Aksi unjuk rasa kelompok ormas Islam. (Foto: CNNIndonesia.com/Adhi Wicaksono)

Berita Nasional, PIFA - Dua organisasi masyarakat Islam, yakni Persaudaraan Alumni atau PA 212 dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saling singgung sebagai pemecah belah bangsa. Hal ini terjadi usai keduanya berselisih soal rencana Aksi 212 pada 2 Desember mendatang.

Dari pihak PBNU, Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan bahwa rencana Aksi 212 sebagai ggerakan pemecah belah bangsa. Rahmat turut menyinggung PA 212, menurutnya mereka masih mengusung isu politik identitas.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, setip politik identitas," ujar Rahmat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/11), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Rahmat menegaskan, politik identitas merupakan kejahatan politik yang akan menjadi kejahatan kemanusiaan. Sebuah bangsa, kata dia, seharusnya mewarisi kebaikan pada generasi muda, bukan energi negatif seperti politik identitas.

Pernyataan itu lalu ditanggapi oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif dengan tudingan serupa. Ia mengatakan justru pihak PBNU yang selama ini memecah belah bangsa.

Berita Nasional, PIFA - Dua organisasi masyarakat Islam, yakni Persaudaraan Alumni atau PA 212 dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saling singgung sebagai pemecah belah bangsa. Hal ini terjadi usai keduanya berselisih soal rencana Aksi 212 pada 2 Desember mendatang.

Dari pihak PBNU, Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan bahwa rencana Aksi 212 sebagai ggerakan pemecah belah bangsa. Rahmat turut menyinggung PA 212, menurutnya mereka masih mengusung isu politik identitas.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, setip politik identitas," ujar Rahmat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/11), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Rahmat menegaskan, politik identitas merupakan kejahatan politik yang akan menjadi kejahatan kemanusiaan. Sebuah bangsa, kata dia, seharusnya mewarisi kebaikan pada generasi muda, bukan energi negatif seperti politik identitas.

Pernyataan itu lalu ditanggapi oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif dengan tudingan serupa. Ia mengatakan justru pihak PBNU yang selama ini memecah belah bangsa.

0

0

You can share on :

0 Komentar