Pendiri Telegram Pavel Durov Ditangkap di Paris, Ternyata Gara-gara Ini
Paris | Senin, 26 Agustus 2024
PIFA, Internasional - Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan populer Telegram, ditangkap oleh otoritas Prancis di Bandara Bourget, di luar Paris, pada Sabtu malam. Kabar penangkapan Durov pertama kali disiarkan oleh media Prancis TF1 TV dan BFM TV, yang mengutip sumber anonim.
Durov, yang bepergian dengan jet pribadinya, menjadi target surat perintah penangkapan terkait penyelidikan atas kurangnya kegiatan moderasi di Telegram. Menurut laporan TF1, penangkapan ini terkait dengan kekhawatiran polisi bahwa kurangnya moderasi tersebut memungkinkan aktivitas kriminal terus berlangsung tanpa hambatan di platform perpesanan yang memiliki 900 juta pengguna aktif ini.
Telegram, yang berbasis di Dubai dan didirikan oleh Durov pada 2013, telah menjadi salah satu platform media sosial utama di dunia, khususnya di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Aplikasi ini telah bertekad untuk mencapai satu miliar pengguna pada tahun depan. Durov sendiri meninggalkan Rusia pada 2014 setelah menolak permintaan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK yang saat itu ia miliki dan kemudian dijualnya.
Menanggapi penangkapan ini, Telegram belum memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri dan kepolisian Prancis juga menolak untuk memberikan komentar.
Di sisi lain, Kedutaan Besar Rusia di Prancis menyatakan kepada kantor berita negara Rusia, TASS, bahwa mereka belum dihubungi oleh tim Durov, namun telah mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi situasi ini. Beberapa politisi Rusia, termasuk Mikhail Ulyanov, perwakilan Rusia untuk organisasi internasional di Wina, mengecam penangkapan ini, menuduh Prancis bertindak seperti kediktatoran.
"Beberapa orang yang naif masih tidak mengerti bahwa jika mereka memainkan peran yang lebih atau kurang terlihat dalam ruang informasi internasional, tidak aman bagi mereka untuk mengunjungi negara-negara yang bergerak menuju masyarakat yang jauh lebih totaliter," tulis Ulyanov di platform X.
Kekayaan Durov, yang menurut Forbes ditaksir sebesar US$15,5 miliar, menempatkannya sebagai salah satu tokoh teknologi terkemuka di dunia. Telegram, di bawah kepemimpinannya, terus mempertahankan posisinya sebagai "platform netral" dan tidak terlibat dalam geopolitik, meskipun mendapat tekanan dari berbagai pemerintah di seluruh dunia. (ad)