Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan perang terhadap Hamas. (AFP/Emmanuel Dunand)

PIFA, Politik - Israel secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas, memicu operasi militer besar-besaran di Gaza, menandai eskalasi dramatis dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Pertempuran mematikan ini memasuki fase baru ketika Hamas, kelompok militan Islam, melancarkan serangan mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya, menewaskan lebih dari 700 warga Israel dan menyandera lebih dari 100 orang, termasuk perwira tinggi.

Seperti diberitakan CNN, Tank dan kendaraan militer bergerak di dekat perbatasan Israel-Gaza pada hari Minggu, mencerminkan intensitas operasi militer yang sedang berlangsung. Sabtu menjadi hari paling mematikan dalam beberapa dekade bagi Israel, dengan ribuan roket diluncurkan dari Gaza, merobohkan sejumlah lokasi di Israel termasuk Tel Aviv.

Hamas bahkan berhasil menyusup ke pangkalan militer, kota, dan peternakan, menembaki warga sipil dan menyandera orang Israel.

Meskipun Israel telah merespons dengan serangan udara di Gaza, melibatkan lebih dari 400 sasaran termasuk menara yang digunakan oleh Hamas, pertanyaan muncul mengenai kelengahan intelijen dan kegagalan keamanan terburuk yang pernah dialami oleh negara tersebut.

Dalam situasi yang sangat berbahaya ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melakukan pembalasan yang besar dan memperingatkan tentang "perang yang panjang dan sulit."

Sementara itu, warga sipil menjadi korban utama di tengah pertempuran ini. Menurut pihak berwenang Palestina, 78 anak-anak termasuk di antara korban tewas, dan ribuan lainnya terluka. Namun, Israel juga mengalami kerugian. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tengah berupaya menetralisir pertempuran signifikan di beberapa wilayah, termasuk pemukiman Otef.

Negara-negara Barat telah mengutuk serangan Hamas dan menjanjikan dukungan untuk Israel, Seperti Amerika Serikat, melalui Presiden Joe Biden, telah mengecam serangan Hamas dan mendukung tindakan tegas Israel dalam melindungi warganya.

Sementara negara-negara Arab, termasuk yang telah mengakui Israel, mendesak agar situasi segera tenang. Sementara dunia menyaksikan pertempuran ini berkembang dengan cepat, ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya, menciptakan ketidakpastian global yang mendalam. (hs)

PIFA, Politik - Israel secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas, memicu operasi militer besar-besaran di Gaza, menandai eskalasi dramatis dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Pertempuran mematikan ini memasuki fase baru ketika Hamas, kelompok militan Islam, melancarkan serangan mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya, menewaskan lebih dari 700 warga Israel dan menyandera lebih dari 100 orang, termasuk perwira tinggi.

Seperti diberitakan CNN, Tank dan kendaraan militer bergerak di dekat perbatasan Israel-Gaza pada hari Minggu, mencerminkan intensitas operasi militer yang sedang berlangsung. Sabtu menjadi hari paling mematikan dalam beberapa dekade bagi Israel, dengan ribuan roket diluncurkan dari Gaza, merobohkan sejumlah lokasi di Israel termasuk Tel Aviv.

Hamas bahkan berhasil menyusup ke pangkalan militer, kota, dan peternakan, menembaki warga sipil dan menyandera orang Israel.

Meskipun Israel telah merespons dengan serangan udara di Gaza, melibatkan lebih dari 400 sasaran termasuk menara yang digunakan oleh Hamas, pertanyaan muncul mengenai kelengahan intelijen dan kegagalan keamanan terburuk yang pernah dialami oleh negara tersebut.

Dalam situasi yang sangat berbahaya ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melakukan pembalasan yang besar dan memperingatkan tentang "perang yang panjang dan sulit."

Sementara itu, warga sipil menjadi korban utama di tengah pertempuran ini. Menurut pihak berwenang Palestina, 78 anak-anak termasuk di antara korban tewas, dan ribuan lainnya terluka. Namun, Israel juga mengalami kerugian. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tengah berupaya menetralisir pertempuran signifikan di beberapa wilayah, termasuk pemukiman Otef.

Negara-negara Barat telah mengutuk serangan Hamas dan menjanjikan dukungan untuk Israel, Seperti Amerika Serikat, melalui Presiden Joe Biden, telah mengecam serangan Hamas dan mendukung tindakan tegas Israel dalam melindungi warganya.

Sementara negara-negara Arab, termasuk yang telah mengakui Israel, mendesak agar situasi segera tenang. Sementara dunia menyaksikan pertempuran ini berkembang dengan cepat, ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya, menciptakan ketidakpastian global yang mendalam. (hs)

0

0

You can share on :

0 Komentar