Foto: Adpim Provinsi Kalbar

Berita Kalbar, PIFA - Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Hj. Lismaryani, beserta Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., menjadi narasumber Program Dialog Khusus TVRI Kalimantan Barat di Studio TVRI Kalimantan Barat Jalan Ahmad Yani Pontianak, Jumat (17/12/2021).

Dialog yang mengangkat tema “Sinergi Pengembangan Kerajinan di Kalimantan Barat” tersebut bertujuan menyebarluaskan informasi mengenai sinergi pengembangan kerajinan di Kalimantan Barat antara Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat dan pemangku kepentingan lainnya.

Kalimantan Barat memiliki potensi produk kerajinan yang sangat beragam, seperti kerajinan kain tenun dan kerajinan anyaman yang terbaik di setiap kabupaten/kota. 

Kerajinan Tenun Sidan dari Kabupaten Kapuas Hulu, Tenun Ikat dari Kabupaten Sintang, dan Kain Songket dari Kabupaten Sambas, mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, juga membeli produk kerajinan tenun ikat dari Kabupaten Sintang ketika melakukan kunjungan kerja ke Bumi Senentang beberapa waktu lalu.

“Dampak besar yang dirasakan sektor kerajinan di masa pandemi 2 tahun ini yaitu menurunnya jumlah pembeli kerajinan, sehingga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah produksi. Kemudian, modal usaha kerajinan pun sangat susah untuk berputar, sehingga produksi kerajinan yang ada di Kalimantan Barat sangat menurun,” jelas Ny. Hj. Lismaryani.

Masalah pendanaan merupakan tantangan dalam memberdayakan serta mengembangkan pengrajin lokal di masa pandemi, karena pendanaan merupakan modal utama untuk membuat suatu kerajinan, sehingga pengrajin bisa berkarya kembali. 

Dengan tidak adanya pendanaan, maka pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia akan semakin sulit dilakukan. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu ketersediaan bahan baku.

Dekranasda Prov Kalbar berupaya mendorong anak muda terlibat aktif dalam produk kerajinan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan di beberapa subsektor ekonomi kreatif, seperti pelatihan kerajinan Tenun Sidan, lomba tenun, pelatihan fotografer, yang sudah dilaksanakan di tahun 2021. Selain itu, Dekranasda Prov Kalbar akan mensinergikan pelajaran muatan lokal yang ada di dalam program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, khususnya untuk anak-anak SMK/SMA/sederajat tentang karya-karya yang diciptakan oleh para leluhur untuk diketahui generasi muda/milenial. 

“Tenun sidan merupakan salah satu potensi tenun di Kalbar selain Songket Sambas, Tenun Ikat Sintang dan Tenun Ikat Kampung Ilong Sekadau. Dekranasda Prov Kalbar bersama para stakeholder terus berupaya mengangkat potensi Tenun Sidan Kapuas Hulu melalui pembinaan pengrajin tenun, lomba desain tenun hingga pada pemanfaatannya dalam lomba fashion dengan bahan tenun sidan di tahun 2022,” tutup Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat.

Berita Kalbar, PIFA - Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Hj. Lismaryani, beserta Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., menjadi narasumber Program Dialog Khusus TVRI Kalimantan Barat di Studio TVRI Kalimantan Barat Jalan Ahmad Yani Pontianak, Jumat (17/12/2021).

Dialog yang mengangkat tema “Sinergi Pengembangan Kerajinan di Kalimantan Barat” tersebut bertujuan menyebarluaskan informasi mengenai sinergi pengembangan kerajinan di Kalimantan Barat antara Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat dan pemangku kepentingan lainnya.

Kalimantan Barat memiliki potensi produk kerajinan yang sangat beragam, seperti kerajinan kain tenun dan kerajinan anyaman yang terbaik di setiap kabupaten/kota. 

Kerajinan Tenun Sidan dari Kabupaten Kapuas Hulu, Tenun Ikat dari Kabupaten Sintang, dan Kain Songket dari Kabupaten Sambas, mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, juga membeli produk kerajinan tenun ikat dari Kabupaten Sintang ketika melakukan kunjungan kerja ke Bumi Senentang beberapa waktu lalu.

“Dampak besar yang dirasakan sektor kerajinan di masa pandemi 2 tahun ini yaitu menurunnya jumlah pembeli kerajinan, sehingga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah produksi. Kemudian, modal usaha kerajinan pun sangat susah untuk berputar, sehingga produksi kerajinan yang ada di Kalimantan Barat sangat menurun,” jelas Ny. Hj. Lismaryani.

Masalah pendanaan merupakan tantangan dalam memberdayakan serta mengembangkan pengrajin lokal di masa pandemi, karena pendanaan merupakan modal utama untuk membuat suatu kerajinan, sehingga pengrajin bisa berkarya kembali. 

Dengan tidak adanya pendanaan, maka pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia akan semakin sulit dilakukan. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu ketersediaan bahan baku.

Dekranasda Prov Kalbar berupaya mendorong anak muda terlibat aktif dalam produk kerajinan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan di beberapa subsektor ekonomi kreatif, seperti pelatihan kerajinan Tenun Sidan, lomba tenun, pelatihan fotografer, yang sudah dilaksanakan di tahun 2021. Selain itu, Dekranasda Prov Kalbar akan mensinergikan pelajaran muatan lokal yang ada di dalam program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, khususnya untuk anak-anak SMK/SMA/sederajat tentang karya-karya yang diciptakan oleh para leluhur untuk diketahui generasi muda/milenial. 

“Tenun sidan merupakan salah satu potensi tenun di Kalbar selain Songket Sambas, Tenun Ikat Sintang dan Tenun Ikat Kampung Ilong Sekadau. Dekranasda Prov Kalbar bersama para stakeholder terus berupaya mengangkat potensi Tenun Sidan Kapuas Hulu melalui pembinaan pengrajin tenun, lomba desain tenun hingga pada pemanfaatannya dalam lomba fashion dengan bahan tenun sidan di tahun 2022,” tutup Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat.

0

0

You can share on :

0 Komentar

Berita Lainnya