Psikolog Ajak Remaja Kenali Emosi untuk Tentukan Arah Hidup yang Lebih Baik
Lifestyle | Kamis, 13 November 2025
PIFA, Lifestyle – Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana mengimbau para remaja untuk lebih mengenali emosi mereka agar dapat menentukan langkah hidup secara lebih bijak dan terarah. Menurutnya, pemahaman terhadap perasaan pribadi menjadi kunci dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan tujuan hidup masing-masing.
“Semakin remaja mengenali emosi dan nilai-nilainya, semakin mudah ia menentukan langkah dan pilihan hidup yang sesuai,” ujar Vera, psikolog lulusan Universitas Indonesia, kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (12/11).
Vera menjelaskan, masa remaja sering kali diwarnai dengan gejolak emosi yang sulit dipahami. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menyadari apa yang mereka rasakan dan bagaimana mereka bereaksi terhadap suatu situasi. “Coba kenali kapan merasa senang, marah, kecewa, atau takut, serta apa pemicunya,” katanya.
Ia juga merekomendasikan langkah sederhana seperti menuliskan perasaan dan pikiran dalam jurnal atau buku harian, melakukan refleksi terhadap nilai dan minat pribadi, serta belajar menerima kekurangan diri. “Tidak harus selalu sempurna untuk diterima,” tambahnya.
Selain itu, Vera menekankan pentingnya dukungan sosial dari orang-orang terdekat. Bila remaja merasa kesulitan menghadapi persoalan emosional, ia menyarankan untuk mencari bantuan dari orang tua, guru bimbingan konseling (BK), atau pihak yang dipercaya dan peduli.
Imbauan ini sejalan dengan keprihatinan yang disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta yang diduga dilakukan oleh seorang pelajar. Komisioner KPAI Klaster Pendidikan, Waktu Luang, dan Budaya, Aris Adi Leksono, mengatakan bahwa peristiwa tersebut mencerminkan tantangan besar dalam membangun budaya sekolah yang ramah anak dan bebas kekerasan.
Menurut Aris, hasil pemantauan menunjukkan pelaku mengalami perubahan perilaku signifikan dan kerap mengakses konten radikal di ruang digital. Ia menilai lemahnya kontrol emosi dan paparan ide ekstrem bisa menjadi kombinasi berbahaya bagi remaja.
Baik Vera maupun KPAI menekankan pentingnya pendidikan emosional sejak dini, agar remaja mampu mengelola perasaan dan berpikir kritis dalam menghadapi tekanan, sekaligus mencegah perilaku berisiko maupun kekerasan di lingkungan pendidikan.




















