Logo PayPal. (Foto: Antara)

Berita Teknologi, PIFA - Perusahaan PayPal Holdings Inc tidak akan mendenda pengguna untuk pembaruan kebijakan dan informasi yang salah, meski sebelumnya sempat menyatakan pelanggan harus membayar 2.500 dolar AS sebagai ganti rugi.

"PayPal tidak mendenda orang untuk informasi yang salah dan bahasa ini tidak pernah dimaksudkan untuk dimasukkan dalam kebijakan kami. Kami mohon maaf atas kebingungan yang ditimbulkan," kata juru bicara perusahaan seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/10/2022).

Saham perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu dilaporkan turun hampir 6 persen setelah pembaruan, yang menurut PayPal "termasuk informasi yang salah".

Hal itu memicu reaksi keras di media sosial selama akhir pekan.

PayPal kemudian menerbitkan pembaruan kebijakan yang melarang pelanggan menggunakan layanannya untuk aktivitas yang diidentifikasi olehnya sebagai "mengirim, mem-posting, atau mempublikasikan pesan, konten, atau materi apa pun" yang mempromosikan informasi yang salah.

Sebelumnya, pelanggan harus membayar ganti rugi 2.500 dolar AS untuk setiap pelanggaran, seharusnya mulai berlaku pada 3 November, kata laporan itu.

Namun mantan Presiden PayPal David Marcus mengecam kebijakan itu dalam sebuah cuitan pada hari Sabtu (8/10), mengatakan kebijakan baru itu "bertentangan dengan semua yang saya yakini".

"Sebuah perusahaan swasta sekarang dapat memutuskan untuk mengambil uang Anda jika Anda mengatakan sesuatu yang tidak mereka setujui. Gila," cuit Marcus.

Cuitan Marcus itupun turut direspon oleh Elon Musk, kepala miliarder Tesla Inc yang ikut mendirikan PayPal.

"Setuju", kata Elon Musk membalas cuitan Marcus. (b)

Berita Teknologi, PIFA - Perusahaan PayPal Holdings Inc tidak akan mendenda pengguna untuk pembaruan kebijakan dan informasi yang salah, meski sebelumnya sempat menyatakan pelanggan harus membayar 2.500 dolar AS sebagai ganti rugi.

"PayPal tidak mendenda orang untuk informasi yang salah dan bahasa ini tidak pernah dimaksudkan untuk dimasukkan dalam kebijakan kami. Kami mohon maaf atas kebingungan yang ditimbulkan," kata juru bicara perusahaan seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/10/2022).

Saham perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu dilaporkan turun hampir 6 persen setelah pembaruan, yang menurut PayPal "termasuk informasi yang salah".

Hal itu memicu reaksi keras di media sosial selama akhir pekan.

PayPal kemudian menerbitkan pembaruan kebijakan yang melarang pelanggan menggunakan layanannya untuk aktivitas yang diidentifikasi olehnya sebagai "mengirim, mem-posting, atau mempublikasikan pesan, konten, atau materi apa pun" yang mempromosikan informasi yang salah.

Sebelumnya, pelanggan harus membayar ganti rugi 2.500 dolar AS untuk setiap pelanggaran, seharusnya mulai berlaku pada 3 November, kata laporan itu.

Namun mantan Presiden PayPal David Marcus mengecam kebijakan itu dalam sebuah cuitan pada hari Sabtu (8/10), mengatakan kebijakan baru itu "bertentangan dengan semua yang saya yakini".

"Sebuah perusahaan swasta sekarang dapat memutuskan untuk mengambil uang Anda jika Anda mengatakan sesuatu yang tidak mereka setujui. Gila," cuit Marcus.

Cuitan Marcus itupun turut direspon oleh Elon Musk, kepala miliarder Tesla Inc yang ikut mendirikan PayPal.

"Setuju", kata Elon Musk membalas cuitan Marcus. (b)

0

0

You can share on :

0 Komentar