Pemerintah Resmi Hapus Pengecer dalam Distribusi LPG 3 Kg, Harga Diklaim Lebih Terkontrol
Indonesia | Selasa, 4 Februari 2025
Pemerintah menghapus pengecer dalam Distribusi LPG 3 Kg. (Liputan6)
Indonesia | Selasa, 4 Februari 2025
Lokal
Berita Singwang, PIFA - Satresnarkoba Polres Singkawang meringkus seorang pria berinisial H yang diduga sebagai pengedar narkoba jenis sabu di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Gunung Merapi Gang Warga, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Jumat (03/06/2022) sekitar pukul 16.45 WIB. "Dari penggeledahan yang dilakukan kepada H, anggota Satresnarkoba Polres Singkawang berhasil mengamankan barang bukti yang diduga narkoba jenis sabu seberat 18,42 gram," kata Waka Polres Singkawang, Kompol Raden Mahendra, Rabu (8/6/2022). Tersangka, diduga sebagai pengedar narkoba karena jika dilihat dari barang bukti berupa percakapan di telepon genggamnya bahkan dari jumlah barang bukti tersebut sudah dipecah ke beberapa paket kecil untuk siap diedarkan. "Kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan yang bersangkutan sudah menjalankan bisnis haram ini hampir satu tahun," ujarnya. Menurut keterangan tersangka jika barang haram tersebut didapatkan dari seseorang yang berada di Kota Pontianak. "Atas perbuatannya, tersangka akan dikenakan Pasal 114 ayat 2 dan 112 ayat 2 UU Narkotika dengan ancaman hukuman paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun," ungkapnya. Sebelumnya, Kepala BNNK Singkawang, Kompol Toto Budi mengatakan, pola yang dilakukan BNNK Singkawang dalam rangka pemberantasan narkoba mengacu ke Inpres Nomor 2 tahun 2020 tentang program P4GN dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009, tentang narkotika, dimana dalam pelaksanaan di wilayah Singkawang dan Sambas dilakukan berkordinasi dengan satuan tugas (BNNP Kalbar) dan kepolisian setempat. "Program pemberantasan ini adalah dalam rangka penanganan peredaran narkoba di wilayah Singkawang dan Sambas, selain kita berkordinasi dengan polri, kita juga melakukan kordinasi dengan Pemkot dan Pemda dalam rangka mewujudkan kelurahan/desa bersinar (bersih narkoba)," katanya. Dalam pelaksanaannya, BNNK secara bersama-sama melakukan intervensi di kelurahan/desa dalam bidang pencegahan, rehabilitasi dan pemberantasan. "Selain itu kita juga melaksanakan giat pencegahan atau penyuluhan di daerah perbatasan Sambas-Malaysia ditujukan kepada masyarakat perbatasan menyangkut potensi kerawanan narkoba yang masuk dari luar ke Indonesia," ujarnya. Menurutnya, semua upaya tentang pencegahan, pemberantasan dan peredaran gelap narkoba tidak bisa dilakukan oleh BNN, TNI/Polri dan instansi pemerintah serta perlu juga dukungan dari seluruh masyarakat tentang bahaya narkoba. "Karena kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang luar biasa dan perlu dengan penanganan yang luar biasa juga," ungkapnya. (ja)
Lokal
PIFA, Lokal - Anggota DPRD Kota Pontianak, Yandi meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pontianak dan kontraktor untuk menjelaskan penyebab molornya pekerjaan renovasi Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik. Menurut Yandi, dalam pekerjaan sudah jelas di dalam kontrak pekerjaan tersebut berapa lama waktu yang dibutuhkan. "PU dan pelaksana proyek harus menjelaskan kepada publik, kenapa renovasi bisa molor dari batas waktu yang sudah ditentukan," kata Yandi, Rabu (3/1/2024). Dia menyatakan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak juga harus menjelaskan kepada masyarakat terkait sikap mereka terhadap pekerjaan renovasi yang tidak kunjung selesai. "Sampaikan kepada masyarakat biar masalah ini jadi terang benderang," ucap Yandi. Yandi mengatakan, masyarakat wajib mengetahui karena renovasi tersebut menggunakan anggaran yang tidak sedikit yakni sebesar Rp30 miliar lebih dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Yang juga menjadi pertanyaan kita, soft launching oleh Wali Kota Pontianak pada Jumat 22 Desember 2023 lalu, itu soft launching apa?" tanya Yandi. Sebelumnya pada Jumat 22 Desember 2023 lalu didampingi sejumlah pejabat, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meresmikan soft launching Mall Pelayanan Publik. Edi Rusdi Kamtono berharap, fungsi MPP dapat mengembalikan kejayaan tepian Sungai Kapuas yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat. Menurut dia, MPP bukan hanya urusan administrasi, tapi juga tersedia ruang investasi untuk business matching dan kafetaria. "Selain menyediakan 21 jenis pelayanan publik, MPP juga menandai dimulainya penataan waterfront dengan lebih lengkap. Artinya, penyempurnaan wajah baru Kota Pontianak terus berjalan," kata Edi. Kepala DPMPTSP, Hidayati mengatakan, Mall Pelayanan Publik tersebut direncanakan mulai beroperasi pada 24 Januari 2024 sekaligus menjalani masa uji coba dalam kurun waktu enam bulan. "Pada Juni, MPP akan diresmikan oleh pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)," kata Hidayat. Hidayat mengungkapkan, Mall Pelayanan Publik adalah amanat Permenpan RB, agar pelayanan publik lebih terintegrasi. Peresmian soft launching Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik tersebut dilakukan tepat sehari sebelum Edi Rusdi Kamtono mengakhiri masa jabatannya.
Lokal
Berita Kalbar, PIFA - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerjunkan Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yang biasa disebut lembaga penanggulangan bencana untuk membantu penanggulangan bencana banjir di Kalimantan Barat. Dr. Hasan salah satu dari Tim MDMC mengatakan, setelah mendapatkan informasi dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Sintang, Sekadau dan pimpinan wilayah Muhammadiyah di Kalimantan Barat, tim MDMC segera diterjunkan ke lokasi. “Pada tanggal 17 November 2021, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menerjunkan tim hasil dari asesmen salah satu yang diturunkan adalah Tim Emergency Medical Team sebagaimana kita ketahui saat ini Emergency Medical Team Muhammadiyah sedang dalam proses akhir verifikasi oleh pihak bersangkutan,”ujarnya saat di wawancara, Kamis (02/12/2021). Hasan mengatakan pada tanggal 17 November 2021 hingga tanggal 1 Desember 2021, tim merasakan pengalaman yang sangat luar biasa ditemui, karena memang banjir yang terjadi di Sintang dan Sekadau ini nampaknya adalah banjir yang tidak terpikirkan sebelumnya. “Saat kami terjun beberapa akses jalan menuju titik banjir di desa, kami mengalami kendala dikarenakan kami harus menjangkau daerah yang aksesnya tidak mudah, ataupun tingkat kesulitan yang bervariasi ada yang betul-betul susah dilalui karena keterbatasan transportasi sarana dan prasarana seperti keterbatasan jumlah perahu,” sampainya. Hasan juga menyampaikan, adanya bantuan dari dinas kesehatan di kabupaten, dan perjalanan yang cukup panjang di beberapa titik memang kami mendapati kondisi masyarakat memperihatikan dan ditemui adanya penyakit pasca banjir. “Yang harus Kita waspadai adalah penyakit yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik termasuk, kemarin kami berkeliling di beberapa titik di Sintang, hampir tidak ada tempat sampah di titik-titik yang sangat penting di desa apakah sebelumnya memang tidak ada atau tersapu oleh banjir,” ujarnya “Hal ini sudah kami sampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang dan Sekadau untuk kemudian ditindaklanjuti,”tambahnya. Kemudian dia juga menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya tersedianya air bersih yang ada di lokasi pasca banjir. “Yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah khususnya di kabupaten Sanggau, ternyata banyak sekali masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk mereka mandi mencuci keperluan dan sebagainya, selain itu dampak dari banjir, ada sumur yang digunakan oleh masyarakat namun harus terendam oleh air banjir,” sampainya. Hasan menerangkan, bahwa tim sudah dilokasi dari tanggal 17 November 2021 sampai tanggal 1 Desember 2021, kemudian melakukan analisa karena tim sudah dalam proses sertifikasi dokter, perawat dan bidan semuanya dilengkapi dengan STR yang merupakan betul-betul tenaga yang berkapasitas. “Kami berkolaborasi dengan BPBD pun sudah cukup lama, sehingga banyak masyarakat yang harusnya bisa diminimalisir dampaknya itu mungkin agak sedikit terlambat, hal ini menjadi catatan bersama dan kemudian kami sudah koordinasi harapannya ke depan bisa diminimalisir,”tutupnya.