Modus Ingin Berdonasi, Pelaku Hipnotis yang Rampas Uang Korban Rp 55 Juta di Ketapang Ditangkap
Ketapang | Rabu, 26 Februari 2025
Pelaku hipnotis yang merampas uang korban sebesar Rp 55 Juta di Ketapang berhasil diringkus pollisi. (Dok. Istimewa)
Ketapang | Rabu, 26 Februari 2025
Lokal
PIFA, Lokal - Polisi tengah menyelidiki penemuan potongan tubuh manusia di Jl. Danau Sentarum, Kota Pontianak, hari ini Rabu (15/5/2024). Potongan tubuh manusia tersebut ditemukan oleh petugas normalisasi saluran selokan dinas PUPR Kota Pontianak. Menurut Kapolsek Pontianak Kota, Kompol Eeng Suwenda, petugas normalisasi sedang melakukan pembersihan saluran air ketika mereka menemukan potongan tubuh dari pinggang hingga kaki, yang mengenakan celana berwarna biru. Potongan tubuh tersebut ditemukan dekat jembatan di Jl. Ilham. "Kami mendapat laporan dari petugas normalisasi saluran selokan dinas PUPR Kota Pontianak yang sedang melaksanakan pengerjaan pembersihan saluran air di Jl. Danau Sentarum (15/5/2024) menemukan potongan tubuh dari pinggang sampai dengan kaki menggunakan celana berwarna biru yang tersangkut dekat jembatan didepan Jl. Ilham," ujar Kompol Eeng Suwenda. Tim Identifikasi Polresta Pontianak (INAFIS) telah dipanggil untuk memastikan dan mengidentifikasi temuan tersebut. Potongan tubuh kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Anton Sujarwo untuk dilakukan autopsi. "Sampai saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait identitas potongan tubuh tersebut dan melakukan upaya pencarian bagian tubuh yang lain,dugaan sementara kami temuan ini terkait korban pembunuhan dan kami akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penemuan potongan tubuh ini," tambah Kompol Eeng Suwenda.
Nasional
Berita Nasional, PIFA - Tahun lalu sejumlah warga Magelang menyatakan akan melakukan perjalanan ke Tanah Suci dengan menggunakan sepeda. Kini, tiga orang pesepeda yang juga berasal dari Provinsi Gorontalo tersebut telah tiba di Kuala Lumpur, Malaysia pada hari Kamis (5/5) seperti dilansir dari Antara. “Kami di Kuala Lumpur sekitar tiga hari, acaranya ke Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia, ke KBRI, ke pegowes sekitar Kuala Lumpur dan keliling sekitar kota Kuala Lumpur,” ungkap salah seorang pesepeda, Muhammad Fauzan di Kuala Lumpur. Pada hari Kamis (5/5) pagi, Fauzan memulai perjalanan ke Kuala Lumpur dari Masjid Jamik Serdang dan tiba di Warung Soto Lamongan, PCIM Malaysia Jalan Raja Alang di sore harinya. Kedatangan rombongan tersebut pun disambut Ketua IMM Malaysia, Aunillah Ahmah beserta pengurus dari IMM dan PCIM Malaysia. Setelah mencicipi makanan di Warung Soto Lamongan, rombongan pun sempat mengunjungi salah satu landmark Malaysia, yaitu menara kembar Petronas. Pengurus PCIM Malaysia, Takhsis Anshori yang ketika itu ikut menemani rombongan tersebut mengunjungi menara kembar dan Jalan Raja Alang menyatakan kebahagiaannya. Ia menyatakan bahwa kehadiran pesepeda mendapat sambutan hangat dari para pengurus. “Di jalan Raja Alang dan Petronas banyak warga yang mengalu-alukan. Ada yang merangkul dan memberi sesuatu. Mungkin mereka sudah tahu ada pesepeda ke Mekah,” ungkap Takhsis Ansori. Sebelumnya, rombongan ini berangkat dari tempat yang berbeda. Fauzan mengawali perjalanannya ke Tanah Suci dengan menggunakan sepeda dari Magelang pada tanggal 21 November tahun 2021 lalu. Dalam perjalannya, Fauzan sempat tertahan di Kepulauan Riau ketika akan menyeberang ke Johor karena adanya pandemi COVID-19. Ketika sampai perbatasan Singapura dan Malaysia, Fauzan bertemu dengan pesepeda dari Gorontalo yang juga memiliki tujuan sama yaitu ke Tanah Suci dengan bersepeda. Sejak itulah, rombongan tersebut melanjutkan perjalanan bersama-sama. “Setelah dari Malaysia ke Thailand, dan target sebelum bulan Juli sampai tanah suci, ada opsi beberapa negara mau dihapus karena pertimbangan keamanan dan waktu,” jelas Fauzan. (b)
Internasional
Berita Internasional, PIFA - United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia mengungkapkan bahwa sebagian besar air minum di Indonesia tercemar limbah tinja, tembus hampir 70 persen. Hal ini disampaikan oleh Water Sanitation and Hygiene (WASH) Specialist UNICEF Indonesia, Maraita Listyasari dalam konferensi pers pada Rabu (19/10/2022).mengatakan 70 persen air minum yang ada Diketahui, data tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap puluhan ribu rumah tangga di Tanah Air. "Aduh ini sebenernya kalau cerita ini agak menyedihkan, karena ternyata ceritanya betul, studinya dari Kementerian Kesehatan yang dilakukan untuk mengukur kualitas air minum di Indonesia di sekitar 25.000 rumah tangga di Indonesia di 34 Provinsi. Menyatakan bahwa dari rumah tangga yang menjadi sampel tersebut, hampir 70 persennya terindikasi ada pencemaran tinja," ungkap Maraita Listyasari. Maraita Listyasari pun mengaku prihatin dengan hasil temuan pencemaran air tersebut. "Itu sangat-sangat menyedihkan, kenapa? karena sebenarnya dampaknya juga tidak main-main," ujarnya. "Nah kenapa bisa demikian? kami melihat bahwa walaupun hampir 80 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki toilet, artinya sudah memiliki jamban, tetapi hanya 7 persen saja yang limbah tinjanya diolah dengan aman, sehingga dia bisa kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan risiko-risiko pencemaran, baik air tanah di sekitar maupun lingkungannya," imbuh Spesialis Air, Sanitasi, dan Kebersihan itu Seperti dilansir dari PikiranRakyat.com (21/10), Maraita mengatakan, selain PHBS lakukan upaya lainya sebagai langkah untuk meminimalisir munculnya penyakit dari konsumsi air yang berasal dari limbah tinja itu. Dia menyarankan agar masyarakat rutin melakukan penyedotan septic tank (WC) sebanyak 3-5 kali setiap tahunnya. "Untuk meminimalisasi terjadinya penyakit pastikan toilet di rumah terhubung dengan sistem perpipaan atau WC. Kemudian, sedot 3-5 kali setahun dan jangan tunggu sampai penuh," pungkasnya. Kemudian, masyarakat juga disarankan untuk memasang WC yang benar atau terhubung dengan sistem perpipaan. Sebab penyakit bisa saja menyebar melalui manusia, dan adanya tanah atau lahan yang tercemar. "Virus bakteri bisa lewat mana saja, kalau sanitasi tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran bisa terjadi di mana pun. WHO menunjukkan alur penyakit ini bisa masuk ke tubuh manusia, dari jari, lalat yang hinggap di makanan, lahan atau tanah, cairan dan makanan," tutup Maraita. (yd)