Pj Gubernur Harisson Pastikan Pajak Kendaraan Bermotor di Kalbar Tidak Alami Kenaikan
Kalbar | Senin, 23 Desember 2024
Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson memastikan bahwa pajak kendaraan bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB) di Kalbar tidak alami kenaikan. (Dok. PIFA/Lydia Salsabila)
Kalbar | Senin, 23 Desember 2024
Pifabiz
PIFAbiz - Film berjudul “Kabut Berduri” yang angkat kisah perbatasan Kalimantan ini resmi tayang hari ini, 1 Agustus 2024 di Netflix. Film bergenre crime-investigative thriller ini mengangkat kisah pembunuhan misterius yang terjadi di perbatasan Indonesia yakni Kalimantan Barat dan Malaysia. Film Kabut Berduri ini dibintangi Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, Iedil Dzuhrie Alaudin, Kiki Narendra, Siti Fauziah, dan Sita Nursanti. Melansir dari berbagai sumber, ide film 'Kabut Berduri' ini disebut lahir dari riset yang dilakukan antropolog Dave Lumenta, pada masa 2000-an. Saat itu Dave tengah meneliti tentang kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan pada masa transisi dari orde baru ke era reformasi. Pembalakan liar sedang marak terjadi, antara tahun 2005-2008. Saat itu Dave tidak melihat kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dari sudut pandang nasionalisme, tetapi melihat negara sebagai pendatang baru di kawasan perbatasan tersebut. Untuk kebutuhan film, Palari Films, rumah produksi yang menggarap film ini pun lalu melakukan riset kembali pada 2012. Pada saat itu, Dave pun mengajak Edwin bersama penulis skenario Ifan Ismail. Kabut Berduri menceritakan kisah seorang detektif menelusuri kasus pembunuhan misterius di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kasus ini memaksanya menghadapi masa lalunya. Kabut Berduri menggabungkan elemen investigasi kejahatan yang intens dengan eksplorasi tentang isu-isu sosial.
Sports
PIFA.CO.ID, SPORTS - Gelaran Hydroplus Piala Pertiwi 2025 Regional Jawa Barat resmi berakhir dengan mencatatkan prestasi membanggakan bagi sepak bola putri usia muda. Persib U16 keluar sebagai kampiun di kategori U16, sementara Goal Aksis sukses mengamankan gelar juara U14. Kedua partai puncak ini berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung, Minggu, 27 April 2025.Pada final U16, Persib tampil dominan dan menundukkan Goal Aksis dengan skor meyakinkan 6-0. Tak hanya membawa pulang trofi, turnamen ini juga menobatkan para pemain terbaik di masing-masing kategori. Di kelompok U14, Raisya Novita dari Persib menjadi top skor berkat torehan 7 gol, sedangkan Dian Aprilia dari Goal Aksis dinobatkan sebagai pemain terbaik. Sementara itu di kategori U16, Fatimah Isya dari Persib menyabet predikat top skor dengan 6 gol, dan Dwi Aprilia, rekan setimnya, dianugerahi gelar pemain terbaik.Pelatih Persib U16, Dian Nadia Mutiara, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya atas hasil ini. “Saya senang dan kami tidak main-main menghadapi turnamen ini, apalagi ini dipantau langsung oleh talent scout untuk tim All Star nanti. Piala Pertiwi adalah ajang yang sangat bagus, semoga terus konsisten digelar setiap tahun agar pemain lebih giat berlatih," ujar Dian.Sementara di partai final U14, Goal Aksis mencatatkan kemenangan tipis 1-0 atas Persib U14. Meski sempat tertekan pada babak pertama, Goal Aksis menunjukkan ketangguhan mental dengan bermain lebih lepas di babak kedua dan mencetak gol kemenangan. Pelatih Goal Aksis U14 yang juga mantan pemain Timnas Putri Indonesia, Zahra Naqiyyah, menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian tim. “Bangga karena anak-anak berproses dengan baik sampai jadi juara. Kami sudah mempersiapkan tim ini sejak Januari, fokus memperbaiki berbagai aspek, dan saya bahagia bisa membimbing mereka bermain sepak bola dengan baik,” ungkap Zahra.Ia menambahkan, “Tentu, Hydroplus Piala Pertiwi sangat membantu perkembangan talenta muda. Kami yakin tim kami bisa terus mencetak pemain yang bagus, baik di dalam maupun di luar lapangan, untuk mewujudkan mimpi mereka menjadi pemain profesional."Baik Dian Nadia Mutiara maupun Zahra Naqiyyah sama-sama memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Piala Pertiwi. Mereka menilai kompetisi ini sebagai sarana penting dalam mendukung pembinaan dan pertumbuhan pemain usia muda di sepak bola putri Indonesia. "Semoga Piala Pertiwi bisa digelar rutin setiap tahun, karena dengan adanya kompetisi seperti ini, anak-anak akan semakin termotivasi untuk berlatih dan menunjukkan perkembangan mereka," pungkas Dian.
Internasional
PIFA, Internasional - Hubungan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas di tengah meningkatnya konflik di Gaza dan perkembangan terbaru lainnya, termasuk pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada akhir Juli lalu. Dalam situasi yang penuh ketegangan ini, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, baru-baru ini menyampaikan peringatan penting kepada pemerintah baru Iran yang dipimpin oleh Presiden Masoud Pezeshkian. Dalam pertemuan pertamanya dengan kabinet pemerintahan baru, Khamenei menegaskan bahwa meskipun hubungan dengan Barat tidak dilarang, Iran tidak boleh menggantungkan harapan pada negara-negara tersebut. Pezeshkian, yang terpilih sebagai presiden bulan lalu, telah berjanji untuk membuka kembali saluran komunikasi dengan Barat guna meringankan sanksi yang telah lama membebani Iran. Namun, Khamenei memperingatkan bahwa pemerintahan baru tidak boleh bergantung pada musuh-musuh negara atau menunggu persetujuan mereka untuk melangkah maju. Pesan ini menandakan bahwa negosiasi di masa depan akan tetap berpijak kuat pada kepentingan nasional Iran. "Ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat terlibat dengan musuh dalam situasi tertentu. Tidak ada salahnya dalam hal itu, tetapi jangan menaruh harapan pada mereka. Jangan percaya pada musuh," ujar Khamenei, seperti yang dilaporkan oleh situs web resminya. Iran juga telah berjanji untuk membalas kematian Haniyeh dengan operasi militer balasan, meskipun belum ada detail lebih lanjut tentang bentuk atau waktu pasti respons tersebut. Dalam pernyataan tambahan yang disampaikan pada hari Selasa, Khamenei menasihati presiden baru dan kabinetnya untuk tidak takut menghadapi hambatan, menekankan bahwa setiap program atau upaya pasti akan menghadapi tantangan. Ketegangan ini juga terjadi di tengah ketidakpastian terkait kesepakatan nuklir tahun 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, yang selama ini terhambat oleh perbedaan yang terus berlangsung antara Teheran dan Washington. (ad)