Pjs. Bupati Kapuas Hulu Hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah 2024
Kapuas Hulu | Jumat, 8 November 2024
Momen saat Pjs. Bupati Kapuas Hulu menghadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah 2024 di Jakarta. (Dok. Prokopim Kapuas Hulu)
Kapuas Hulu | Jumat, 8 November 2024
Lokal
PIFA, Lokal - Merdeka Belajar merupakan sebuah istilah yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat bagi para pendidik di segala jenjang termasuk juga di jenjang sekolah dasar. Implementasi Merdeka Belajar di setiap jenjang tentu berbeda-beda hal ini bergantung pada sasaran dari masing-masing instansi. Menyoroti Merdeka Belajar di sekolah dasar, maka akan terlihat beberapa kebijakan dalam aktualisasinya yang secara garis besar dirangkum dalam Kurikulum Merdeka untuk jenjang Sekolah Dasar. Menelisik hal ini, maka nyatalah adanya perubahan kurikulum. Meskipun terkesan berubah lagi dan lagi, namun kondisi ini tidak bisa dihindari karena dorongan dari pusat mengharapkan sekolah dapat menyesuaikan dirinya dengan segala perubahan kebijakan yang ada. Lebih lanjut membicarakan tentang Merdeka Belajar maka akan terlihat adanya beberapa istilah baru dalam pendidikan di sekolah dasar. Istilah tersebut diantaranya Profil Pelajar Pancasila, Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Kriteria Ketercapaian Pembelajaran (KKTP), sekaligus penekanan perubahan pola pembelajaran menjadi pembelajaran berdiferensiasi. Pada dasarnya komponen-komponen yang terkandung dalam istilah tersebut bukanlah sesuatu yang baru, namun seolah menjadi hal yang baru karena minim wawasan serta kurangnya sosialisasi. Tidak dipungkiri, perubahan kurikulum selalu membawa dinamika baru yang berbeda dengan segala tantangan dan hiruk pikuk yang menyertainya. Namun tentu saja, para pendidik tidak boleh menyerah dan sekedar berpangku tangan menunggu aba-aba. Tuntutan yang diharapkan adalah para pendidik siap untuk bergerak maju mengikuti segala perubahan yang ada. Jika tuntutannya menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka maka pendidik harus mampu memenuhi tuntutan tersebut. Tidak bisa disangkal bahwa menyesuaikan diri terhadap hal yang baru bukanlah hal yang mudah, begitu juga ketika beralih pembelajaran dari pola yang lama ke pola saat ini juga memiliki tantangan tersendiri. Oleh karena itu sebagai upaya membantu pendidik untuk dapat menyesuaikan tuntutan ke pembelajaran yang baru maka dapat dilakukan program pendampingan. Hal inilah yang melatarbelakangi kegiatan pendampingan di SDN 04 Kabupaten Bengkayang sebagai bentuk implementasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat. Demi mewujudkan kemerataan implementasi Merdeka Belajar maka dilakukan pendampingan kepada para guru secara khusus di SDN 04 Bengkayang. Program pendampingan ini merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset da Teknologi Tahun 2023. Pendampingan ini bermaksud untuk mendorong para guru dalam membuat modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pendampingan ini dimulai sejak bulan Agustus dan masih berlangsung hingga sekarang. Pendampingan dimulai dengan pembekalan materi mengenai Kurikulum Merdeka, pembelajaran berdiferensiasi, hingga pada Profil Pelajar Pancasila. Setelah para guru di SDN 04 diberi penguatan materi-materi tersebut, maka dilanjutkan pada penyunan modul ajar berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Pelaksanaan kegiatan sendiri dilakukan secara daring dan luring. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bersama SDN 04 Bengkayang juga menghadirkan beberapa Fasilitator maupun Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya. Terdapat Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) yakni Bapak Yosua Damas Sadewo, M.Pd yang juga terlibat dalam pembekalan materi mengenai Refleksi Kurikulum Merdeka yang dilakukan secara luring di SDN 04 Bengkayang. Kemudian dalam penjelasan materi mengenai pembelajaran berdiferensiasi, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang sering disebut P5, serta penyusunan modul ajar dalam Kurikulum Merdeka diberikan secara daring oleh Ibu Dr. Vendyah Trisnaningtyas, M.Pd selaku Narasumber Nasional Kurikulum Merdeka dan Pelatih Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) serta selaku Dosen Aktif di Sekolah Tinggi Teologi Pancasilacitta, Malang. Selain itu, ketua pelaksanaan program, Pebria Dheni Purnasari juga mengajak para anggotanya yakni Ibu Bella Ghia Dimmera, M.Pd dan Sr. Priska Vasantan, S.Si., Apt., M.MSI untuk berpartisipasi dalam mengkonsep kegiatan pengabdian yang dilakukan di SDN 04 Bengkayang. Selain itu, untuk memudahkan dalam teknis lapangan, Bapak Totok Victor Didik Saputro, M.Pd selaku Dosen aktif program studi PGSD Institut Shanti Bhuana dan 2 mahasiswa PGSD Institut Shanti Bhuana yakni atas nama Suryani dan Januarius Jefri juga turut terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SDN 04 Bengkayang baik secara luring maupun daring. “Saya sangat senang sekali dengan program kegiatan pengabdian yang dilaksanakan ini, terlebih lagi dengan antusias para guru SDN 04 Bengkayang dan tim pelaksana yang terlibat di dalamnya sangat kompak dan memiliki semangat yang baik dalam kemajuan pendidikan,” ungkap Ibu Vendyah dalam sela-sela pemaparan materinya Adanya program pendampingan ini sangat disambut baik oleh pihak sekolah, pihak sekolah merasa amat senang dan terbantu dalam memahami konsep kurikulum merdeka. Dalam refleksi di pertengahan kegiatan didapati respon yang positif di mana para guru di SDN 04 Bengkayang menyambut baik dan sangat antusias dengan adanya program ini. Ibu Siti, salah satu guru di SDN 04 Bengkayang yang telah mengajar selama 17 tahun menuturkan bahwa program pengabdian ini dirasa membantu para guru dalam mengajar di kelas. Awalnya konsep kurikulum merdeka belum tergambarkan secara jelas, namun karena adanya pendampingan ini membuat Bu Siti lebih mengenal kurkulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila. Hal serupa juga disampaikan Ibu Blandina yang telah mengajar selama 5,5 tahun bahwa pendampingan ini dirasa cukup membantu dalam memahami kurikulum merdeka di jenjang sekolah dasar, begitu juga Bapak/Ibu guru lainnya yang ada di SDN 04 memberi respon yang positif. Program ini masuk berlanjut hingga para guru mampu menghasilkan modul pembelajaran berdiferensiasi berbasis Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, tercapainya program ini nantinya akan menjadi salah satu upaya dalam merealisasikan Kurikulum Merdeka di jenjang sekolah dasar khususnya di wilayah Bengkayang yang dikenal sebagai wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Penulis: Pebria Dheni Purnasari
Lokal
PIFA, Lokal – Dua orang pria di Desa Semelagi Besar, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, Kalbar diarak warga keliling kampung usai tertangkap basah mencuri buah kelapa di kebun milik warga pada, Selasa (2/7/2024) malam. Saat diarak warga keliling kampung, kedua pelaku tampak tidak menggunakan sehelai pakaian sambil membawa kelapa yang dicurinya. Mereka digotong warga keliling kampung sambil mendatangi rumah warga di sekitar satu-persatu. Menurut informasi warga sekitar, kedua pelaku sering melakukan aksi pencurian serupa di desa tersebut. Setelah berulang kali terjadi dan membuat resah, warga kemudian memantau gerak-gerik mereka dan saat tertangkap langsung diberi hukuman dengan diarak keliling kampung. Warga sekitar menuturkan hukuman tersebut diberikan untuk memberikan efek jera agar pelaku merasa malu dan kapok serta mencegah terulangnya kejadian serupa. (ly)
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Ada beraneka makanan khas Arab yang bisa dicoba para jemaah yang sedang ibadah haji maupun umroh. Berbagai jenis makanan ini tentunya dijual di berbagai tempat di Makkah. Berikut daftar makanan khas Arab yang patut dicoba saat beribadah haji: 1. Nasi Mandhi Makanan yang satu ini merupakan salah satu makanan yang sangat populer di Arab bahkan di Indonesia. Ini adalah menu dari nasi yang terbuat dari beras basmati yang memiliki tekstur pulen dan bulirnya agak panjang. Kuliner ini memang spesial karena nasinya dimasak dengan bumbu khas seperti adas, jintan, saffron, lada hitam, dan kayu manis.Sebagai toping biasanya nasi mandhi akan disajikan dengan daging domba panggang atau daging ayam. 2. Muttabaq Makanan khas Arab Saudi yang satu ini cukup mudah ditemukan di Indonesia dan juga dikenal dengan nama lain Martabak. Mutabbaq merupakan hidangan kaya rasa dan bahan yang biasanya dijadikan hidangan pembuka, camilan maupun hidangan penutup. Makanan ini terdiri dari banyak varian rasa seperti asin hingga muttabaq manis yang dihiasi dengan variasi topping. 3. Luqaimat Luqaimat sering dijumpai sebagai makanan khas selama bulan Ramadan di tanah suci. Makanan ini bentuknya bulat dan memiliki adonan seperti donat. Luqaimat dibuat dengan adonan tepung dan yoghurt yang digoreng dan kemudian ditambahkan biji wijen di atasnya, serta sirup kurma atau sirup maple yang manis sebagai toping. 4. Saleeg Saleeg adalah menu makananirip bubur yang dimasak dengan kaldu ayam atau kambing dan susu. Makanan yang satu ini biasanya disajikan di mangkuk dengan toping ayam di atasnya. Saleeg memiliki cita rasa lezat dan tentunya unik karena kaya akan rempah. 5. Nasi Bukhari Biasanya yang populer di Indonesia adalah nasi Kebuli sebagai menu makanan populer Arab Saudi, maka anda keliru. Karena yang lebih dikenal khas adalah Nasi Bukhari. Makanan ini biasanya disajikan dengan ayam panggang, dan sambal tomat yang pedas sebagai pelengkap rasa. Selain itu, ada juga potongan mentimun juga selada dalam sajian ini. 6. Shawarma Di Indonesia tampilan makanan ini identik dengan Kebab. Shawarma sendiri merupakan hidangan yang biasanya dibungkus seperti sandwich atau hamburger yang berisi domba panggang, ayam, kalkun, juga beberapa sayuran lainnya. 7. Arekaa Arekaa merupakan makanan yang terbuat dari kurma yang dihaluskan dengan campuran crumble roti, krim, susu, madu dan rempah. Sangat cocok untuk menambah energi anda saat melaksanakan ibadah di Tanah Suci. Makanan yang satu ini biasanya dikonsumsi sebagai hidangan sarapan ketika pagi karena dibuat dari bahan makanan yang sehat. Nah, bagi anda yang saat ini sedang menunaikan ibadah haji, sepertinya sayang untuk dilewatkan mencicipi makanan-makanan khas Arab Saudi yang terlihat lezat ini. (ly)