AC Milan tengah diterpa nasib buruk dan berat, usai gagal di Liga Champions, kini salah satu raksasa Italia ini ditinggalkan legenda klubnya karena dipecat. (Getty Images)

PIFA, Sports - AC Milan sedang melalui masa-masa sulit setelah mengalami kegagalan di semifinal Liga Champions dan kehilangan sosok kunci dalam tim. Pertengahan bulan Mei lalu, harapan Rossoneri untuk meraih gelar juara di kompetisi bergengsi Eropa itu pupus setelah mereka dikalahkan oleh tetangga mereka, Inter Milan, dengan skor telak 0-3.

Namun, kerugian itu tidak berhenti di situ. Pada awal bulan Juni, guncangan hebat terjadi di klub Milan ketika kabar Paolo Maldini dipecat dari posisinya sebagai Direktur Teknik. Maldini telah menjabat dalam posisi tersebut sejak tahun 2018 dan menjadi salah satu tokoh kunci dalam pembentukan tim, termasuk dalam urusan transfer pemain dan pengembangan skuad.

Pengaruh besar Maldini terbukti saat AC Milan berhasil meraih gelar Scudetto pada tahun 2022. Namun, sayangnya, hubungannya dengan bos baru klub, Gerry Cardinale, dilaporkan tidak baik. Hal ini diyakini menjadi salah satu alasan di balik pemecatan Maldini yang menggemparkan.

Masih dalam suasana yang belum stabil, bursa transfer musim panas pada awal Juli ini membuat heboh lagi di San Siro. AC Milan memutuskan untuk melepas salah satu pemain kunci mereka, Sandro Tonali, gelandang tengah berbakat. Tonali dibeli oleh Newcastle United dengan harga mencapai 70 juta Euro atau setara dengan Rp 1,1 triliun.

Keputusan tersebut menuai kekecewaan dari sejumlah fans Milan yang telah menyaksikan perkembangan Tonali di dalam lapangan. Kepergian pemain muda berbakat ini meninggalkan kekosongan yang cukup signifikan dalam lini tengah tim, sehingga membuat masa depan Rossoneri semakin tidak pasti.

Dalam situasi yang menantang ini, AC Milan dihadapkan pada tugas berat untuk membangun kembali tim mereka dan mengatasi tantangan yang ada. Pihak klub akan perlu menjalin kestabilan di dalam struktur manajemen, serta melakukan gerakan cerdas di bursa transfer untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Maldini dan Tonali.

Apakah AC Milan dapat bangkit dan kembali bersaing di puncak kompetisi? Pertanyaan ini menjadi teka-teki besar bagi para penggemar setia klub. Satu hal yang pasti, bulan-bulan mendatang akan menjadi periode kritis yang akan menguji kekuatan dan tekad AC Milan dalam mempertahankan statusnya sebagai salah satu kekuatan besar dalam sepak bola Italia dan Eropa. (hs)

PIFA, Sports - AC Milan sedang melalui masa-masa sulit setelah mengalami kegagalan di semifinal Liga Champions dan kehilangan sosok kunci dalam tim. Pertengahan bulan Mei lalu, harapan Rossoneri untuk meraih gelar juara di kompetisi bergengsi Eropa itu pupus setelah mereka dikalahkan oleh tetangga mereka, Inter Milan, dengan skor telak 0-3.

Namun, kerugian itu tidak berhenti di situ. Pada awal bulan Juni, guncangan hebat terjadi di klub Milan ketika kabar Paolo Maldini dipecat dari posisinya sebagai Direktur Teknik. Maldini telah menjabat dalam posisi tersebut sejak tahun 2018 dan menjadi salah satu tokoh kunci dalam pembentukan tim, termasuk dalam urusan transfer pemain dan pengembangan skuad.

Pengaruh besar Maldini terbukti saat AC Milan berhasil meraih gelar Scudetto pada tahun 2022. Namun, sayangnya, hubungannya dengan bos baru klub, Gerry Cardinale, dilaporkan tidak baik. Hal ini diyakini menjadi salah satu alasan di balik pemecatan Maldini yang menggemparkan.

Masih dalam suasana yang belum stabil, bursa transfer musim panas pada awal Juli ini membuat heboh lagi di San Siro. AC Milan memutuskan untuk melepas salah satu pemain kunci mereka, Sandro Tonali, gelandang tengah berbakat. Tonali dibeli oleh Newcastle United dengan harga mencapai 70 juta Euro atau setara dengan Rp 1,1 triliun.

Keputusan tersebut menuai kekecewaan dari sejumlah fans Milan yang telah menyaksikan perkembangan Tonali di dalam lapangan. Kepergian pemain muda berbakat ini meninggalkan kekosongan yang cukup signifikan dalam lini tengah tim, sehingga membuat masa depan Rossoneri semakin tidak pasti.

Dalam situasi yang menantang ini, AC Milan dihadapkan pada tugas berat untuk membangun kembali tim mereka dan mengatasi tantangan yang ada. Pihak klub akan perlu menjalin kestabilan di dalam struktur manajemen, serta melakukan gerakan cerdas di bursa transfer untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Maldini dan Tonali.

Apakah AC Milan dapat bangkit dan kembali bersaing di puncak kompetisi? Pertanyaan ini menjadi teka-teki besar bagi para penggemar setia klub. Satu hal yang pasti, bulan-bulan mendatang akan menjadi periode kritis yang akan menguji kekuatan dan tekad AC Milan dalam mempertahankan statusnya sebagai salah satu kekuatan besar dalam sepak bola Italia dan Eropa. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya