Penyebab overthinking dan tanda gangguan kesehatan mental menurut Psikiater. (Ilustrasi: Freepik master1305)

PIFA, Lifestyle - Isu kesehatan mental telah menjadi perhatian serius di tengah masyarakat saat ini. Psikiater Santi Yulianti menggarisbawahi bahwa masalah kesehatan mental melibatkan segala aspek kehidupan sehari-hari yang dialami oleh individu.

“Jangan berpikir bahwa mental berdiri sendiri karena letaknya di otak. Ini berkaitan dengan semuanya. Contoh yang paling gampang adalah kesehatan fisik pasti berkaitan dengan kesehatan mental,” kata Santi seperti dikutip dari tempoco, Jumat (16/6/2023).

Santi menjelaskan bahwa mengalami dwifungsi perilaku dapat menjadi salah satu ciri seseorang mengalami masalah kesehatan mental.

Santi menekankan bahwa kesehatan mental tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait dengan berbagai aspek kehidupan lainnya. Sebagai contoh, ia menyoroti hubungan antara kesehatan fisik dan kesehatan mental.

Jika seseorang mengalami gangguan kesehatan di sekitar lambung, mereka mungkin merasakan ketidaknyamanan dan nyeri. Begitu pula dengan kecemasan, beberapa kasus menunjukkan bahwa kecemasan yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung dan bahkan meningkatkan risiko depresi.

Overthinking atau berpikir berlebihan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Pentingnya tidak meremehkan perubahan-perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi poin yang disoroti oleh Santi.

Dia menjelaskan bahwa overthinking merupakan salah satu tanda peringatan yang harus diperhatikan.

Jika seseorang terus-menerus terjebak dalam siklus berpikir berlebihan ini tanpa mendapatkan bantuan yang tepat, dapat timbul risiko depresi yang serius dan bahkan mendorong individu tersebut untuk melukai diri sendiri atau bahkan berpotensi melakukan tindakan bunuh diri.

“Jadi, perlu perhatian ketika mulai sedikit-sedikit overthinking, itu adalah salah satu warning sign yang harus kita perhatikan. Pesan saya kalau sudah lebih buruk sebaiknya segera dikonsultasikan, tidak perlu menunggu sampai betul-betul sakit,” ujarnya.

Selain itu, Santi juga menyoroti tanda-tanda lain yang sering kali tidak disadari oleh individu. Misalnya, hilangnya libido dalam hubungan seksual atau gangguan konsentrasi yang mengakibatkan mudah lupa dan kesulitan memahami pembicaraan orang lain.

Perubahan dalam minat terhadap hobi yang digemari dan keengganan untuk bertemu dengan orang lain juga dapat menjadi indikator adanya gangguan mental.

“Jadi, perlu perhatian ketika mulai sedikit-sedikit overthinking, itu adalah salah satu warning sign yang harus kita perhatikan. Pesan saya kalau sudah lebih buruk sebaiknya segera dikonsultasikan, tidak perlu menunggu sampai betul-betul sakit,” katanya. (b)

PIFA, Lifestyle - Isu kesehatan mental telah menjadi perhatian serius di tengah masyarakat saat ini. Psikiater Santi Yulianti menggarisbawahi bahwa masalah kesehatan mental melibatkan segala aspek kehidupan sehari-hari yang dialami oleh individu.

“Jangan berpikir bahwa mental berdiri sendiri karena letaknya di otak. Ini berkaitan dengan semuanya. Contoh yang paling gampang adalah kesehatan fisik pasti berkaitan dengan kesehatan mental,” kata Santi seperti dikutip dari tempoco, Jumat (16/6/2023).

Santi menjelaskan bahwa mengalami dwifungsi perilaku dapat menjadi salah satu ciri seseorang mengalami masalah kesehatan mental.

Santi menekankan bahwa kesehatan mental tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait dengan berbagai aspek kehidupan lainnya. Sebagai contoh, ia menyoroti hubungan antara kesehatan fisik dan kesehatan mental.

Jika seseorang mengalami gangguan kesehatan di sekitar lambung, mereka mungkin merasakan ketidaknyamanan dan nyeri. Begitu pula dengan kecemasan, beberapa kasus menunjukkan bahwa kecemasan yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung dan bahkan meningkatkan risiko depresi.

Overthinking atau berpikir berlebihan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Pentingnya tidak meremehkan perubahan-perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi poin yang disoroti oleh Santi.

Dia menjelaskan bahwa overthinking merupakan salah satu tanda peringatan yang harus diperhatikan.

Jika seseorang terus-menerus terjebak dalam siklus berpikir berlebihan ini tanpa mendapatkan bantuan yang tepat, dapat timbul risiko depresi yang serius dan bahkan mendorong individu tersebut untuk melukai diri sendiri atau bahkan berpotensi melakukan tindakan bunuh diri.

“Jadi, perlu perhatian ketika mulai sedikit-sedikit overthinking, itu adalah salah satu warning sign yang harus kita perhatikan. Pesan saya kalau sudah lebih buruk sebaiknya segera dikonsultasikan, tidak perlu menunggu sampai betul-betul sakit,” ujarnya.

Selain itu, Santi juga menyoroti tanda-tanda lain yang sering kali tidak disadari oleh individu. Misalnya, hilangnya libido dalam hubungan seksual atau gangguan konsentrasi yang mengakibatkan mudah lupa dan kesulitan memahami pembicaraan orang lain.

Perubahan dalam minat terhadap hobi yang digemari dan keengganan untuk bertemu dengan orang lain juga dapat menjadi indikator adanya gangguan mental.

“Jadi, perlu perhatian ketika mulai sedikit-sedikit overthinking, itu adalah salah satu warning sign yang harus kita perhatikan. Pesan saya kalau sudah lebih buruk sebaiknya segera dikonsultasikan, tidak perlu menunggu sampai betul-betul sakit,” katanya. (b)

0

0

You can share on :

0 Komentar