Parlemen Israel Setujui RUU Penggantian Nama Tepi Barat, Palestina Kecam Keras!
Palestina | Selasa, 11 Februari 2025
Palestina mengecam keras Parlemen Israel yang baru saja setujui RUU Penggantian Nama Tepi Barat. (Axios)
Palestina | Selasa, 11 Februari 2025
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Dokter Spesialis Anak sekaligus Ahli Gastro Hepatologi dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K), mengungkap fakta mengejutkan soal kaitan antara kesehatan saluran cerna dengan perilaku anak. Dalam konferensi pers yang digelar Lactogrow di Jakarta, Kamis (24/4), ia menyebut bahwa anak yang mudah marah, agresif, atau sulit bersosialisasi bisa jadi mengalami gangguan pada sistem pencernaannya.“Permasalahan yang berkaitan dengan perilaku itu seringkali dibilang karena asuhan orang tuanya pasti tidak benar, padahal yang banyak tidak diketahui orang adalah mood dan perilaku itu banyak dipengaruhi oleh kondisi saluran cernanya,” ujar dr. Ariani.Ia menjelaskan, suasana hati atau mood yang buruk sangat berpengaruh terhadap cara anak berinteraksi. Ketika anak merasa tidak nyaman secara internal, mereka lebih cenderung mudah tersinggung, menolak bermain, hingga menunjukkan perilaku agresif. Dalam banyak kasus, hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh semata, melainkan berkaitan langsung dengan kesehatan pencernaan anak.Lebih lanjut, dr. Ariani memaparkan konsep gut-brain axis, yaitu jalur komunikasi dua arah antara saluran cerna dan otak. “Usus itu disebut sebagai otak kedua karena di dalamnya ada sistem saraf dan jutaan bakteri baik yang ternyata ikut memengaruhi kestabilan emosi dan fungsi otak,” jelasnya.Ia menegaskan bahwa ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat memicu gangguan pada mood dan perilaku anak. Ketidakseimbangan ini bisa dipicu oleh konsumsi makanan ultra-proses seperti mi instan, makanan cepat saji, atau gorengan yang sering dikonsumsi anak-anak.“Konsumsi makanan yang tidak sehat bisa merusak populasi bakteri baik di usus. Kalau jumlah bakteri baik berkurang, maka proses metabolisme, penyerapan nutrisi, dan kestabilan emosi pun bisa terganggu,” tambahnya.Sebagai solusi, dr. Ariani mendorong orang tua untuk lebih memperhatikan asupan nutrisi anak agar saluran cerna mereka tetap sehat. Makanan bergizi seimbang, kaya serat, dan mengandung probiotik alami sangat dianjurkan demi menjaga ekosistem mikroba usus yang sehat.“Jika saluran cernanya tidak sehat, bakteri baiknya akan kurang, sehingga nanti akan sangat memengaruhi kondisi psikologis dan perilaku anak,” pungkasnya.Pernyataan dr. Ariani ini menjadi pengingat penting bahwa pendekatan dalam menghadapi anak yang bermasalah secara perilaku tidak boleh hanya berfokus pada aspek psikologis atau pola asuh. Kesehatan fisik, terutama fungsi saluran cerna, juga memiliki peran besar dalam membentuk perilaku dan perkembangan sosial anak.
Lokal
Berita Ketapang, PIFA - Mewakili Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang Asisten Sekda bidang Administrasi Umum Drs. Heronimus Tanam, ME memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Penyaluran DAK (Dana Alokasi Khusus) Fisik Tahap 1 Tahun Anggaran 2022, Kamis (07/04/2022) bertempat di Ruang Rapat BPKAD Kabupaten Ketapang. "Saya berharap mulai dari sekarang bukan menunggu diakhir baru mulai mempersiapkan berkas, sehingga tidak ada lagi yang saling menyalahkan, jangan sampai kejadian tahun lalu terulang kembali di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya," ujarnya saat memberikan arahan. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para operator dan admin dalam mempersiapkan dan memberikan materi pada rapat tersebut. "Tahun ini ada penurunan DAK, ini bisa jadi dikarenakan kurangnya serapan DAK tahun 2021. Kepada OPD yang tahun ini menerima DAK fisik agar bisa segera memulai dengan baik sehingga tidak terjadi keterlambatan," terang Beliau. "Pada hari ini kita harus memanfaatkan kegiatan Rapat Koordinasi ini untuk melakukan diskusi yang baik agar pelaksanaan DAK fisik kita bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang kita harapkan," tambahnya. (rs)
Lokal
PIFA.CO.ID, SAMBAS - Seorang ayah di Sambas berinisial KUS tega mencabuli anak tirinya yang baru berusia 10 tahun. Bahkan, pelaku melakukan aksi bejatnya itu berulang kali.Kapolres Sambas, AKBP Sugiyatmo, melalui Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Rahmad Kartono, mengatakan pelaku mencabuli korban pada 2024 lalu hingga Februari 2025. "Pelaku telah mencabuli korban sebanyak 5 kali. Pertama kali itu tahun 2024 di kamar mandi rumah mereka," ucap Rahmad. Tak hanya sampai di situ, pelaku kembali melakukan aksi bejatnya. Ia mencabuli anak tirinya, bahkan saat korban sedang tidur di sampingnya bersama sang istri. "Korban masih tidur bersama ibunya. Jadi, pelaku ini tidur di tengah-tengah antara istri dan anak tirinya. Saat istrinya tidur, pelaku melakukan aksinya dan mencabuli korban," ungkap Rahmad. Korban pun diancam untuk tidak memberitahukan peristiwa itu kepada orang lain. Korban pun hanya diam karena takut dimarahi ayah tirinya."Saat ini kasusnya masih ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Sambas," pungkas Rahmad.Atas perbuatan pelaku diancam dengan pasal 81 ayat 1 UUPA dengan ancaman hukuman paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun penjara.