Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, mengikuti ritual membakal Replika Kapang Wangkang, pada Rabu (30/8). (Dok. Prokopim Kubu Raya)

PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, menjadi bagian penting dalam sebuah prosesi yang bersejarah bagi masyarakat Tionghoa di Taman Pemakaman Umum Yayasan Bhakti Suci, Jalan Adisucipto, Kecamatan Sungai Raya, pada hari Rabu (30/8). Prosesi tersebut adalah bagian dari ritual sembahyang kubur yang diikuti oleh masyarakat Tionghoa dari Pontianak dan Kubu Raya.

Salah satu puncak dari ritual sembahyang kubur ini adalah pembakaran replika kapal wangkang, yang dianggap sebagai penutup yang sangat penting. Sebelum pembakaran, masyarakat mengadakan sembahyang rebut untuk menghormati leluhur mereka. Bupati Muda Mahendrawan memberikan apresiasi mendalam kepada masyarakat Tionghoa di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya yang telah berkomitmen untuk melestarikan warisan leluhur, terutama bagi penganut Konghucu.

"Ini adalah warisan leluhur yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Tentunya kita berjanji kepada leluhur untuk terus melestarikan dan mewariskannya kepada generasi penerus. Ini adalah salah satu peradaban yang unggul yang ada di Kubu Raya," ujar Bupati Muda Mahendrawan dengan tulus sebelum meluncurkan prosesi pembakaran replika kapal.

Selain menjadi ekspresi dari nilai-nilai kebudayaan yang kaya, ritual pembakaran replika kapal wangkang ini juga telah menjadi magnet daya tarik wisata di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Bupati Muda menekankan bahwa keragaman budaya adalah kekayaan yang harus dijaga bersama.

"Kalimantan Barat memiliki keragaman yang sangat tinggi. Melalui keharmonisan di antara semua komunitas, kita memperkuat gagasan bahwa keragaman bukanlah ancaman, melainkan sumber kebahagiaan. Karena dengan keragaman, kita meraih kebahagiaan," ungkapnya.

Bupati Muda juga mengapresiasi Yayasan Bhakti Suci atas peran konsisten mereka dalam mempromosikan dan melestarikan budaya leluhur ini. Menurutnya, hal ini adalah bentuk tanggung jawab dari Yayasan Bhakti Suci kepada masyarakat Tionghoa.

"Sembayang kubur yang ditutup dengan pembakaran kapal wangkang ini, tentu semuanya juga sudah siap untuk mengirimkan doa-doa terbaik," tutup Bupati Muda Mahendrawan, menandai akhir dari prosesi bersejarah ini. (ad)

PIFA, Lokal - Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, menjadi bagian penting dalam sebuah prosesi yang bersejarah bagi masyarakat Tionghoa di Taman Pemakaman Umum Yayasan Bhakti Suci, Jalan Adisucipto, Kecamatan Sungai Raya, pada hari Rabu (30/8). Prosesi tersebut adalah bagian dari ritual sembahyang kubur yang diikuti oleh masyarakat Tionghoa dari Pontianak dan Kubu Raya.

Salah satu puncak dari ritual sembahyang kubur ini adalah pembakaran replika kapal wangkang, yang dianggap sebagai penutup yang sangat penting. Sebelum pembakaran, masyarakat mengadakan sembahyang rebut untuk menghormati leluhur mereka. Bupati Muda Mahendrawan memberikan apresiasi mendalam kepada masyarakat Tionghoa di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya yang telah berkomitmen untuk melestarikan warisan leluhur, terutama bagi penganut Konghucu.

"Ini adalah warisan leluhur yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Tentunya kita berjanji kepada leluhur untuk terus melestarikan dan mewariskannya kepada generasi penerus. Ini adalah salah satu peradaban yang unggul yang ada di Kubu Raya," ujar Bupati Muda Mahendrawan dengan tulus sebelum meluncurkan prosesi pembakaran replika kapal.

Selain menjadi ekspresi dari nilai-nilai kebudayaan yang kaya, ritual pembakaran replika kapal wangkang ini juga telah menjadi magnet daya tarik wisata di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Bupati Muda menekankan bahwa keragaman budaya adalah kekayaan yang harus dijaga bersama.

"Kalimantan Barat memiliki keragaman yang sangat tinggi. Melalui keharmonisan di antara semua komunitas, kita memperkuat gagasan bahwa keragaman bukanlah ancaman, melainkan sumber kebahagiaan. Karena dengan keragaman, kita meraih kebahagiaan," ungkapnya.

Bupati Muda juga mengapresiasi Yayasan Bhakti Suci atas peran konsisten mereka dalam mempromosikan dan melestarikan budaya leluhur ini. Menurutnya, hal ini adalah bentuk tanggung jawab dari Yayasan Bhakti Suci kepada masyarakat Tionghoa.

"Sembayang kubur yang ditutup dengan pembakaran kapal wangkang ini, tentu semuanya juga sudah siap untuk mengirimkan doa-doa terbaik," tutup Bupati Muda Mahendrawan, menandai akhir dari prosesi bersejarah ini. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya