Insiden polisi tembak polisi kembali terjadi, kali ini Bripda IDF dari Kalbar yang jadi korban, keluarga pun minta pelaku diadili dan dihukum adat. (Dok. Istimewa)

PIFA, Lokal - Peristiwa polisi tewas ditembak polisi, terjadi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2023). Korban tewas adalah Bripda IDF yang merupakan warga Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

Bripda IDF kini telah dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Melawi, Rabu (25/7/2023). Di jasadnya, ditemukan bekas luka tembak yang sudah dijahit di bagian belakang telinga.

Perwakilan Keluarga, Darsono yang juga menjabat Wakil Ketua DAD Melawi mengungkapkan pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyidikan kasus ini kepada penegak hukum. 

Meskipun memang ada banyak pertanyaan terkait kronologi resmi kejadian penembakan, yang menyebabkan putra Sekretaris Inspektorat Pemkab Melawi, Y Pandi itu meninggal. 

"Kami meminta pelaku diadili secara hukum positif dan hukum adat serta kode etik. Untuk persoalan adat kami juga berkoordinasi dengan DAD Provinsi Kalbar serta MADN (Majelis Adat Dayak Nasional)," ujarnya, di kediaman korban di Desa Paal Nanga Pinoh, Rabu (26/7/2023).

Darsono menerangkan, insiden yang menyebabkan Bripda IDF meninggal diketahui terjadi pada Minggu (23/7/2023). Pihak keluarga langsung diberitahu oleh kepolisian pada hari itu. 

"Kejadian di Bogor. Orang tua diinformasikan hari itu juga, tapi saat itu dibilang korban sakit. Hanya diminta datang ke Jakarta. Soal kronologi keluarga diminta hasil penyelidikan dan penyidikan," jelasnya.

Keluarga juga sempat melihat kondisi jasad Bripda IDF saat tiba di Melawi. Saat itu ada satu luka yang sudah dijahit di bagian kepala, tepatnya di bawah telinga korban. Darsono menyebut ada satu luka tembakan di jasad korban. 

"Kita minta mereka untuk mengusut dengan tuntas. Karena keluarga merasa aneh, di tempat yang seharusnya aman justru bisa terjadi tindakan kriminal," katanya. 

Sementara, kata Darsono, pihak Densus 88 maupun kepolisian yang datang saat mengantar jenazah Bripda IDF ke Melawi, Selasa (25/7/2023) tidak memberikan penjelasan terkait penyebab dan kronologi sebenarnya dari insiden tersebut. Mereka beralasan tidak berwenang untuk menyampaikan hal tersebut. 

"Hanya kita apresiasi bahwa dari Densus sudah memfasilitasi pihak keluarga untuk pergi dan pulang serta membantu kepulangan jenazah. Dari pihak kepolisian juga tidak ada melarang untuk membuka kotak. Dan mereka berjanji untuk memberikan informasi serta memberitahukan proses persidangan lewat zoom," tandasnya. (ap)

PIFA, Lokal - Peristiwa polisi tewas ditembak polisi, terjadi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2023). Korban tewas adalah Bripda IDF yang merupakan warga Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

Bripda IDF kini telah dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Melawi, Rabu (25/7/2023). Di jasadnya, ditemukan bekas luka tembak yang sudah dijahit di bagian belakang telinga.

Perwakilan Keluarga, Darsono yang juga menjabat Wakil Ketua DAD Melawi mengungkapkan pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyidikan kasus ini kepada penegak hukum. 

Meskipun memang ada banyak pertanyaan terkait kronologi resmi kejadian penembakan, yang menyebabkan putra Sekretaris Inspektorat Pemkab Melawi, Y Pandi itu meninggal. 

"Kami meminta pelaku diadili secara hukum positif dan hukum adat serta kode etik. Untuk persoalan adat kami juga berkoordinasi dengan DAD Provinsi Kalbar serta MADN (Majelis Adat Dayak Nasional)," ujarnya, di kediaman korban di Desa Paal Nanga Pinoh, Rabu (26/7/2023).

Darsono menerangkan, insiden yang menyebabkan Bripda IDF meninggal diketahui terjadi pada Minggu (23/7/2023). Pihak keluarga langsung diberitahu oleh kepolisian pada hari itu. 

"Kejadian di Bogor. Orang tua diinformasikan hari itu juga, tapi saat itu dibilang korban sakit. Hanya diminta datang ke Jakarta. Soal kronologi keluarga diminta hasil penyelidikan dan penyidikan," jelasnya.

Keluarga juga sempat melihat kondisi jasad Bripda IDF saat tiba di Melawi. Saat itu ada satu luka yang sudah dijahit di bagian kepala, tepatnya di bawah telinga korban. Darsono menyebut ada satu luka tembakan di jasad korban. 

"Kita minta mereka untuk mengusut dengan tuntas. Karena keluarga merasa aneh, di tempat yang seharusnya aman justru bisa terjadi tindakan kriminal," katanya. 

Sementara, kata Darsono, pihak Densus 88 maupun kepolisian yang datang saat mengantar jenazah Bripda IDF ke Melawi, Selasa (25/7/2023) tidak memberikan penjelasan terkait penyebab dan kronologi sebenarnya dari insiden tersebut. Mereka beralasan tidak berwenang untuk menyampaikan hal tersebut. 

"Hanya kita apresiasi bahwa dari Densus sudah memfasilitasi pihak keluarga untuk pergi dan pulang serta membantu kepulangan jenazah. Dari pihak kepolisian juga tidak ada melarang untuk membuka kotak. Dan mereka berjanji untuk memberikan informasi serta memberitahukan proses persidangan lewat zoom," tandasnya. (ap)

0

0

You can share on :

0 Komentar