Pembagian Grup Piala Soeratin U-13 2024 Putaran Nasional, ada 9 totalnya. (Dok. PSSI)

Pembagian Grup Piala Soeratin U-13 2024 Putaran Nasional, ada 9 totalnya. (Dok. PSSI)

Berandascoped-by-BerandaSportsscoped-by-SportsPembagian Grup Piala Soeratin U-13 2024 Putaran Nasional

Pembagian Grup Piala Soeratin U-13 2024 Putaran Nasional

Indonesia | Kamis, 6 Februari 2025

PIFA.CO.ID, SPORTS - Piala Soeratin U-13 2024 akan menghadirkan persaingan ketat dari tim-tim muda berbakat yang mewakili berbagai provinsi di Indonesia. Sebanyak 34 tim telah dibagi ke dalam sembilan grup untuk bersaing di fase awal turnamen. Setiap tim akan berjuang meraih posisi terbaik guna melaju ke fase berikutnya.

Seusai menggelar Piala Soeratin 2024 putaran nasional kelompok usia U-15 dan U-17 2024, kali ini giliran U-13. Turnamen tersebut diikuti oleh perwakilan dari Asosiasi Provinsi (Asprov). Piala Soeratin 2024 putaran nasional kelompok usia U-13 akan digelar mulai 12 hingga 26 Februari mendatang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Untuk venue, PSSI menyiapkan sejumlah lapangan seperti lapangan Pakembinangun Sleman, lapangan Universitas Islam Indonesia Sleman, dan lapangan Yogyakarta Indenpendent School (YIS) Sleman. Untuk laga final akan diadakan di Stadion Sultan Agung, Bantul. Proses drawing dilaksanakan pada Selasa (4/2) ini melalui sarana virtual yakni kanal Youtube PSSI.

Grup A

Sumatera Barat

Kalimantan Timur

D.I. Yogyakarta

Papua Barat Daya

Grup B

NTB

Bali

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Grup C

Papua Barat

Jambi

Jawa Timur

Sulawesi Tenggara

Grup D

Banten

Kalimantan Barat

Lampung

Riau

Grup E

Aceh

Papua Tengah

Jawa Barat

Jakarta

Grup F

Bengkulu

Gorontalo

Maluku Utara

Bangka Belitung

Grup G

Sulawesi Tengah

Sumatera Selatan

NTT

Grup H

Kalimantan Tengah

Jawa Tengah

Kalimantan Selatan

Grup I

Sulawesi Barat

Maluku

Sumatera Utara

Turnamen ini menjadi ajang bagi para pemain muda untuk menunjukkan bakat mereka dan membangun fondasi menuju jenjang yang lebih tinggi dalam dunia sepak bola Indonesia.


Rekomendasi

Foto: DPR Desak Pemerintah Bentuk Tim Khusus untuk Investigasi Penembakan PMI di Malaysia | Pifa Net

DPR Desak Pemerintah Bentuk Tim Khusus untuk Investigasi Penembakan PMI di Malaysia

Indonesia
| Selasa, 28 Januari 2025
Foto: PGRI Kalbar Laporkan TikTokers Riezky Kabah ke Polda Usai Viral Video Hina Profesi Guru | Pifa Net

PGRI Kalbar Laporkan TikTokers Riezky Kabah ke Polda Usai Viral Video Hina Profesi Guru

Pontianak
| Kamis, 27 Februari 2025
Foto: 3 Tempat Berburu Takjil untuk Berbuka Puasa di Pontianak | Pifa Net

3 Tempat Berburu Takjil untuk Berbuka Puasa di Pontianak

Pontianak
| Sabtu, 8 Maret 2025
Foto: Malaysia Bakal Naturalisasi 7 Pemain Top Eropa untuk Kualifikasi Piala Asia 2027 | Pifa Net

Malaysia Bakal Naturalisasi 7 Pemain Top Eropa untuk Kualifikasi Piala Asia 2027

Malaysia
| Selasa, 14 Januari 2025
Foto: PSSI: Patrick Kluivert Bakal Libatkan Pelatih Lokal | Pifa Net

PSSI: Patrick Kluivert Bakal Libatkan Pelatih Lokal

Indonesia
| Rabu, 22 Januari 2025
Foto: Telat Panas, MU Nyaris Pulang Nangis Tanpa Poin di Goodison Park | Pifa Net

Telat Panas, MU Nyaris Pulang Nangis Tanpa Poin di Goodison Park

Inggris
| Sabtu, 22 Februari 2025
Foto: Daftar Olahraga yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan | Pifa Net

Daftar Olahraga yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan

Indonesia
| Minggu, 19 Januari 2025
Foto: 4 Kuliner Menggoda Khas Singkawang yang Wajib Dicoba | Pifa Net

4 Kuliner Menggoda Khas Singkawang yang Wajib Dicoba

Singkawang
| Kamis, 6 Februari 2025
Foto: DPR Minta Kasus Pemasangan Pagar Laut Diusut Tuntas | Pifa Net

DPR Minta Kasus Pemasangan Pagar Laut Diusut Tuntas

Indonesia
| Rabu, 29 Januari 2025
Foto: Rekam Jejak Kasus Hukum Nikita Mirzani: Dari Penganiayaan hingga Pemerasan | Pifa Net

Rekam Jejak Kasus Hukum Nikita Mirzani: Dari Penganiayaan hingga Pemerasan

Indonesia
| Rabu, 5 Maret 2025

Berita Terkait

Lifestyle

Foto: Kiat Kelola THR Agar Tak Cepat Habis, Simak Saran Ahli | Pifa Net

Kiat Kelola THR Agar Tak Cepat Habis, Simak Saran Ahli

PIFA.CO.ID, LIFESTYLE – Certified Financial Planner Rista Zwestika, WMI, membagikan kiat mengelola Tunjangan Hari Raya (THR) agar tidak cepat habis dan lebih produktif.Menurutnya, kesalahan umum dalam mengelola THR adalah tidak memiliki rencana keuangan yang jelas. "Banyak yang langsung menghabiskan THR tanpa membuat daftar prioritas, seperti kebutuhan mendesak atau tabungan," ujar Rista saat dihubungi di Jakarta, Jumat.Untuk itu, ia menyarankan alokasi dana THR yang lebih terstruktur, seperti:30-40 persen untuk melunasi utang berbunga tinggi.20 persen sebagai dana darurat, minimal setara 6-12 bulan pengeluaran.30 persen untuk kebutuhan mendesak seperti perbaikan rumah atau biaya kesehatan.10 persen untuk hiburan agar tidak merasa tertekan.Rista juga mengingatkan agar menghindari belanja impulsif. Salah satu caranya adalah menunda pembelian barang mahal selama 1-2 minggu untuk memastikan kebutuhan tersebut benar-benar penting.Selain itu, komunikasi dengan keluarga juga penting agar penggunaan THR tidak menimbulkan konflik, misalnya dengan tetap menyisihkan sebagian untuk orang tua tanpa mengorbankan tabungan.Ia menyarankan memanfaatkan diskon secara bijak, seperti membeli sembako dalam jumlah besar daripada barang konsumtif. "Gunakan aplikasi keuangan untuk menghindari kebocoran anggaran dan jika ada sisa, lakukan investasi sederhana seperti deposito atau reksa dana pasar uang," tambahnya.Sebagai contoh, untuk THR senilai Rp5 juta, ia menyarankan pembagian berikut:Rp1,5 juta (30%) untuk utangRp1 juta (20%) untuk dana daruratRp1,5 juta (30%) untuk kebutuhan keluargaRp500 ribu (10%) untuk hiburanRp500 ribu (10%) untuk investasi atau simpanan likuidDengan strategi ini, THR tidak hanya habis begitu saja, tetapi bisa menjadi langkah awal menuju stabilitas keuangan jangka panjang.Ia juga mengingatkan agar tidak terjebak tekanan sosial, seperti mengalokasikan THR untuk barang mewah atau pesta di luar kemampuan. "Menganggap THR sebagai 'uang panas' yang harus segera dihabiskan tanpa menyisihkan sebagian untuk dana darurat atau investasi adalah kesalahan yang sering terjadi," tutupnya.

Indonesia
| Sabtu, 8 Maret 2025

Lokal

Foto: Sosok Veddriq Leonardo di Mata Keluarga, Pemalu dan Suka Nasi Goreng | Pifa Net

Sosok Veddriq Leonardo di Mata Keluarga, Pemalu dan Suka Nasi Goreng

PIFA, Lokal - Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing asal Pontianak, Kalimantan Barat mengharumkan nama Indonesia usai berhasil meraih medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024 dalam cabang olahraga Panjat Tebing Kategori Men Speed. Veddriq mengalahkan atlet asal Tiongkok Wung Peng dalam kategori speed putra. Dengan catatan waktu 4,75 detik. Vedderiq mengalahkan lawannya tersebut dengan selisih catatan waktu hanya 0,02 detik. Kemenangan Veddriq ini pun menjadi sorotan dunia. Bahkan keluarganya yang berada di Pontianak juga turut bahagia atas keberhasilan Putra Kalbar itu. Ditemui wartawan PIFA, Rosita, ibu kandung Vedderiq mengatakan sebelum bertanding anak laki-laki satu-satunya itu sempat video call ibunya meminta doa agar berhasil meraih juara. Alhasil benar saja, doa ibunya itu pun terjaawab. “Sebelum tanding Veddriq selalu telfon orang tua. Dari dulu sampai sekarang dia seperti itu. Saya selalu bilang tanpa diminta pun mama akan selalu mendoakan, Veddriq fokus saja dan tenang dalam berlomba,” ungkapnya. Di mata keluarga, atlet kelahiran 11 Maret 1997 di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) ini merupakan sosok pendiam tetapi gigih saat ada kemauan. “Veddriq itu seorang pendiam, tapi kalau ada kemauan dia gigih memperjuangkannya. Dia akan mencoba dengan keras jika ingin sesuatu,” ujarnya Rosita menceritakan, Veddriq mengenal cabang olahraga panjat tebing saat duduk di kelas 10 sekolah menengah atas (SMA). Veddriq sering melihat teman-temannya memanjat tebing di pusat latihan panjat tebing Pontianak. “Awal kenal panjat tebing saat SMA, baru semester pertama, dia sering lihat teman manjat tebing,” terang Rosita.  Pernah fokus badminton Namun menurut Rosita, pada saat itu, Veddriq justru lebih rutin berlatih badminton. Namun tiba-tiba ketertariknya berubah ketika dia merasa kemampuannya main badminton tidak berkembang. Saat masuk SMA itulah ia mulai tetarik menekuni panjat pinang. “Dia orangnya suka tantangan. Awalnya sering latihan badminton, tapi merasa tidak ada kemajuan,” cerita Rosita. Sejak saat itu, Veddriq semakin giat berlatih, menonton pertandingan-pertandingan panjat tebing secara langsung maupun di Youtube. Veddriq juga mulai diikutsertakan ke dalam kejuaraan antar sekolah dan daerah. “Veddriq itu biasanya pulang sekolah tidak langsung ke rumah, tapi langsung latihan. Pakaian latihannya langsung dibawa,” jelas Rosita. Rosita mengatakan kurang lebih sudah hampir satu tahun anaknya itu tidak pulang ke rumah karena Veddriq harus fokus mempersiapkan diri untuk bertanding di Olimpiade Paris 2024. Rosita mengungkapkan saat pulanh ke rumah anaknya itu selalu meminta ibunya memasakan dia nasi goreng atau indomie “Veddriq itu sangat suka makan nasi goreng, bisa habis dua sampai tiga piring. Dia juga senang makan Indonemi kaldu, karena di sana kan nggak boleh makan indomie. Jadi setiap pulang selalu minta masakan. Sambal orek tempe juga,” ungkapnya. Sebagai orang tua, Rosita berharap anaknya itu tetap menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu mengharumkan nama bangsa Indonesia . “Harapan saya ke depan Veddriq lebih baik, mengangkat keluarga, mengharumkan nama bangsa Indonesia,” harap Rosita. (ly)

Pontianak
| Jumat, 9 Agustus 2024

Lifestyle

Foto: Studi: Tidur Kurang dari 6 Jam Bisa Pengaruhi Fungsi Kognitif | Pifa Net

Studi: Tidur Kurang dari 6 Jam Bisa Pengaruhi Fungsi Kognitif

PIFA, Lifestyle - Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity telah menemukan hubungan antara kurang tidur dengan penurunan fungsi kognitif. Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University College London (UCL) di Inggris, tidur kurang dari enam jam setiap hari dapat mengurangi efek perlindungan yang dihasilkan oleh aktivitas fisik teratur dalam melawan penurunan kognitif. Penelitian ini melibatkan 8.958 orang berusia 50 tahun ke atas di Inggris, yang diamati selama 10 tahun untuk mempelajari perubahan fungsi kognitif mereka dari waktu ke waktu. Para peneliti menganalisis hubungan antara kebiasaan tidur dan aktivitas fisik terhadap fungsi kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif secara fisik namun tidur kurang dari enam jam setiap hari mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat secara keseluruhan. Setelah 10 tahun, fungsi kognitif mereka menjadi setara dengan rekan-rekan mereka yang lebih sedikit beraktivitas fisik. Penulis utama studi, Mikaela Bloomberg dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care, menyatakan bahwa studi ini menunjukkan bahwa tidur yang cukup penting agar kita dapat memperoleh manfaat kognitif penuh dari aktivitas fisik. Temuan ini khususnya berlaku untuk mereka yang berusia antara 50 dan 60 tahun. Namun, temuan menarik lainnya adalah bahwa pada partisipan studi yang lebih tua, yaitu berusia 70 tahun ke atas, manfaat kognitif dari aktivitas fisik tampaknya tetap terjaga, meskipun mereka tidur kurang dari enam jam. Profesor Andrew Steptoe, rekan penulis studi dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care, menyatakan pentingnya mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat melindungi fungsi kognitif pada usia paruh baya dan lanjut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menggarisbawahi pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga fungsi kognitif. Namun, temuan dari studi ini menunjukkan bahwa intervensi juga harus mempertimbangkan kebiasaan tidur untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang bagi kesehatan kognitif. Studi ini memiliki beberapa keterbatasan, terutama karena mengandalkan laporan peserta mengenai durasi tidur dan aktivitas fisik mereka sendiri. Namun, penelitian ini memberikan pemahaman baru tentang hubungan antara tidur dan aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan kognitif. (ad)

Indonesia
| Minggu, 9 Juli 2023
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5
2
4
8
9
10
3
5