PLBN Entikong Diproyeksikan Jadi Penggerak Ekonomi Perbatasan: Sutarmidji Fokus pada Pengembangan Industri dan Perdagangan
Kalbar | Jumat, 15 November 2024
PIFA, LOKAL — Keberadaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, terus menjadi perhatian sebagai pusat penggerak ekonomi di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Aktivasi pelabuhan darat (dry port) di PLBN tersebut dinilai penting untuk mendukung percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan.
Dalam kampanye dialogis di Kecamatan Sekayam, Rabu (13/11), Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 1, Sutarmidji-Didi Haryono (Midji-Didi), Syarief Abdullah Alkadrie, menegaskan pentingnya menjadikan Entikong sebagai pintu resmi ekspor-impor.
“PLBN Entikong sudah sangat layak untuk difungsikan sebagai pelabuhan darat. Ini akan menunjang perekonomian masyarakat perbatasan dan mempercepat pembangunan di daerah ini,” ujar anggota DPR RI Komisi V tersebut.
Syarief menyatakan dirinya telah berkoordinasi dengan Sutarmidji untuk mengusulkan rekomendasi kepada pemerintah pusat, apabila Sutarmidji kembali terpilih sebagai gubernur. Dengan dukungan partai koalisi pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto, ia optimis pelabuhan darat Entikong bisa segera diaktifkan.
“Kalau sejalan dengan pemerintah pusat, tentu banyak program yang akan lebih mudah terealisasi, termasuk pengembangan Entikong sebagai pusat perdagangan internasional,” tambahnya.
Dorongan Hilirisasi Industri di Perbatasan
Calon Gubernur Kalbar, Sutarmidji, juga menekankan pentingnya menjadikan Entikong sebagai kawasan industri selain sebagai pusat perdagangan. Ia berharap hilirisasi dapat dilakukan sehingga produk-produk lokal tidak hanya dijual mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi sebelum diekspor.
“Misalnya rotan yang sering diselundupkan ke Malaysia. Jika ada industri pengolahan di perbatasan, rotan bisa diolah menjadi produk setengah jadi, sehingga memberikan nilai tambah yang besar,” kata Sutarmidji.
Ia juga mencontohkan potensi besar dari pengolahan bauksit. Menurutnya, bauksit mentah yang hanya bernilai USD 40 per ton bisa meningkat hingga USD 560 jika diolah menjadi alumina, atau bahkan hingga 52 kali lipat jika menjadi aluminium.
Sinergi Pusat dan Daerah
Syarief Abdullah yang kini duduk di Komisi V DPR RI menambahkan bahwa pengembangan Entikong akan lebih mudah dengan sinergi lintas kelembagaan. Ia menyoroti peran strategis anggota DPR RI dari dapil Kalbar lainnya, seperti Sharon, yang dapat berkontribusi dalam kerja sama dengan pihak terkait.
“Semua harapan masyarakat di perbatasan ini akan kami perjuangkan bersama pemerintah pusat. Kuncinya adalah kolaborasi dan konsistensi,” tegas Syarief.
Harapan Kemajuan Perbatasan
Dengan integrasi sektor perdagangan dan industri, Sutarmidji optimis perbatasan Entikong dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Selain menciptakan lapangan kerja baru, hal ini juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada produk mentah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Mari bersama-sama kita wujudkan perbatasan yang maju dan sejahtera. Dengan dukungan masyarakat pada 27 November 2024, Insyaallah pembangunan di kawasan ini akan terus kita dorong,” pungkasnya.
