Meta Eksplorasi Pengembangan Robot Humanoid untuk Masa Depan
Dunia | Minggu, 16 Februari 2025
Meta mengeksplorasi pengembangan Robot Humanoid untuk masa depan. (Ilustrasi)
Dunia | Minggu, 16 Februari 2025
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Sebuah momen unik terjadi saat pertandingan Venezia FC menghadapi AC Milan dalam lanjutan Liga Italia 2024-2025. Tijjani Reijnders- abangnya Eliano Reijnders yang perkuat Timnas Indonesia, kedapatan menjewer telinga Jay Idzes di tengah laga, menunjukkan kedekatan personal di antara keduanya.Pertandingan yang digelar di Stadion Pier Luigi Penzo, Venezia, Italia, pada Minggu, 27 April 2025 malam WIB itu berakhir dengan kemenangan Rossoneri 2-0. Gol-gol Milan dicetak oleh Christian Pulisic di menit ke-5 dan Santi Gimenez di masa injury time (90+6').1. Sama-sama Tampil PenuhBaik Jay Idzes maupun Tijjani Reijnders bermain penuh sepanjang pertandingan. Idzes, yang menjadi kapten Venezia, kembali dipercaya menjaga lini pertahanan timnya. Sementara Reijnders di kubu Milan tampil solid dan bahkan sukses mencatatkan assist untuk gol Santi Gimenez.Meski gagal menghalau dua gol AC Milan, Idzes tetap mendapat apresiasi atas performa individunya yang dinilai konsisten di lini belakang.2. Aksi Jewer TelingaInsiden menarik terjadi pada menit ke-34 ketika Reijnders secara tiba-tiba menjewer telinga Idzes yang saat itu tengah berbicara dengan wasit.Saat itu, wasit sedang menunggu keputusan dari ruang VAR mengenai keabsahan gol Venezia yang akhirnya dianulir. Sebagai kapten, Idzes memang berhak melakukan protes kepada pengadil lapangan. Namun, Reijnders yang dikenal bertemperamen santai, justru menggoda Idzes dengan menjewer telinganya, mencairkan suasana tegang.3. Hubungan AkrabAlih-alih tersinggung, Jay Idzes merespons dengan tawa kecil. Keduanya bahkan terlihat berbincang santai setelah momen tersebut.Tak heran jika ada keakraban di antara mereka. Tijjani Reijnders dan Jay Idzes sama-sama tumbuh di Belanda, meski kini membela timnas yang berbeda — Reijnders membela Belanda, sementara Idzes memperkuat Indonesia. Selain itu, adik kandung Tijjani, Eliano Reijnders, adalah rekan setim Idzes di skuad Garuda, membuat hubungan mereka makin erat.
Sports
PIFA, Sports - PSSI menaikkan gaji Shin Tae-yong (STY) dalam kontrak barunya di Timnas Indonesia hingga tahun 2027. Namun, PSSI tidak mengungkapkan besaran gaji baru Shin Tae-yong. Dalam kontrak baru yang berlaku hingga 2027, pelatih asal Korea Selatan itu ditargetkan membawa Timnas Indonesia menembus 100 besar peringkat FIFA. "Target kepada Shin Tae-yong naik. Targetnya kan 100 besar dunia. Gaji pasti naik, tidak mungkin tidak," ujar anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, mengutip bola.net. Berdasarkan ranking FIFA terbaru pada 20 Juni 2024, Timnas Indonesia saat ini berada di peringkat ke-134 dengan 1.108,73 poin. Garuda terpaut 109,83 poin dari Thailand yang menempati posisi ke-100. Namun, Timnas Indonesia berpeluang untuk terus mengumpulkan poin. Pasalnya, Garuda akan mengarungi Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Timnas Indonesia masuk Grup C dalam Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Garuda bakal melawan Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China. "Soal target di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, kami belum bertemu dengan Shin Tae-yong. Kami harus bertanya ke pelatih," imbuh Arya.
Teknologi
PIFA.CO.ID, TEKNO - Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika Serikat (US Citizenship and Immigration Services/USCIS) mengusulkan kebijakan baru yang mengharuskan para imigran menyerahkan profil media sosial mereka saat mengajukan izin tinggal. Usulan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan Presiden Donald Trump yang ingin memperketat pengawasan terhadap imigran yang masuk ke AS.Persyaratan baru ini akan berdampak pada mereka yang mengajukan permohonan kartu hijau atau Green Card, naturalisasi, pencari suaka, pengungsi, serta keluarga dari individu yang telah diberikan status suaka atau pengungsi. Menurut USCIS, kebijakan ini berpotensi mempengaruhi sekitar 3,5 juta orang."Dalam sebuah tinjauan terhadap informasi yang dikumpulkan untuk keputusan penerimaan dan pemberian manfaat imigrasi, USCIS melihat kebutuhan mengumpulkan media sosial dan nama platform media sosial para pemohon untuk memungkinkan dan membantu verifikasi identitas, penyaringan keamanan nasional dan keamanan publik, serta pemeriksaan, dan inspeksi terkait," demikian tertulis dalam pengajuan kebijakan tersebut.Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS telah menerapkan kebijakan serupa yang mengharuskan pemohon visa dari luar negeri mengungkapkan riwayat media sosial mereka selama lima tahun sebelum memasuki AS. Namun, kebijakan baru ini akan diberlakukan untuk penduduk AS yang ingin memperbarui atau mengubah status keimigrasian mereka.Pengacara senior dari Electronic Frontier Foundation, Saira Hussain, mengkritik kebijakan ini karena dapat menimbulkan efek mengerikan bagi para imigran yang akan diperiksa berdasarkan aktivitas online mereka. "Mereka adalah orang-orang yang mungkin telah tinggal di AS selama 30, 40 tahun, sebagai pemegang Green Card yang sedang mencari kewarganegaraan, atau orang-orang yang tinggal dengan jenis visa lain yang sedang mencari Green Card," ujar Hussain, dikutip dari Mashable, Senin (10/3/2025).Ia juga menilai kebijakan ini dapat mengancam kebebasan berpendapat para imigran yang berhak tinggal di AS tanpa rasa takut bahwa opini mereka di media sosial dapat digunakan untuk menolak status kewarganegaraan mereka. Meskipun demikian, pihak USCIS menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan nasional dan menyempurnakan proses penyaringan imigrasi di AS.