Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, saat menyerahkan bantuan beras kepada masyarakat. (Dok. Prokopim Pemkab Kapuas Hulu)

PIFA, Lokal - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu bersama Perum Bulog Putussibau telah meluncurkan program bantuan beras cadangan tahap kedua untuk membantu masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan.

"Bantuan beras itu bentuk perhatian pemerintah dalam meringankan beban masyarakat," kata Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.

Bantuan beras cadangan yang diterima Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 567 ton, yang akan didistribusikan kepada 18.908 kepala keluarga yang tersebar di 23 kecamatan.

Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, dalam pernyataannya di Putussibau, Rabu, mengungkapkan, "Bantuan beras ini adalah wujud perhatian pemerintah dalam upaya meringankan beban masyarakat di tengah kondisi sulit akibat dampak kekeringan dan kemarau panjang yang berimbas pada gagal panen serta kenaikan harga beras di pasaran."

Selain mengandalkan bantuan beras, Fransiskus Diaan juga mengingatkan masyarakat untuk mencari alternatif sumber makanan selain beras, seperti jagung, sukun, dan umbi-umbian. Ia berpendapat bahwa diversifikasi makanan bisa membantu mengurangi kerawanan pangan saat terjadi krisis beras. 

"Pemerintah tidak melarang konsumsi beras, tetapi bisa juga konsumsi makanan pendamping yang proteinnya sama," kata Fransiskus. (ad)

PIFA, Lokal - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu bersama Perum Bulog Putussibau telah meluncurkan program bantuan beras cadangan tahap kedua untuk membantu masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan.

"Bantuan beras itu bentuk perhatian pemerintah dalam meringankan beban masyarakat," kata Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.

Bantuan beras cadangan yang diterima Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 567 ton, yang akan didistribusikan kepada 18.908 kepala keluarga yang tersebar di 23 kecamatan.

Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, dalam pernyataannya di Putussibau, Rabu, mengungkapkan, "Bantuan beras ini adalah wujud perhatian pemerintah dalam upaya meringankan beban masyarakat di tengah kondisi sulit akibat dampak kekeringan dan kemarau panjang yang berimbas pada gagal panen serta kenaikan harga beras di pasaran."

Selain mengandalkan bantuan beras, Fransiskus Diaan juga mengingatkan masyarakat untuk mencari alternatif sumber makanan selain beras, seperti jagung, sukun, dan umbi-umbian. Ia berpendapat bahwa diversifikasi makanan bisa membantu mengurangi kerawanan pangan saat terjadi krisis beras. 

"Pemerintah tidak melarang konsumsi beras, tetapi bisa juga konsumsi makanan pendamping yang proteinnya sama," kata Fransiskus. (ad)

0

0

You can share on :

0 Komentar