Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran Diduga Hasil dari Operasi Intelijen Mossad
Palestina | Sabtu, 10 Agustus 2024
PIFA, Internasional - Pembunuhan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pekan lalu diyakini merupakan bagian dari operasi intelijen tingkat tinggi yang dijalankan oleh agen Israel, Mossad. Meskipun pemerintah Israel belum memberikan konfirmasi resmi, informasi yang beredar mengindikasikan adanya keterlibatan Mossad dalam peristiwa ini.
Menurut sumber yang dapat dipercaya, Mossad merekrut dua warga Iran dari unit keamanan Ansar al-Mahdi, yang berada di bawah naungan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Kedua warga Iran ini seharusnya bertugas menjaga keamanan gedung dan tamu di lokasi tempat Haniyeh terbunuh. Mereka diduga tergoda oleh tawaran imbalan berupa uang dengan nominal enam digit dan relokasi aman ke Eropa Utara.
Dalam menjalankan aksinya, kedua orang tersebut dilaporkan memasang alat peledak di kamar Haniyeh sembilan jam sebelum ledakan terjadi. Kamera keamanan merekam mereka memasuki kamar Haniyeh pada pukul 4:23 sore untuk menanam bahan peledak yang kemudian dipicu dari jarak jauh oleh robot ketika Haniyeh memasuki kamarnya pada tengah malam.
Operasi ini tidak hanya melibatkan agen Mossad di Iran, tetapi juga didukung oleh jaringan intelijen luas di Irak. Unit intelijen 8200 dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) disebut berperan penting dalam menyadap komunikasi antara penyelenggara acara di Teheran dan tamu undangan, memastikan kehadiran Haniyeh dan mengkoordinasikan serangan.
Ledakan yang terjadi menewaskan Haniyeh seketika, sementara pengawalnya, Wasim Abu Shaaban, terluka parah dan kemudian meninggal akibat pendarahan hebat. Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa Abu Shaaban adalah anggota senior sayap militer Hamas yang juga menjadi target Israel.
Pasca kejadian, otoritas Iran menangkap 28 pejabat militer senior dan personel lainnya yang berada di lokasi, serta menyita perangkat elektronik mereka. Keterlibatan anggota IRGC dalam insiden ini memicu kemarahan di kalangan pemerintah Iran, yang mengancam akan melakukan tindakan balasan terhadap Israel. (ad)