Presiden Prabowo Minta Maaf Program Makan Bergizi Belum Menyeluruh
Indonesia | Senin, 20 Januari 2025
Presiden RI, Prabowo Subianto. (Detikcom)
Indonesia | Senin, 20 Januari 2025
Lokal
Berita Kalbar, PIFA - Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat menyampaikan akan menindak lanjut anggota yang terlibat saat insiden penembakan warga di Perkebunan kelapa sawit Desa Segar Wangi, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang beberapa waktu yang lalu. Polda Kalbar Melalui Kabid Humas Kombes Jansen Avitus Panjaitan menyampaikan akan mengambil langkah evaluasi terhadap anggota Brimob Polda Kalbar yang terlibat di lokasi kejadian tersebut. "Kita sudah mengambil langkah evaluasi terkait anggita saat kejadian di ketapang," ujar Kabid Humas Kombes Jansen Avitus Panjaitan kepada PIFA pada selasa (7/8/2022). "Akan kita evaluasi terkait kejadian dilapangan apakah berimbang atau tidak, terhadap anggota kita evaluasi, karena tupoksi kita terkait Kamtibmas dan memastikan kemanan akan berjalan dengan lancar," timpalnya. Kabid Humas Polda Kalbar mengatakan kehadiran anggota di lokasi kejadian merupakan bentuk pengamanan karena ada aktivitas masyarakat diduga melakukan penjarahan yang dilakukan oleh masyarakat. "Mengenai kehadiran anggota disana itu dengan surat perintah yang merupakan bentuk penegakan hukum, karena disana diduga ada aktivitas penjarahan atau pengambilan barang bukan milik dan fakta dilapangan ada diantara masyarakat tersebut merupakan DPO Polres Ketapang," terangnya. Dia kembali menegaskan bahwa aktivitas Anggota Brimob Polda Kalbar merupakan bentuk pengamanan karena adanya aktivitas diduga pelanggaran hukum dilakukan oleh masyarakat. "Seperti yang disampaikan sebelumnya, kegiatan kepolisian itu memastikan pengamanan kegiatan masyarakat yg melanggar hukum, kemudian dilakukan himbauan untuk antisipasi kegiatan tetapi oleh masyarakat melakukan perlawanan dan dilapangan ada anggota kita yang mengalami luka," tegasnya. (ja)
Lokal
PIFA, Lokal - Apa makna logo Kota Pontianak yang menjadi simbol identitas Kota Khatulistiwa? Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, dikenal dengan sebutan "Kota Khatulistiwa" karena lokasinya yang tepat dilalui garis khatulistiwa. Kota ini tidak hanya terkenal karena posisinya yang unik di bumi, tetapi juga karena keanekaragaman budayanya, sejarah yang kaya, dan identitas visual yang kuat, salah satunya adalah logo kota. Makna Logo Kota Pontianak Logo Kota Pontianak bukan sekadar gambar, tetapi merupakan simbol yang mengandung makna mendalam dan merepresentasikan identitas serta nilai-nilai kota ini. Artikel ini akan membahas makna di balik logo Kota Pontianak, serta peran pentingnya sebagai simbol identitas kota. Desain dan Elemen Logo Kota Pontianak Logo Kota Pontianak mengandung berbagai elemen visual yang dirancang untuk mencerminkan karakteristik dan identitas kota. Logo ini biasanya berbentuk perisai, melambangkan kekuatan dan perlindungan. Di dalam perisai, terdapat gambar khas yang memiliki makna spesifik: 1. Kubah Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman Kubah ini melambangkan Masjid Jami' yang merupakan masjid tertua di Pontianak dan salah satu simbol utama kota. Masjid ini dibangun oleh Sultan Syarif Abdurrahman, pendiri Kota Pontianak, dan menjadi pusat penyebaran Islam di Kalimantan Barat. Penggunaan gambar kubah masjid dalam logo mencerminkan identitas keagamaan dan sejarah panjang kota. 2. Sungai Kapuas Di logo, sering terdapat gambar sungai yang melambangkan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia yang membentang melalui Pontianak. Sungai ini bukan hanya elemen geografis penting, tetapi juga menjadi urat nadi kehidupan ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat. Sungai Kapuas menggambarkan kesuburan, kehidupan, dan konektivitas. 3. Garis Khatulistiwa Salah satu elemen yang paling menonjol adalah garis khatulistiwa, yang biasanya digambarkan melintasi logo. Pontianak adalah satu-satunya kota besar di dunia yang dilalui garis khatulistiwa, menjadikannya unik dan istimewa. Garis ini tidak hanya menunjukkan posisi geografis, tetapi juga melambangkan keseimbangan dan keberagaman yang ada di kota. 4. Warna Logo Kota Pontianak umumnya menggunakan warna hijau dan biru. Hijau melambangkan kesuburan dan lingkungan yang hijau, sedangkan biru melambangkan sungai dan langit. Kedua warna ini juga mencerminkan kesejukan dan kedamaian yang menjadi ciri khas kota ini. Makna dan Simbolisme Logo Kota Pontianak memiliki makna yang dalam dan kaya akan simbolisme. Setiap elemen dalam logo tersebut tidak hanya mewakili aspek fisik dari kota, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan sosial masyarakat Pontianak. Misalnya, kubah masjid tidak hanya melambangkan bangunan fisik, tetapi juga mengingatkan akan warisan sejarah dan spiritualitas yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Sungai Kapuas, sebagai simbol vitalitas, mengingatkan pada peran penting sungai dalam membentuk sejarah dan ekonomi kota. Sungai ini telah menjadi jalur perdagangan utama, menghubungkan Pontianak dengan daerah-daerah lain di Kalimantan dan sekitarnya. Garis khatulistiwa, di sisi lain, mempertegas posisi geografis unik Pontianak dan menjadi daya tarik wisata tersendiri. Peran Logo dalam Identitas Kota Logo Kota Pontianak berperan penting dalam membentuk identitas visual kota. Sebagai simbol resmi, logo ini digunakan dalam berbagai dokumen pemerintah, plakat, papan nama, dan materi promosi pariwisata. Penggunaan logo yang konsisten membantu membangun citra kota dan mengenalkan Pontianak kepada dunia luar. Selain itu, logo ini juga berfungsi sebagai simbol kebanggaan bagi warga Pontianak. Dengan identitas visual yang kuat, masyarakat dapat merasa lebih terhubung dengan kota mereka, dan ini memperkuat rasa memiliki serta kebersamaan. Logo kota juga berperan dalam branding dan promosi, menarik perhatian wisatawan dan investor dengan menonjolkan karakteristik unik dan keunikan Pontianak. Logo Kota Pontianak bukan sekadar simbol visual, tetapi merupakan representasi dari identitas, sejarah, dan nilai-nilai kota. Elemen-elemen dalam logo mencerminkan berbagai aspek penting dari Pontianak, mulai dari warisan budaya hingga keunikan geografisnya. Sebagai simbol kebanggaan dan identitas, logo ini memainkan peran vital dalam memperkenalkan dan mempromosikan Pontianak, baik kepada penduduk lokal maupun pengunjung dari luar. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang logo ini, kita dapat lebih menghargai dan memahami kekayaan budaya dan sejarah Kota Pontianak.
Politik
PIFA.CO.ID, POLITIK - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan tidak akan gentar menghadapi kritik ataupun ancaman, termasuk dari organisasi kemasyarakatan (ormas). Pernyataan ini merespons ultimatum yang disampaikan oleh juru bicara Ketua Umum GRIB Jaya Hercules, Razman Arif Nasution.Dalam keterangannya di Bandung, Dedi menegaskan bahwa prioritas utama pemerintahannya adalah menjaga stabilitas daerah demi kelangsungan investasi dan kesejahteraan masyarakat."Kita ini pemerintah menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik, rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera," kata Dedi, Selasa (29/4).Ia menambahkan, dirinya tidak akan terpengaruh oleh bentuk tekanan apa pun. Menurutnya, rasa aman masyarakat Jawa Barat serta kenyamanan para investor menjadi tanggung jawab utama pemerintah daerah."Saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapapun," tegasnya.Dedi juga menanggapi kritik yang ditujukan padanya. Ia menyatakan bersedia menerima masukan dari siapa pun, selama itu bertujuan untuk kebaikan masyarakat."Saya akan mendengarkan kritik siapapun, kalau itu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat," ujarnya.Sebelumnya, juru bicara GRIB Jaya, Razman Arif Nasution, mengultimatum Dedi Mulyadi agar tidak mencampuri kegiatan ormas yang disebutnya berpotensi memicu konflik. Hal ini berkaitan dengan dugaan keterlibatan anggota GRIB dalam aksi kekerasan terhadap aparat kepolisian di Depok beberapa waktu lalu.Dalam insiden yang terjadi pada Jumat dini hari (18/4), sejumlah orang diduga menyerang petugas kepolisian yang hendak menangkap seorang tokoh masyarakat pelaku penganiayaan di Kampung Baru, Harjamukti, Kota Depok. Tiga mobil polisi dilaporkan hangus dibakar.Pihak kepolisian telah menangkap tujuh tersangka terkait peristiwa tersebut, di mana enam di antaranya merupakan anggota GRIB Jaya.Kasus ini menuai perhatian publik karena menyingkap potensi konflik horizontal yang melibatkan ormas dan aparat negara, serta menjadi ujian bagi pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan penegakan hukum.