Prabowo Subianto Sering Kirim Vitamin untuk Megawati dan Jokowi
Indonesia | Minggu, 26 Januari 2025
Presiden RI, Prabowo Subianto. (MI)
Indonesia | Minggu, 26 Januari 2025
Sports
PIFA, Sports - Real Madrid jadi kampiun Piala Super Eropa 2024 setelah mengalahkan juara Liga Europa, Atalanta, 2-0 di National Stadium Warsaw, Kamis (15/8/2024) dini hari WIB. Pada laga ini, rekrutan teranyar Los Blancos, Kylian Mbappe mencetak gol debutnya. Federico Valverde membuka skor untuk Real Madrid pada menit ke-59. Kylian Mbappe menambah keunggulan delapan menit kemudian, mengamankan kemenangan 2-0 bagi Real Madrid. Real Madrid pun sukses merebut trofi Piala Super Eropa 2024. Klub yang juga merupakan juara bertahan Liga Champions ini meraih gelar UEFA Super Cup keenam mereka, menjadikan mereka tim dengan koleksi trofi terbanyak di antara klub-klub Eropa lainnya. Pada laga ini, Real Madrid menurunkan pemain barunya, Kylian Mbappe, sejak awal pertandingan. Ini menjadi debut bagi penyerang asal Prancis tersebut dalam seragam Los Blancos. Atalanta mengancam lebih dulu pada menit ke-26 melalui tembakan jarak jauh Ederson, namun bola melebar dari sasaran. Di menit ke-34, Vinicius mengirimkan umpan lambung ke kotak penalti Atalanta yang gagal dikuasai dengan baik oleh Jude Bellingham. Juan Musso langsung mengamankan bola, tetapi terlibat benturan dengan gelandang Madrid itu. Wasit kemudian mengeluarkan kartu kuning untuk Bellingham. Real Madrid hampir mencetak gol di masa injury time babak pertama. Tembakan keras Rodrygo di dalam kotak penalti Atalanta mengenai mistar gawang. Skor 0-0 bertahan hingga turun minum. Memasuki babak kedua, Atalanta nyaris memecahkan kebuntuan. Sundulan Mario Pasalic berhasil ditepis Thibaut Courtois. Pada menit ke-55, Real Madrid melancarkan tekanan. Tembakan jarak jauh Bellingham melayang di atas mistar gawang Atalanta. GOL! Real Madrid akhirnya memecahkan kebuntuan di menit ke-59. Federico Valverde mencatatkan namanya di papan skor. Valverde mencetak gol melalui tap-in di depan gawang setelah menerima umpan tarik dari Vinicius. Real Madrid memimpin 1-0. Hanya semenit kemudian, Real Madrid kembali mengancam. Tembakan Vinicius yang mengarah ke gawang berhasil ditepis oleh Juan Musso. GOL! Real Madrid memperbesar keunggulan di menit ke-67. Kylian Mbappe menjebol gawang Atalanta. Mbappe menyelesaikan umpan tarik Bellingham dari sisi kiri. Real Madrid unggul 2-0. Real Madrid mampu mempertahankan keunggulan 2-0 hingga akhir pertandingan. Tim asuhan Carlo Ancelotti berhasil mengalahkan Atalanta dan keluar sebagai juara Piala Super Eropa 2024! (yd)
Internasional
PIFA.CO.ID, INTERNASIONAL - Sebuah laporan terbaru dari The Washington Post mengungkapkan bahwa sejumlah badan penegak hukum di Amerika Serikat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai jalan pintas dalam mengidentifikasi dan menahan tersangka, meskipun tidak ada bukti independen yang menghubungkan mereka dengan tindak kejahatan. Sebanyak 15 departemen kepolisian di 12 negara bagian dilaporkan telah melakukan penahanan terhadap beberapa tersangka berdasarkan hasil algoritma AI.Laporan tersebut menyoroti pelanggaran kebijakan internal oleh aparat, yang seharusnya mengharuskan setiap bukti yang diperoleh dengan bantuan AI didukung oleh bukti lain. Investigasi mengungkapkan bahwa setidaknya delapan orang ditahan secara keliru akibat penggunaan teknologi pengenalan wajah.Dalam beberapa kasus, penyidik disebut mengabaikan alibi tersangka, pernyataan saksi palsu, serta bukti fisik seperti sidik jari dan DNA yang menunjukkan keterlibatan orang lain. Bahkan, ada kasus di mana seorang wanita hamil tujuh bulan ditahan karena dituduh terlibat dalam perampasan mobil, meskipun tidak ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.The Washington Post juga mencatat bahwa penyidik sering mengabaikan perbedaan fisik yang jelas antara tersangka dan pelaku sebenarnya yang terekam oleh kamera pengawas. Laporan ini menegaskan bahwa skala penyalahgunaan teknologi tersebut kemungkinan jauh lebih besar, mengingat tidak adanya kewajiban hukum bagi penyidik untuk melaporkan penggunaan AI dalam proses identifikasi tersangka.
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Setiap pekerjaan membawa sejumlah konsekuensi, tetapi beberapa profesi dapat berisiko lebih tinggi dan berdampak pada kesehatan seseorang di masa tua. Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh tiga organisasi berfokus pada kesehatan dan penuaan - Norwegian National Centre of Ageing and Health, Columbia Mailman School of Public Health, dan Butler Columbia Aging Center - mengungkapkan hubungan antara pekerjaan fisik yang intensif dan risiko gangguan kognitif serta demensia. Penelitian ini menyoroti pentingnya kesadaran akan dampak pekerjaan fisik yang membutuhkan aktivitas tubuh yang tinggi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bekerja secara konsisten dalam profesi dengan aktivitas fisik yang sedang atau tinggi dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif di masa tua. Pekerjaan yang membutuhkan kerja tangan dan kaki secara aktif atau menggerakkan seluruh tubuh selama prosesnya, seperti memanjat, mengangkat, menyeimbangkan, berjalan, membungkuk, dan mengatur barang-barang, adalah yang paling berisiko mengalami penurunan daya ingat di masa depan. Studi ini mengingatkan kita bahwa bergerak terlalu banyak selama bekerja dapat memiliki dampak serius pada kesehatan kognitif. Para peneliti juga menemukan bahwa bergerak selagi bekerja yang membutuhkan kemampuan berpikir sama buruknya dengan duduk selama 10 jam. Ini adalah temuan yang mengkhawatirkan, terutama ketika dilakukan di usia yang lebih matang. Studi ini menguji aktivitas fisik para partisipan di usia 33 sampai 65 dan mengaitkannya dengan risiko perkembangan demensia. Selain aktivitas fisik yang tinggi, pekerjaan yang berbahaya secara fisik atau memerlukan tuntutan tinggi secara psikologis atau fisik, dan memiliki tingkat kontrol pekerjaan yang rendah, dikaitkan dengan kinerja yang lebih buruk pada tes kognitif di usia lanjut. Ini menunjukkan bahwa stres dan tekanan dalam pekerjaan juga dapat berkontribusi pada penurunan kesehatan kognitif. Kurangnya waktu untuk istirahat juga menjadi faktor risiko. Pekerja yang harus menjalani shift malam atau memiliki jadwal kerja yang tidak teratur dapat mengalami kurang tidur atau istirahat, yang dapat memengaruhi kesehatan kognitif mereka. Beberapa pekerjaan yang menurut penelitian ini memiliki risiko lebih tinggi terhadap demensia meliputi: 1. Salesperson Para peneliti menemukan bahwa profesi ini, yang seringkali mengharuskan berjalan-jalan dan berbicara dengan banyak orang, dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif di masa depan. 2. Perawat Profesi perawat, meskipun penting dalam dunia kesehatan, melibatkan tuntutan fisik yang tinggi seperti mengangkat dan merawat pasien yang membutuhkan perawatan fisik intensif. 3. Asisten Perawat Seperti perawat, asisten perawat juga terlibat dalam perawatan fisik pasien, yang dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif di kemudian hari. 4. Petani Profesi ini melibatkan aktivitas fisik yang berat seperti bekerja di ladang, mengangkat barang, dan mengatur tanaman. 5. Produsen Hewan Pekerjaan ini dapat mengharuskan seseorang bergerak aktif dan berinteraksi dengan hewan yang membutuhkan perhatian fisik. Studi ini juga menyoroti bahwa pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak bergerak, seperti administrasi atau profesi pendidikan seperti guru, justru dapat merangsang otak sepanjang hidup. Oleh karena itu, penting untuk mencari keseimbangan antara pekerjaan fisik yang keras dengan aktivitas yang merangsang pikiran, seperti membaca, belajar bahasa baru, menulis, atau melukis. Merawat kesehatan otak dengan cara ini dapat membantu mencegah demensia di masa tua. (b)