OpenAI Rilis Operator, Agen AI yang Dapat Melakukan Berbagai Tugas secara Otomatis
Dunia | Senin, 24 Februari 2025
OpenAI merilis Operator, Agen AI yang dapat melakukan berbagai tugas secara otomatis. (Ilustrasi: Independen Media)
Dunia | Senin, 24 Februari 2025
Lokal
PIFA.CO.ID, PONTIANAK - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak telah menanganai gelandangan yang tinggal di bawah duplikasi Jembatan Kapuas I yang sebelumnya sudah ditangani sebulan lalu.Sebanyak tujuh orang yang berhasil dilakukan pendataan oleh Satpol PP Kota Pontianak, 4 dari Kota Semarang yaitu, HK, FH, YY, dan JW, satu berasal dari Banten yaitu WW dan dua lainya melarikan diri saat hendak diamankan. Mereka diduga berasal dari Malaysia yang telah kehabisan kontrak dan tidak memiliki biaya untuk kembali ke tempat asal mereka.Kasat Pol PP Pontianak, Ahmad Sudiyantoro, membenarkan adanya keberadaan gelandangan yang tinggal di lokasi tersebut.Ia mengatakan bahwa, sebelum hal tersebut viral, Satpol PP bersama jajaran telah melakukan pembinaan terhadap mereka sekitar sebulan yang lalu. “Sebulan sebelumnya kami telah melakukan pembinaan terhadap mereka. Sebelum dibina, kita suruh meninggalkan lokasi secara baik-baik. Ternyata tidak bisa,” ujarnya saat ditemui diruang kerja, Rabu (19/3/25).Menolak meninggalkan lokasi, Ahmad Sudiyantoro mengatakan pihaknya pun terpaksa melakukan pembongkaran gubuk mereka. Namun beberapa minggu setelahnya, gelandangan tersebut kembali datang dan tinggal bawah jembatan. “Ketika kami datang lagi untuk memeriksa, ada beberapa orang di sana. mereka hanya membawa kasur dan perlengkapan masak,” sebutnya.Saat ditanya oleh petugas, mereka mengaku berasal dari Malaysia dan kembali ke Indonesia karena tidak memiliki pekerjaan.“ternyata alasan mereka dari Malaysia, tidak ada kerjaan, pulang ke Indonesia. Mereka tidak punya hp dan tempat tinggal. Jadi mereka sementara tinggal di bawah jembatan,” ungkapnya. Lebih lanjut, Ahmad Sudiyantoro mengatakan pihaknya kemudian mengajak mereka untuk pergi ke tempat penampungan sosial dan menawarkan kemungkinan untuk memulangkan mereka ke daerah asal.Namun, saat eksekusi dilakukan pada Selasa (17/3/25) malam, beberapa gelandangan tersebut menghindar dan menolak untuk dibawa. “Tadi malam pas eksekusi, mereka menghindar, tidak mau. Mereka takut. Alasan mereka sudah dapat kontrakan,” katanya.Ahmad Sudiyantoro mengungkapkan, sebanyak tujuh orang yang terdata berada di lokasi tersebut, namun dua orang di antaranya kabur. Saat ini, lima orang masih tercatat sebagai gelandangan yang diamankan, dan salah satunya dalam kondisi sakit serta menolak untuk dibawa ke rumah sakit.Mengantisipasi adanya kejadian serupa, Ahmad Sudiyantoro mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan gelandangan atau anak terlantar agar dapat segera ditangani.“Jika menemukan gelandangan atau anak terlantar, harap segera melapor ke kelurahan, camat, atau langsung ke Satpol PP atau dinas sosial setempat," harapnya.