PIFA.CO.ID, LIFESTYLE - Masa liburan sekolah yang menyenangkan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak saat harus kembali ke rutinitas belajar. Psikolog klinis dewasa lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Teresa Indira Andani, M.Psi., mengungkapkan bahwa perubahan dari suasana santai selama liburan ke suasana sekolah yang teratur dapat memicu kecemasan pada anak, yang dikenal sebagai post holiday blues.
“Selain rasa malas, beberapa anak juga bisa merasa cemas, misalnya takut menghadapi tugas sekolah yang menumpuk atau kesulitan beradaptasi kembali dengan teman-teman,” ujar Teresa dalam wawancara melalui pesan singkat kepada ANTARA, Senin (7/4).
Menurut Teresa, kondisi ini paling sering dialami oleh anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun. Pada rentang usia ini, anak mulai belajar menjadi mandiri dan memiliki keinginan untuk merasa mampu. Namun, transisi mendadak dari masa santai ke lingkungan yang penuh aturan bisa membuat mereka enggan kembali ke sekolah.
Hal ini juga dipengaruhi oleh pola pikir anak yang masih konkret, sehingga mereka kesulitan memahami mengapa mereka harus meninggalkan kesenangan selama liburan dan kembali menjalani rutinitas harian yang lebih disiplin.
“Setiap anak memiliki tingkat adaptasi yang berbeda. Beberapa bisa kembali semangat dengan cepat, sementara yang lain, terutama yang lebih sensitif atau memiliki tantangan sosial, mungkin membutuhkan dukungan lebih besar untuk merasa nyaman kembali di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Strategi T.E.R.A.T.U.R untuk Hadapi Post Holiday Blues
Untuk membantu anak melewati masa transisi ini, Teresa menyarankan orang tua menerapkan strategi T.E.R.A.T.U.R, yang terdiri dari:
- Terapkan jadwal yang menyerupai rutinitas sekolah sebelum hari pertama masuk.
- Evaluasi dan ulangi kebiasaan belajar secara bertahap.
- Rangsang interaksi sosial dengan teman atau guru.
- Aktifkan kembali minat anak terhadap kegiatan sekolah.
- Tumbuhkan perasaan positif melalui cerita-cerita menyenangkan tentang sekolah.
- Ulangi rutinitas pagi untuk menumbuhkan kebiasaan baru.
- Ringankan kecemasan dengan mendengarkan dan memberi dukungan emosional.
Selain itu, memberikan pujian atau hadiah kecil ketika anak menunjukkan semangat untuk kembali ke sekolah juga bisa menjadi motivasi tambahan. Orang tua juga disarankan untuk melibatkan anak dalam persiapan perlengkapan sekolah serta menjaga sikap positif terhadap aktivitas pasca liburan.
Peran Guru Juga Penting
Teresa juga menekankan pentingnya peran guru dalam menciptakan suasana sekolah yang ramah dan menyenangkan. “Guru bisa mengadakan kegiatan ringan atau memberi kesempatan anak berbagi cerita tentang liburannya. Ini dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan diterima kembali di lingkungan sekolah,” katanya.
Dengan pendekatan yang hangat dan bertahap dari orang tua dan guru, anak diharapkan dapat kembali menjalani rutinitas sekolah tanpa rasa kehilangan semangat atau stres berlebihan.