa Pontianak yang sudah lama menetap sejak kerajaan Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie. Etnis tersebut pada awalnya menjajaki Pontianak untuk berdagang. Nama "Pontianak" yang horor karena diambil dari salah satu hantu (kuntilanak) memicu kedatangan pedagang-pedagang Tiongkok. Kala itu, mereka berlabuh dari pelataran Tiongkok selatan menuju daerah Pontianak dan Singkawang. Khuntien yang terus bertumbuh juga andil dari masyarakat Tionghoa itu, akulturasi budaya yang terjadi selama berabad-abad telah melahirkan kebudayaan dan peradaban yang unik hingga sekarang. Merujuk dari data Badan Pusat Statistika Pontianak, dari 655.017 total penduduk Kota Pontianak, 18,09 persennya berasal dari Etnis Tionghoa. 2. Pontianak Kota Seribu Parit Salah satu julukan yang populer untuk Kota Pontianak adalah Kota Seribu Parit. Bila diulik jauh ratusan tahun lalu, parit-parit di Pontianak ada sejarahnya. Parit-parit tersebut diduga sudah ada sejak sebelum masa Kesultanan Pontianak. Kemudian, berlanjut di masa Kolonial Belanda. Melansir dari Platform Interaktif Kompas, menurut Ketua Pontianak Urban Forest Deman Huri, sejak dulu, parit-parit yang ada di Pontianak terdiri atas parit alam dan buatan. Lebarnya 6 hingga 20 meter dan terdiri dari parit primer, sekunder, dan tersier. "Parit-parit dibangun untuk menjaga stabilitas dan sirkulasi air serta saling terhubung satu dengan lainnya. Tidak hanya itu, parit juga memiliki fungsi ekologis yang penting. Jika tidak ada parit, kota Pontianak yang dibelah oleh Sungai Kapuas, Landak, dan Punggur bisa terancam tenggelam," ulas Kompas.id (9/1/2021). 3. Pontianak Kota Khatulistiwa Kota Pontianak juga dikenal dengan julukan Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara Kota Pontianak, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun yang dibangun pada titik dilalui garis lintang nol derajat bumi. 4. Pontianak Kota Seribu Warung Kopi Minum kopi sudah jadi budaya masyarakat Kota Pontianak, ada banyak sekali warung kopi di kota ini. Bila berkunjung ke Pontianak, kamu mungkin kebingungan mencari lokasi ngopi. Sebab di setiap sudut kota dan jalan ada banyak pilihan warung kopinya, mulai dari yang tradisional hingga modern dengan konsep Coffe Shop kekinian. Banyaknya warung kopi itu membuat Pontianak dijuluki sebagai Kota Seribu Warung Kopi. Menariknya, Pontianak juga memiliki Coffe Street yang terletak di Jalan Gajah Mada. Jalan tersebut telah diresmikan dan dijadikan sebagai kawasan wisata warung kopi oleh Pemerintah Pontianak. Dari sekian banyak warung kopi yang ada gak afdol dan sah rasanya bila kamu belum minum kopi di Warung Kopi Asiang dan Warung Kopi Aming saat beranjak ke Pontianak. Keduanya memiliki ciri khas yang berbeda dalam penyajian minumannya. 5. Pontianak Kota Bersinar Julukan ini diambil dari slogan Pemerintah Kota Pontianak, yakni "Pontianak Kota Bersinar". Bersinar tak serta merta diartikan sebagai cahaya yang menyinari kota tersebut, melainkan sebuah singkatan yang menggambarkan Pontianak dan citanya. Adapun kepanjangan dari Bersinar adalah Bersih, Sehat, Indah, Aman, dan Ramah. Dirangkum dari berbagai sumber, itulah ragam julukan Kota Pontianak yang bergema hingga sejauh ini. Ada lagi julukan Kota Pontianak yang belum dipaparkan? Kalau ada yang ketinggalan, tulis di kolom komentar di bawah yah..!!