Pendampingan guru SDN 04 Kabupaten Bengkayang, implementasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat di perbatasan RI. (Dok. Istimewa)

PIFA, Lokal - Merdeka Belajar merupakan sebuah istilah yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat bagi para pendidik di segala jenjang termasuk juga di jenjang sekolah dasar. Implementasi Merdeka Belajar di setiap jenjang tentu berbeda-beda hal ini bergantung pada sasaran dari masing-masing instansi.

Menyoroti Merdeka Belajar di sekolah dasar, maka akan terlihat beberapa kebijakan dalam aktualisasinya yang secara garis besar dirangkum dalam Kurikulum Merdeka untuk jenjang Sekolah Dasar. Menelisik hal ini, maka nyatalah adanya perubahan kurikulum. Meskipun terkesan berubah lagi dan lagi, namun kondisi ini tidak bisa dihindari karena dorongan dari pusat mengharapkan sekolah dapat menyesuaikan dirinya dengan segala perubahan kebijakan yang ada.

Lebih lanjut membicarakan tentang Merdeka Belajar maka akan terlihat adanya beberapa istilah baru dalam pendidikan di sekolah dasar. Istilah tersebut diantaranya Profil Pelajar Pancasila,

Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Kriteria Ketercapaian Pembelajaran (KKTP), sekaligus penekanan perubahan pola pembelajaran menjadi pembelajaran berdiferensiasi. Pada dasarnya komponen-komponen yang terkandung dalam istilah tersebut bukanlah sesuatu yang baru, namun seolah menjadi hal yang baru karena minim wawasan serta kurangnya sosialisasi.

Tidak dipungkiri, perubahan kurikulum selalu membawa dinamika baru yang berbeda dengan segala tantangan dan hiruk pikuk yang menyertainya. Namun tentu saja, para pendidik tidak boleh menyerah dan sekedar berpangku tangan menunggu aba-aba.

Tuntutan yang diharapkan adalah para pendidik siap untuk bergerak maju mengikuti segala perubahan yang ada. Jika tuntutannya menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka maka pendidik harus mampu memenuhi tuntutan tersebut.

Tidak bisa disangkal bahwa menyesuaikan diri terhadap hal yang baru bukanlah hal yang mudah, begitu juga ketika beralih pembelajaran dari pola yang lama ke pola saat ini juga memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu sebagai upaya membantu pendidik untuk dapat menyesuaikan tuntutan ke pembelajaran yang baru maka dapat dilakukan program pendampingan.

Hal inilah yang melatarbelakangi kegiatan pendampingan di SDN 04 Kabupaten Bengkayang sebagai bentuk implementasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat. Demi mewujudkan kemerataan implementasi Merdeka Belajar maka dilakukan pendampingan kepada para guru secara khusus di SDN 04 Bengkayang.

Program pendampingan ini merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset da Teknologi Tahun 2023.

Pendampingan ini bermaksud untuk mendorong para guru dalam membuat modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pendampingan ini dimulai sejak bulan Agustus dan masih berlangsung hingga sekarang.

Pendampingan dimulai dengan pembekalan materi mengenai Kurikulum Merdeka, pembelajaran berdiferensiasi, hingga pada Profil Pelajar Pancasila. Setelah para guru di SDN 04 diberi penguatan materi-materi tersebut, maka dilanjutkan pada penyunan modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Pelaksanaan kegiatan sendiri dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bersama SDN 04 Bengkayang juga menghadirkan beberapa Fasilitator maupun Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya.

Terdapat Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) yakni Bapak Yosua Damas Sadewo, M.Pd yang juga terlibat dalam pembekalan materi mengenai Refleksi Kurikulum Merdeka yang dilakukan secara luring di SDN 04 Bengkayang. 

Kemudian dalam penjelasan materi mengenai pembelajaran berdiferensiasi, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang sering disebut P5, serta penyusunan modul ajar dalam Kurikulum Merdeka diberikan secara daring oleh Ibu Dr. Vendyah Trisnaningtyas, M.Pd selaku Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dan Pelatih Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) serta selaku Dosen Aktif di Sekolah Tinggi Teologi Pancasilacitta, Malang.

Selain itu, ketua pelaksanaan program, Pebria Dheni Purnasari juga mengajak para anggotanya yakni Ibu Bella Ghia Dimmera, M.Pd dan Sr. Priska Vasantan, S.Si., Apt., M.MSI untuk berpartisipasi dalam mengkonsep kegiatan pengabdian yang dilakukan di SDN 04 Bengkayang.

Selain itu, untuk memudahkan dalam teknis lapangan, Bapak Totok Victor Didik Saputro, M.Pd selaku Dosen aktif program studi PGSD Institut Shanti Bhuana dan 2 mahasiswa PGSD Institut Shanti Bhuana yakni atas nama Suryani dan Januarius Jefri juga turut terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SDN 04 Bengkayang baik secara luring maupun daring.

“Saya sangat senang sekali dengan program kegiatan pengabdian yang dilaksanakan ini, terlebih lagi dengan antusias para guru SDN 04 Bengkayang dan tim pelaksana yang terlibat di dalamnya sangat kompak dan memiliki semangat yang baik dalam kemajuan pendidikan,” ungkap Ibu Vendyah dalam sela-sela pemaparan materinya

Adanya program pendampingan ini sangat disambut baik oleh pihak sekolah, pihak sekolah merasa amat senang dan terbantu dalam memahami konsep kurikulum merdeka. Dalam refleksi di pertengahan kegiatan didapati respon yang positif di mana para guru di SDN 04 Bengkayang menyambut baik dan sangat antusias dengan adanya program ini.

Ibu Siti, salah satu guru di SDN 04 Bengkayang yang telah mengajar selama 17 tahun menuturkan bahwa program pengabdian ini dirasa membantu para guru dalam mengajar di kelas. Awalnya konsep kurikulum merdeka belum tergambarkan secara jelas, namun karena adanya pendampingan ini membuat Bu Siti lebih mengenal kurkulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila.

Hal serupa juga disampaikan Ibu Blandina yang telah mengajar selama 5,5 tahun bahwa pendampingan ini dirasa cukup membantu dalam memahami kurikulum merdeka di jenjang sekolah dasar, begitu juga Bapak/Ibu guru lainnya yang ada di SDN 04 memberi respon yang positif. Program ini masuk berlanjut hingga para guru mampu menghasilkan modul pembelajaran berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Dengan demikian, tercapainya program ini nantinya akan menjadi salah satu upaya dalam merealisasikan Kurikulum Merdeka di jenjang sekolah dasar khususnya di wilayah Bengkayang yang dikenal sebagai wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. 

Penulis: Pebria Dheni Purnasari

PIFA, Lokal - Merdeka Belajar merupakan sebuah istilah yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat bagi para pendidik di segala jenjang termasuk juga di jenjang sekolah dasar. Implementasi Merdeka Belajar di setiap jenjang tentu berbeda-beda hal ini bergantung pada sasaran dari masing-masing instansi.

Menyoroti Merdeka Belajar di sekolah dasar, maka akan terlihat beberapa kebijakan dalam aktualisasinya yang secara garis besar dirangkum dalam Kurikulum Merdeka untuk jenjang Sekolah Dasar. Menelisik hal ini, maka nyatalah adanya perubahan kurikulum. Meskipun terkesan berubah lagi dan lagi, namun kondisi ini tidak bisa dihindari karena dorongan dari pusat mengharapkan sekolah dapat menyesuaikan dirinya dengan segala perubahan kebijakan yang ada.

Lebih lanjut membicarakan tentang Merdeka Belajar maka akan terlihat adanya beberapa istilah baru dalam pendidikan di sekolah dasar. Istilah tersebut diantaranya Profil Pelajar Pancasila,

Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Kriteria Ketercapaian Pembelajaran (KKTP), sekaligus penekanan perubahan pola pembelajaran menjadi pembelajaran berdiferensiasi. Pada dasarnya komponen-komponen yang terkandung dalam istilah tersebut bukanlah sesuatu yang baru, namun seolah menjadi hal yang baru karena minim wawasan serta kurangnya sosialisasi.

Tidak dipungkiri, perubahan kurikulum selalu membawa dinamika baru yang berbeda dengan segala tantangan dan hiruk pikuk yang menyertainya. Namun tentu saja, para pendidik tidak boleh menyerah dan sekedar berpangku tangan menunggu aba-aba.

Tuntutan yang diharapkan adalah para pendidik siap untuk bergerak maju mengikuti segala perubahan yang ada. Jika tuntutannya menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka maka pendidik harus mampu memenuhi tuntutan tersebut.

Tidak bisa disangkal bahwa menyesuaikan diri terhadap hal yang baru bukanlah hal yang mudah, begitu juga ketika beralih pembelajaran dari pola yang lama ke pola saat ini juga memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu sebagai upaya membantu pendidik untuk dapat menyesuaikan tuntutan ke pembelajaran yang baru maka dapat dilakukan program pendampingan.

Hal inilah yang melatarbelakangi kegiatan pendampingan di SDN 04 Kabupaten Bengkayang sebagai bentuk implementasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat. Demi mewujudkan kemerataan implementasi Merdeka Belajar maka dilakukan pendampingan kepada para guru secara khusus di SDN 04 Bengkayang.

Program pendampingan ini merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset da Teknologi Tahun 2023.

Pendampingan ini bermaksud untuk mendorong para guru dalam membuat modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pendampingan ini dimulai sejak bulan Agustus dan masih berlangsung hingga sekarang.

Pendampingan dimulai dengan pembekalan materi mengenai Kurikulum Merdeka, pembelajaran berdiferensiasi, hingga pada Profil Pelajar Pancasila. Setelah para guru di SDN 04 diberi penguatan materi-materi tersebut, maka dilanjutkan pada penyunan modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Pelaksanaan kegiatan sendiri dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bersama SDN 04 Bengkayang juga menghadirkan beberapa Fasilitator maupun Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya.

Terdapat Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) yakni Bapak Yosua Damas Sadewo, M.Pd yang juga terlibat dalam pembekalan materi mengenai Refleksi Kurikulum Merdeka yang dilakukan secara luring di SDN 04 Bengkayang. 

Kemudian dalam penjelasan materi mengenai pembelajaran berdiferensiasi, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang sering disebut P5, serta penyusunan modul ajar dalam Kurikulum Merdeka diberikan secara daring oleh Ibu Dr. Vendyah Trisnaningtyas, M.Pd selaku Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dan Pelatih Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) serta selaku Dosen Aktif di Sekolah Tinggi Teologi Pancasilacitta, Malang.

Selain itu, ketua pelaksanaan program, Pebria Dheni Purnasari juga mengajak para anggotanya yakni Ibu Bella Ghia Dimmera, M.Pd dan Sr. Priska Vasantan, S.Si., Apt., M.MSI untuk berpartisipasi dalam mengkonsep kegiatan pengabdian yang dilakukan di SDN 04 Bengkayang.

Selain itu, untuk memudahkan dalam teknis lapangan, Bapak Totok Victor Didik Saputro, M.Pd selaku Dosen aktif program studi PGSD Institut Shanti Bhuana dan 2 mahasiswa PGSD Institut Shanti Bhuana yakni atas nama Suryani dan Januarius Jefri juga turut terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SDN 04 Bengkayang baik secara luring maupun daring.

“Saya sangat senang sekali dengan program kegiatan pengabdian yang dilaksanakan ini, terlebih lagi dengan antusias para guru SDN 04 Bengkayang dan tim pelaksana yang terlibat di dalamnya sangat kompak dan memiliki semangat yang baik dalam kemajuan pendidikan,” ungkap Ibu Vendyah dalam sela-sela pemaparan materinya

Adanya program pendampingan ini sangat disambut baik oleh pihak sekolah, pihak sekolah merasa amat senang dan terbantu dalam memahami konsep kurikulum merdeka. Dalam refleksi di pertengahan kegiatan didapati respon yang positif di mana para guru di SDN 04 Bengkayang menyambut baik dan sangat antusias dengan adanya program ini.

Ibu Siti, salah satu guru di SDN 04 Bengkayang yang telah mengajar selama 17 tahun menuturkan bahwa program pengabdian ini dirasa membantu para guru dalam mengajar di kelas. Awalnya konsep kurikulum merdeka belum tergambarkan secara jelas, namun karena adanya pendampingan ini membuat Bu Siti lebih mengenal kurkulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila.

Hal serupa juga disampaikan Ibu Blandina yang telah mengajar selama 5,5 tahun bahwa pendampingan ini dirasa cukup membantu dalam memahami kurikulum merdeka di jenjang sekolah dasar, begitu juga Bapak/Ibu guru lainnya yang ada di SDN 04 memberi respon yang positif. Program ini masuk berlanjut hingga para guru mampu menghasilkan modul pembelajaran berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Dengan demikian, tercapainya program ini nantinya akan menjadi salah satu upaya dalam merealisasikan Kurikulum Merdeka di jenjang sekolah dasar khususnya di wilayah Bengkayang yang dikenal sebagai wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. 

Penulis: Pebria Dheni Purnasari

0

0

You can share on :

0 Komentar