Foto: Prokopim Pemkab Kubu Raya

Berita Kubu Raya, PIFA - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kubu Raya ikuti penilaian kinerja delapan aksi konvergensi stunting tahun 2021, yang dilaksanakan di Gedung Marcure Pontianak, Selasa (24/5/2022).

Kegiatan tersebut juga diikuti sembilan Kabupaten/Kota antaranya Kab Ketapang, Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sanggau, Landak, Sambas, dan Pontianak.

Kepala Bappeda Kubu Raya, Amini Maros mengatakan Pemerintah daerah Kubu Raya memiliki strategi kepong bakol untuk percepatan penurunan angka stunting yang ditargetkan nasional ditahun 2024 mencapai angka 14% yang telah diatur pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Dari tahun 2019 angka stunting kita telah berada di 23% dalam RPJMD kita menargetkan angka stunting ini turun draktis. Alhamdulilah dengan strategi kepong bakol bapak Bupati dapat kita turunkan di tahun 2020 sebesar 13% sedangkan di tahun 2021 sebesar 7,9%,” ucapnya saat ditemui.

Turunnya penanganan angka stunting tersebut, sebut dirinya tidak terlepas dengan inovasi-inovasi yang diterapkan Pemerintah Kubu Raya untuk memenuhi delapan aksi penilaian konvergensi stunting
Pertama adanya inovasi si- BUNDA, yang berbasis data ibu-ibu hamil, bayi, dan balita yang ada disetiap rumah berdasarkan by name, by addres, by koordinat dan infografis
"Kemudian memberikan USG Portable (alat ultrasonografi) disetiap Puskesmas,” sambungnya.

Alat USG Portable ini, sebut Maros untuk mengetahui keadaan janin dalam kandungan ibu hamil, sehingga perkembangan sang janin dapat dideteksi yang apabila ada kelainan segera ditangani. Kemudian pemberian asupan gizi terhadap ibu-ibu hamil.

“Kita berikan telur ayam kampong yang memberikan gizi, sehingga berimbas kepada ekonomi masyarakat juga untuk berternak ayam kampong, jadi kita tidak perlu lagi mencari keluar daerah,” ujarnya.

Lebih jauh inovasi lainnya tentang mengetahui keberadaan ibu hamil maupun balita berpotensi stunting dengan menggunakan sistem infomasi data geospasial.

“Cepat segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan sehingga cepat ditangani, yang apabila tidak bisa ditangani ditingkat Puskesmas segera dibawa ke Kabupaten,” jelasnya. (ja) 

Berita Kubu Raya, PIFA - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kubu Raya ikuti penilaian kinerja delapan aksi konvergensi stunting tahun 2021, yang dilaksanakan di Gedung Marcure Pontianak, Selasa (24/5/2022).

Kegiatan tersebut juga diikuti sembilan Kabupaten/Kota antaranya Kab Ketapang, Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sanggau, Landak, Sambas, dan Pontianak.

Kepala Bappeda Kubu Raya, Amini Maros mengatakan Pemerintah daerah Kubu Raya memiliki strategi kepong bakol untuk percepatan penurunan angka stunting yang ditargetkan nasional ditahun 2024 mencapai angka 14% yang telah diatur pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Dari tahun 2019 angka stunting kita telah berada di 23% dalam RPJMD kita menargetkan angka stunting ini turun draktis. Alhamdulilah dengan strategi kepong bakol bapak Bupati dapat kita turunkan di tahun 2020 sebesar 13% sedangkan di tahun 2021 sebesar 7,9%,” ucapnya saat ditemui.

Turunnya penanganan angka stunting tersebut, sebut dirinya tidak terlepas dengan inovasi-inovasi yang diterapkan Pemerintah Kubu Raya untuk memenuhi delapan aksi penilaian konvergensi stunting
Pertama adanya inovasi si- BUNDA, yang berbasis data ibu-ibu hamil, bayi, dan balita yang ada disetiap rumah berdasarkan by name, by addres, by koordinat dan infografis
"Kemudian memberikan USG Portable (alat ultrasonografi) disetiap Puskesmas,” sambungnya.

Alat USG Portable ini, sebut Maros untuk mengetahui keadaan janin dalam kandungan ibu hamil, sehingga perkembangan sang janin dapat dideteksi yang apabila ada kelainan segera ditangani. Kemudian pemberian asupan gizi terhadap ibu-ibu hamil.

“Kita berikan telur ayam kampong yang memberikan gizi, sehingga berimbas kepada ekonomi masyarakat juga untuk berternak ayam kampong, jadi kita tidak perlu lagi mencari keluar daerah,” ujarnya.

Lebih jauh inovasi lainnya tentang mengetahui keberadaan ibu hamil maupun balita berpotensi stunting dengan menggunakan sistem infomasi data geospasial.

“Cepat segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan sehingga cepat ditangani, yang apabila tidak bisa ditangani ditingkat Puskesmas segera dibawa ke Kabupaten,” jelasnya. (ja) 

0

0

You can share on :

0 Komentar