Foto: Prokopim Pemkab Kubu Raya

Berita Kubu Raya, PIFA - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pengembangan dan Penelitian (Bappeda Litbang) terus berupaya memperkuat Sistem Data Informasi Geospasial dengan melaunching Portal Ekosistem Satu Data.
 
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, perjalanan pembangunan informasi data geospasial merupakan suatu langkah bagi Kabupaten Kubu Raya sejak awal tahun 2021 yang diperkuat dengan regulasi peraturan bupati Kubu Raya nomor 2 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial Daerah dan dibentuknya kelembagaan-kelembagaan, baik operator ditingkat simpul jaringan daerah maupun juga rekrutmen tenaga-tenaga operator serta Tenaga Penggarak Data (TPD) desa.
 
“Tentunya inovasi ini terus kita kembangkan dan Alhamdulillah, semua itu kita mulai dengan data dasar setiap rumah tangga atau bedah rumah tangga, karena dengan data dasar rumah tangga ini kita akan memahami apapun yang lakukan dan kerjakan oleh pemerinatah Kubu Raya tentu arahnya menyasar pada setiap rumah tangga-tumah tangga dan tentu juga indikator-indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan juga hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan inklusif yang semua itu sasarannya itu baik subyek maupun obyeknya kita hubungkan di ruang kebumian Kabupaten Kubu Raya”, kata Bupati Muda Mahendrawan saat menyampaikan arahannya melalui rekaman video yang disiarkan pada launching portal ekosistem satu data di Gardenia Resort and Spa, Kamis (31/3/2022 pagi.
 
Menurut Bupati Muda, model informasi data geospasial yang dikembangkan pemerintah Kubu Raya saat ini yang menyasar langsung di setiap rumah tangga dinilai sudah sangat efektif dan juga pada tematik-tematik lainnya yang menyangkut di seluruh Oraganisasi Perangkat Daerah (OPD).
 
“Yang mana langkah–langkah kita dalam penguatan peta kerja yang kita namakan strategi sistem ‘kepung bakul’ (gotong royong), yang mana semuanya harus mengepung dan data ini merupakan fondasi utama kita bergerak untuk bagaimana kita merencanakan lebih tepat, efektif, dan juga kita meramunya itu dengan anggaran dukungan serta berkolaborasi dengan semua pihak akan membuat capaian baik output maupun outcam yang paling kita utamakan supaya benar-benar terukur dan berdampak,” jelas bupati.
 
Bupati menyampaikan, dengan langkah ini maka akan muncul keinginan untuk bagaimana mengejar agregat setiap yang dicapai, baik itu IPM, pertumbuhan ekonomi maupun indikator-indikator lainnya. Dalam hal ini, tentu kita harus melihat dimana sebarannya, subyeknya apa, siapa, maupun bagaimana kondisinya. Apalagi terkait dengan rumah tangga dalam hal kelayakan-kelayakan dan program perlindungan sosial yang sekaligus. Sehingga itu akan memberikan dampak untuk mengejar mana yang benar-benar belum dapat terakses.
 
“Ini merupakn langkah untuk menghindari pembiaran-pembiaran terhadap mana yang harus ditransformasi dari yang belum terdata menjadi terdata subyek-subyek setiap rumah tangga maupun etmatik lainnya. Kemudian bagaimana yang belum berdaya menjadi bagaimana berdaya. Transformasi inilah yang kita lakukan dengan pemanfaatan sistem infomasi data geospasial.
 
Sementara itu, Ketua International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Sonya Dewi mengatakan, pengelolaan data melalui satu data ini merupakan suatu upaya meningkatkan validitas berbagai pakai dan meningkatkan efesiensi pengelolaan data dan tentunya hal ini sejalan dengan kewenangan pihaknya. Menurutnya, Untuk menunjang setiap perencanaan diperlukan suatu perencanaan yang baik dan didukung dengan data yang baik.
 
“Satu data ini bisa dicapai di Kubu Raya apabila kita melakukan apa yang disampaikan pak Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dengan sistem ‘kepong bakol’ (keroyokan), sehingga berbagai data pasial dan non pasial akan menjadi ujung tombak pelaksanan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG), mengingat Kubu Raya merupakan satu diantara daerah di Indonesia yang memiliki ekosistem lahan gambut yang cukup luas,” ujarnya.
 
Tentunya, Sonya menambahkan, dengan adanya pengelolaan satu data akan membantu kelompok kerja (pokja) RPPEG kabupaten Kubu Raya pada langkah awal proses penyusunan tersebut dan hal ini dirinya menargetkan akan selesai dalam satu sampai dua tahun ke depan melalui kerjasama semua pihak.
 
“terkait dengan penglolaan lahan gambut ini, kita berharap Kubu raya nantinya bisa berkontribusi terhadap cita-cita atau ambisi nasional, sehingga kita sudah membuat janji kepada masyarakat global bahwa kita mampu menurunkan emesi gas rumah kaca sebanyak 29 persen dengan usaha sendiri dan menjadi 41 persen apabila ada bantuan dari multilateral,” paparnya.
 
Launching Portal Ekosistem Satu Data ini dilakukan Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Kubu Raya Amini Maros bersama Koordinator Satu Data Indonesia (SDI), Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembanguann Nasional (PPN?Bappenas) Oktorialdi dan Kepala Pusat Pengelolaan dan penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG) Badan Informasi Geospasial (BIG) Rachman Rofa'i. (ja)

Berita Kubu Raya, PIFA - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pengembangan dan Penelitian (Bappeda Litbang) terus berupaya memperkuat Sistem Data Informasi Geospasial dengan melaunching Portal Ekosistem Satu Data.
 
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, perjalanan pembangunan informasi data geospasial merupakan suatu langkah bagi Kabupaten Kubu Raya sejak awal tahun 2021 yang diperkuat dengan regulasi peraturan bupati Kubu Raya nomor 2 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial Daerah dan dibentuknya kelembagaan-kelembagaan, baik operator ditingkat simpul jaringan daerah maupun juga rekrutmen tenaga-tenaga operator serta Tenaga Penggarak Data (TPD) desa.
 
“Tentunya inovasi ini terus kita kembangkan dan Alhamdulillah, semua itu kita mulai dengan data dasar setiap rumah tangga atau bedah rumah tangga, karena dengan data dasar rumah tangga ini kita akan memahami apapun yang lakukan dan kerjakan oleh pemerinatah Kubu Raya tentu arahnya menyasar pada setiap rumah tangga-tumah tangga dan tentu juga indikator-indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan juga hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan inklusif yang semua itu sasarannya itu baik subyek maupun obyeknya kita hubungkan di ruang kebumian Kabupaten Kubu Raya”, kata Bupati Muda Mahendrawan saat menyampaikan arahannya melalui rekaman video yang disiarkan pada launching portal ekosistem satu data di Gardenia Resort and Spa, Kamis (31/3/2022 pagi.
 
Menurut Bupati Muda, model informasi data geospasial yang dikembangkan pemerintah Kubu Raya saat ini yang menyasar langsung di setiap rumah tangga dinilai sudah sangat efektif dan juga pada tematik-tematik lainnya yang menyangkut di seluruh Oraganisasi Perangkat Daerah (OPD).
 
“Yang mana langkah–langkah kita dalam penguatan peta kerja yang kita namakan strategi sistem ‘kepung bakul’ (gotong royong), yang mana semuanya harus mengepung dan data ini merupakan fondasi utama kita bergerak untuk bagaimana kita merencanakan lebih tepat, efektif, dan juga kita meramunya itu dengan anggaran dukungan serta berkolaborasi dengan semua pihak akan membuat capaian baik output maupun outcam yang paling kita utamakan supaya benar-benar terukur dan berdampak,” jelas bupati.
 
Bupati menyampaikan, dengan langkah ini maka akan muncul keinginan untuk bagaimana mengejar agregat setiap yang dicapai, baik itu IPM, pertumbuhan ekonomi maupun indikator-indikator lainnya. Dalam hal ini, tentu kita harus melihat dimana sebarannya, subyeknya apa, siapa, maupun bagaimana kondisinya. Apalagi terkait dengan rumah tangga dalam hal kelayakan-kelayakan dan program perlindungan sosial yang sekaligus. Sehingga itu akan memberikan dampak untuk mengejar mana yang benar-benar belum dapat terakses.
 
“Ini merupakn langkah untuk menghindari pembiaran-pembiaran terhadap mana yang harus ditransformasi dari yang belum terdata menjadi terdata subyek-subyek setiap rumah tangga maupun etmatik lainnya. Kemudian bagaimana yang belum berdaya menjadi bagaimana berdaya. Transformasi inilah yang kita lakukan dengan pemanfaatan sistem infomasi data geospasial.
 
Sementara itu, Ketua International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Sonya Dewi mengatakan, pengelolaan data melalui satu data ini merupakan suatu upaya meningkatkan validitas berbagai pakai dan meningkatkan efesiensi pengelolaan data dan tentunya hal ini sejalan dengan kewenangan pihaknya. Menurutnya, Untuk menunjang setiap perencanaan diperlukan suatu perencanaan yang baik dan didukung dengan data yang baik.
 
“Satu data ini bisa dicapai di Kubu Raya apabila kita melakukan apa yang disampaikan pak Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dengan sistem ‘kepong bakol’ (keroyokan), sehingga berbagai data pasial dan non pasial akan menjadi ujung tombak pelaksanan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG), mengingat Kubu Raya merupakan satu diantara daerah di Indonesia yang memiliki ekosistem lahan gambut yang cukup luas,” ujarnya.
 
Tentunya, Sonya menambahkan, dengan adanya pengelolaan satu data akan membantu kelompok kerja (pokja) RPPEG kabupaten Kubu Raya pada langkah awal proses penyusunan tersebut dan hal ini dirinya menargetkan akan selesai dalam satu sampai dua tahun ke depan melalui kerjasama semua pihak.
 
“terkait dengan penglolaan lahan gambut ini, kita berharap Kubu raya nantinya bisa berkontribusi terhadap cita-cita atau ambisi nasional, sehingga kita sudah membuat janji kepada masyarakat global bahwa kita mampu menurunkan emesi gas rumah kaca sebanyak 29 persen dengan usaha sendiri dan menjadi 41 persen apabila ada bantuan dari multilateral,” paparnya.
 
Launching Portal Ekosistem Satu Data ini dilakukan Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Kubu Raya Amini Maros bersama Koordinator Satu Data Indonesia (SDI), Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembanguann Nasional (PPN?Bappenas) Oktorialdi dan Kepala Pusat Pengelolaan dan penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG) Badan Informasi Geospasial (BIG) Rachman Rofa'i. (ja)

0

0

You can share on :

0 Komentar