Presiden Prabowo Pastikan THR dan Gaji ke-13 ASN Dibayar Penuh, Ini Jadwal Pencairannya
Indonesia | Rabu, 12 Maret 2025
Presiden Prabowo saat mengumumkan THR dan gaji ke-13 ASN, dibayar penuh berikut jadwalnya. (Dok. BPMI Setpres)
Indonesia | Rabu, 12 Maret 2025
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Paspor telah menjadi identitas resmi yang diperlukan oleh hampir setiap individu yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun, terdapat tiga individu pemegang gelar istimewa yang tak perlu paspor untuk bepergian. Dilansir oleh News18 pada Sabtu, 5 Agustus 2023, Raja Charles III dari Inggris, Kaisar Naruhito, dan Permaisuri Masako dari Jepang adalah tiga tokoh yang tak memerlukan paspor untuk pergi ke luar negeri. Bagi raja atau ratu Kerajaan Inggris, termasuk pendahulu Raja Charles III, paspor tidak lagi menjadi kebutuhan ketika mereka ingin berkelana ke luar negeri. Sebaliknya, mereka hanya perlu membawa sebuah dokumen yang dikeluarkan atas nama mereka. Dokumen ini berisi permintaan resmi dari Sekretaris Kerajaan Inggris kepada negara yang akan dikunjungi agar memberikan izin kepada pemegang dokumen untuk melewati wilayah mereka dengan bebas tanpa hambatan. Dokumen ini juga meminta bantuan dan perlindungan yang mungkin diperlukan selama perjalanan. Hal ini menandakan penghargaan khusus terhadap status kerajaan yang tinggi dan menghormati kedudukan monarki dalam urusan diplomatik internasional. Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako dari Jepang juga menikmati hak istimewa serupa. Berdasarkan dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Jepang pada tanggal 10 Mei 1971, sangat tidak pantas bagi kaisar atau permaisuri untuk memiliki paspor atau menjalani prosedur imigrasi dan visa seperti warga negara biasa. Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa paspor diplomatik hanya dikeluarkan untuk anggota keluarga Kekaisaran lainnya, seperti putra mahkota dan putri. Tidak hanya itu, kementerian luar negeri dari kedua negara, Inggris dan Jepang, memiliki peran dalam memberi tahu negara tujuan tentang kedatangan Kaisar dan Permaisuri sebelum mereka tiba. Tindakan ini menegaskan kedudukan dan penghargaan terhadap pemimpin monarki dalam lingkup internasional. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua anggota keluarga kerajaan memegang hak istimewa ini. Misalnya, istri Raja Inggris saat ini, Permaisuri Camilla, tetap diharuskan memiliki paspor diplomatik jika dia ingin melakukan perjalanan ke luar negeri. (ad)
Lokal
Berita PIFA, KETAPANG - Mewakili Bupati Ketapang Asisten Sekda bidang Perekonomian dan Pembangunan, Syamsul Islami, S.IP., MT secara resmi membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi "Credit Union Pancur Solidaritas" Tahun Buku 2021, Minggu (20/02/2022) bertempat di Hotel Aston Ketapang. Dalam kesempatan tersebut Beliau memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada pengurus dan pengawas serta anggota CUPS atas pelaksanaan RAT tahun 2021. "Ini menunjukkan bahwa kita semua memiliki komitmen untuk selalu memahami jati diri koperasi. Pelaku koperasi wajib memahami dan menanamkan prinsip koperasi dan tetap berpedoman dan berasaskan kekeluargaan," ujar Beliau saat membacakan sambutan Bupati Ketapang dalam rilis yang diterima PIFA. Lebih lanjut dikatakan Beliau bahwa kelembagaan koperasi yang baik, ditunjang dengan prasarana yang memadai dapat meningkatkan terhadap pelayanan pada anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, sehingga tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat akan terwujud. Harapan pemerintah, dengan memberikan pelayanan yang menyentuh ke semua lapisan masyarakat pelaku usaha, baik usaha mikro, kecil meminimalisir masalah mendasar yang dihadapi yaitu permodalan usaha. "Melalui pemberdayaan lembaga keuangan seperti koperasi kredit ini diharapkan masyarakat di akar rumput dapat mengembangkan ekonomi mereka sendiri secara mandiri," pungkasnya. (RS)
Lifestyle
PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Penggunaan gawai secara berlebihan pada anak usia dini berpotensi memunculkan gejala yang menyerupai autisme, meski bukan termasuk dalam gangguan spektrum autisme (GSA). Fenomena ini disebut sebagai autisme virtual, demikian diungkapkan oleh dokter spesialis anak subspesialis neurologi, dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K), M.Med.Dalam webinar yang dipantau secara daring dari Jakarta pada Selasa (15/4), Amanda menjelaskan bahwa autisme virtual merupakan istilah medis yang terdapat dalam literatur, dan menggambarkan pola perilaku anak yang menyerupai autisme akibat paparan gawai yang berlebihan.“Ini istilah betulan yang ada di literatur, pola perilakunya mirip autisme,” ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) tersebut.Amanda menyebutkan, anak usia 1-3 tahun yang terlalu sering menggunakan gawai bisa menunjukkan gejala seperti kesulitan komunikasi sosial, perilaku repetitif, serta ekspresi dan respon yang tidak lazim. Namun, gejala-gejala ini umumnya akan membaik secara signifikan ketika penggunaan gawai dikurangi.“Jika paparan gawai dikurangi, gejala bisa membaik secara cepat, seperti kontak mata saat berkomunikasi dan menunjukkan ekspresi wajah,” jelasnya.Ia menambahkan, pada usia tersebut anak membutuhkan stimulasi yang tepat melalui interaksi sosial langsung, bukan dari layar. Kurangnya pengalaman komunikasi dan interaksi sosial dapat menyebabkan anak tidak merespons saat dipanggil, tidak melakukan kontak mata, serta menunjukkan ekspresi wajah yang minim atau tidak sesuai.“Dia bisa menunjukkan perilaku autisme kalau misalnya dipanggil tidak merespon, kontak matanya kurang, ekspresi wajah kurang atau tidak sesuai. Itu karena kurang atau salah stimulasi,” kata Amanda.Meskipun autisme virtual bisa menunjukkan perbaikan ketika gawai dikurangi, situasi berbeda terjadi pada anak dengan autisme sesungguhnya. Pada anak dengan autisme, ketertarikan pada pola berulang dalam permainan gawai justru menjadi cerminan dari sifat autistik itu sendiri.“Perilaku autistik masih akan tetap ada walau gawai itu sebagai faktor lingkungan, bukan sebagai modifier (pengubah). Bisa saja anak dengan autisme ini mungkin perilaku ada perbaikan sedikit, tapi sifat autistik masih akan tetap ada,” lanjut Amanda.Ia juga menegaskan bahwa faktor genetik berperan besar dalam autisme. Seorang anak memiliki risiko sembilan kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan spektrum autisme jika memiliki saudara kandung dengan kondisi serupa.Dengan temuan ini, Amanda mengimbau orang tua untuk lebih bijak dalam memberikan akses gawai pada anak usia dini. Interaksi langsung dengan orang tua, permainan fisik, dan pengalaman sosial nyata tetap menjadi kunci utama dalam tumbuh kembang yang optimal bagi anak.