Rumor Kluivert sebagai calon pengganti Shin Tae-yong (STY) untuk posisi pelatih Timnas Indonesia menimbulkan perdebatan, mengingat rekam jejaknya sebagai pelatih belum sebanding dengan karier gemilangnya sebagai pemain. Dengan koleksi 122 gol bersama Barcelona dan 52 gol untuk Ajax, Kluivert memang dikenal sebagai salah satu striker terbaik, namun perjalanan kariernya sebagai pelatih masih jauh dari memuaskan.

Rumor mengenai Patrick Kluivert yang disebut sebagai kandidat pengganti untuk posisi pelatih Timnas Indonesia semakin ramai diperbincangkan. Bahkan, namanya juga trending di X dengan tambahan sebutan "downgrade" oleh warganet.

"Yg dibutuhin timnas itu sosok bengal seperti Erik ten Hag, yg dipuji tidak tumbang dihina tiap laga bang. Lah ini si Patrick, track record ga jelas, winrate 42%, skandal utang buat judi. Udah fix downgrade ini mah," ujar salah seorang warganet.

Meski memiliki nama besar, rekam jejak Kluivert sebagai pelatih masih jauh dari gemilang.

Setelah pensiun dari dunia sepak bola, Kluivert memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih tim nasional Kamerun pada 2018. Ia kemudian ditunjuk menjadi manajer akademi Barcelona pada Juli 2019. Pada 14 Mei 2021, Kluivert menjadi pelatih kepala Curacao.

Sayangnya, kariernya bersama tim tersebut tidak bertahan lama. Dari enam pertandingan yang dipimpinnya, Curacao hanya mencatat satu kemenangan, dua hasil imbang, dan tiga kekalahan. Pada Oktober 2021, Kluivert resmi meninggalkan jabatan tersebut.

Karier kepelatihannya berlanjut pada Juli 2023 ketika ia ditunjuk sebagai pelatih klub Turki, Adana Demirspor. Namun, periode ini juga tidak berlangsung lama. Hingga Desember 2023, Kluivert hanya mampu meraih delapan kemenangan dari total 20 pertandingan bersama tim tersebut.

Catatan ini tentu menjadi bahan pertimbangan bagi PSSI jika serius mempertimbangkan Kluivert sebagai suksesor Shin Tae-yong. Sebelumnya, nama Kluivert juga sempat dirumorkan menjadi kandidat pelatih tim nasional Ghana, namun rumor tersebut tidak terwujud karena pihak Ghana memilih untuk menunjuk pelatih lain.

Selain itu, Kluivert juga pernah diterpa isu miring terkait masalah di luar lapangan. Pada tahun 2017, sebuah laporan dari Bleacher Report mengungkapkan bahwa ia diduga memiliki utang judi sebesar 1 juta euro kepada kelompok kriminal.

Media Belanda, De Volkskrant, melaporkan bahwa utang tersebut menumpuk antara tahun 2011 hingga 2012 saat Kluivert menjadi pelatih tim cadangan FC Twente. Meski demikian, pengacaranya, Gerard Spong, membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Kluivert adalah korban dalam kasus ini.

Hingga saat ini, Patrick Kluivert belum memiliki klub yang ia latih sejak meninggalkan Adana Demirspor. Rekam jejaknya yang beragam dan kontroversi yang mengiringinya tentu menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil keputusan besar terkait masa depan Timnas Indonesia.