Pemenang SATU Indonesia Awards 2023 Dorong Digitalisasi Desa Wisata di Indonesia
Jakarta | Sabtu, 5 Oktober 2024
PIFA, Jakarta — Desa wisata kini menjadi salah satu pilihan pariwisata alternatif yang kian digandrungi wisatawan. Wisatawan tertarik dengan pengalaman unik dan baru yang ditawarkan oleh desa-desa wisata.
Program pengembangan desa wisata di Indonesia merupakan bagian dari upaya pariwisata berkelanjutan. Tidak hanya pemerintah, berbagai komunitas, influencer, dan stakeholder lain juga ikut ambil bagian dalam memajukan potensi desa wisata di berbagai daerah.
Salah satu sosok yang berperan aktif dalam pengembangan desa wisata adalah Reza Permadi, Pemenang SATU Indonesia Awards 2023 di bidang Teknologi dari Astra. Reza mendampingi dan bekerja bersama komunitas lokal melalui pembentukan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), serta mendorong produk-produk desa wisata untuk memahami digitalisasi.
“Saat ini ada 6.030 desa wisata di seluruh Indonesia dari 80 ribuan desa. Itulah inspirasi awal kami, karena ternyata desa memiliki potensi dan daya tarik wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan,” kata Reza saat menghadiri Local Media Summit 2024 di Hotel Sultan, Jakarta pada Rabu (2/10/2024).
Dalam programnya, Reza dan tim memberikan pelatihan dan pendampingan terkait digitalisasi kepada komunitas-komunitas desa wisata. Produk-produk desa wisata kemudian dipasarkan melalui marketplace bernama Aturin.
“Aturin inilah yang akhirnya diapresiasi oleh Astra melalui SATU Indonesia Awards tahun lalu. Kami ingin membimbing komunitas agar memahami pentingnya teknologi,” tambahnya.
Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat desa dalam memahami teknologi.
"Pada dasarnya mereka sudah menggunakan smartphone, namun internet lebih banyak dimanfaatkan untuk bermain game. Kami mengarahkan mereka ke tahap berikutnya, yaitu menggunakan teknologi untuk menjual produk atau mempromosikan desanya," ujarnya.
Salah satu desa wisata yang mengalami perkembangan pesat berkat program ini adalah Desa Sejahtera Astra (DSA) di Bugisang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Reza mengungkapkan bahwa desa tersebut mampu meningkatkan pendapatan hingga Rp50-60 juta per tahun.
“Dulu mereka hanya mengandalkan pasar lokal seperti anak sekolah. Setelah kami hadir, pasar mereka semakin luas dengan kedatangan turis asing dan korporasi yang membeli paket wisata,” jelasnya.
Reza juga menyatakan bahwa program yang ia jalankan akan terus berlanjut, terutama dengan kolaborasi antara media lokal dan program Astra di desa-desa wisata.
"Peran media sangat sentral. Kami sering berkolaborasi, baik di Aturin maupun dengan Astra, untuk menyebarkan informasi mengenai produk desa wisata agar lebih dikenal. Ini membuka peluang bagi wisatawan, baik domestik maupun internasional, untuk berkunjung," paparnya.
Upaya digitalisasi desa wisata ini diharapkan dapat membawa dampak positif, tidak hanya untuk masyarakat lokal, tetapi juga untuk pertumbuhan pariwisata Indonesia secara keseluruhan.