Polisi Ungkap Kasus TPPO, Amankan Pelaku dan Lima Korban di Bengkayang
Bengkayang | Rabu, 27 November 2024
atuan Reserse Kriminal Polres Bengkayang, Kalimantan Barat, saat menginterogasi pelaku. (Dok. Istimewa)
Bengkayang | Rabu, 27 November 2024
Lokal
PIFA.CO.ID, LOKAL – Gubernur Kalimantan Barat terpilih, Ria Norsan, menyampaikan rasa syukur atas kemenangannya dalam Pilkada Kalbar 2024 yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalbar. Keputusan ini diumumkan melalui rapat pleno rekapitulasi suara yang berlangsung di Pontianak pada Minggu (8/12/2024). Dalam pernyataannya yang dikirimkan melalui pesan WhatsApp dari Jeddah, Senin (9/12/2024), Norsan mengucapkan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil yang diraih.“Saya, H Ria Norsan, mengucap syukur kepada Allah SWT atas pencapaian kami hari ini dalam kontestasi Pilkada Kalbar,” ungkapnya. Bersama pasangannya, Krisantus Kurniawan, Norsan menegaskan bahwa kemenangan ini semakin memperkuat komitmennya untuk membawa Kalimantan Barat menuju masa depan yang lebih baik dan sejahtera.Menurut Norsan, kemenangan ini bukan hanya sebuah capaian politik, melainkan amanah besar yang harus diwujudkan melalui pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. “Ini adalah kepercayaan besar yang harus diimplementasikan dalam wujud pembangunan yang berlandaskan kesejahteraan masyarakat Kalbar,” katanya. Ia menambahkan, perjuangannya baru dimulai dengan tanggung jawab besar untuk menciptakan perubahan nyata di provinsi tersebut.Selain itu, Norsan juga menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara Pemilu, yakni KPU, Bawaslu, dan aparat TNI/Polri yang telah memastikan pelaksanaan Pilkada berlangsung dengan aman dan tertib. Tak lupa, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Kalbar yang telah menggunakan hak suaranya dengan aktif. “Terima kasih pula bagi masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam memberikan hak suara,” ujarnya.Dalam kontestasi Pilkada ini, Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan berhasil meraih 1.364.563 suara sah, unggul dari dua pasangan calon lainnya. Sutarmidji-Didi Haryono memperoleh 963.453 suara, sementara Muda Mahendrawan-Jakius Sinyor mendapatkan 256.530 suara. Kemenangan ini menjadi awal baru bagi Kalimantan Barat untuk melangkah menuju pembangunan yang lebih baik di bawah kepemimpinan Norsan dan Krisantus.
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE – Netflix akan kembali menggelar ajang tahunan terbesar untuk para penggemar bertajuk Netflix Tudum 2025: The Live Event. Acara ini akan berlangsung secara langsung dari Kia Forum, Los Angeles, dan disiarkan secara global melalui platform Netflix pada 1 Juni 2025 mulai pukul 07.00 WIB.Dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (30/4/2025), Netflix mengumumkan bahwa Tudum 2025 akan diramaikan oleh para bintang dari serial hits seperti Squid Game, Wednesday, ONE PIECE, dan Stranger Things. Mereka dijadwalkan akan berbagi kabar terbaru mengenai proyek-proyek mendatang di Netflix.Nama "Tudum" sendiri diambil dari suara khas yang terdengar saat pengguna membuka layanan streaming Netflix. Sejak pertama kali diselenggarakan di Brasil pada 2020, Tudum telah berkembang menjadi ajang global tahunan yang sangat dinantikan.Pada edisi sebelumnya tahun 2023, Tudum mencatatkan lebih dari 35 ribu pengunjung yang hadir secara langsung, serta lebih dari 78 juta penayangan secara digital di berbagai kanal media sosial Netflix.Acara ini menjadi momen penting bagi Netflix untuk memperkenalkan trailer terbaru, cuplikan eksklusif, serta memberikan kesempatan bagi para penggemar untuk berinteraksi langsung dengan para pemeran dan kreator konten favorit mereka.Penggemar yang ingin mengikuti perkembangan terbaru seputar acara ini dapat mengunjungi situs resmi di Tudum.com. Sementara itu, trailer resmi Tudum 2025 juga telah tersedia di kanal YouTube Netflix.
Sports
PIFA, Sports - Dalam wawancara eksklusif dengan legenda Manchester United, Gary Neville, di saluran YouTube The Overlap, pemain Everton, Dele Alli, membuka cerita pahit di balik perjalanannya sebagai pesepak bola. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengalami kecanduan obat tidur yang menjadi masalah yang lebih umum daripada yang diketahui dalam dunia sepak bola. "Saya mengalami kecanduan obat tidur, ini bukanlah masalah yang hanya saya alami. Ini terjadi lebih sering daripada yang orang sadari di dunia sepak bola," ujar Dele Alli seperti dikutip dari Goal. "Sekarang mungkin saat yang tepat untuk mengungkapkannya. Sulit untuk membicarakannya karena ini baru-baru ini terjadi dan telah saya sembunyikan selama waktu yang lama, serta takut mengatakannya," tambahnya. Untuk mengatasi kecanduannya, Dele Alli menjalani rehabilitasi selama enam minggu setelah kembali dari masa pinjaman di klub Turki, Besiktas. "Setelah kembali dari Turki, saya harus menjalani operasi. Dari segi mental, saya berada pada titik terendah," katanya. "Saya memutuskan untuk pergi ke fasilitas rehabilitasi modern yang mengatasi kecanduan, kesehatan mental, dan trauma. Saya merasa ini adalah waktu yang tepat bagi saya," sambungnya. Tak hanya mengatasi kecanduan obat tidur, Dele Alli juga berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya. Ia merasa telah melakukan kesalahan yang menghalangi perkembangannya. "Mengikuti rehabilitasi memang menakutkan, tetapi saya tidak pernah membayangkan seberapa banyak manfaat yang akan saya peroleh dari sana. Saya berada dalam situasi yang buruk," ucap Dele Alli. "Ada banyak hal yang terjadi pada saya di masa muda yang tidak saya pahami, dan saya melakukan kebodohan yang membuat saya menyalahkan diri sendiri," tambahnya. "Memahami dan belajar dari itu telah membantu saya. Saya telah melepaskan beberapa beban emosional yang selama ini saya rasakan, yang telah menghambat kemajuanku," tutur mantan pemain Tottenham tersebut. Kecanduan obat tidur bukanlah satu-satunya masa sulit yang dialami Dele Alli. Ia mengungkapkan bahwa momen paling menyedihkan baginya adalah saat Jose Mourinho menjadi manajer Tottenham pada periode 2019-2021. Dele Alli mengakui pernah merasa ingin menyerah dan pensiun pada usia 24 tahun ketika ia terus diabaikan dan tidak mendapatkan kesempatan bermain di Tottenham. "Mungkin momen paling menyedihkan bagi saya adalah saat Mourinho menjadi manajer. Saat itu saya berusia 24 tahun. Saya ingat ada satu sesi latihan di mana saya bangun pagi dan berlatih, namun itu saat dia berhenti memasukkan saya ke dalam tim," ungkap Dele Alli. (hs)