"Saya nilai permainan Timnas muda kita sudah baik menghadapi Vietnam yang para pemainnya lebih senior dan berpengalaman. Sayang, kebobolan di paruh akhir babak kedua dan itu gol agak berbau keberuntungan," ujar Erick setelah menyaksikan laga bersama di Jakarta.

Dalam pertandingan ini, Indonesia menggunakan formasi 3-5-2 yang menurut Erick sudah sesuai dengan gaya permainan tim. Penguasaan lini tengah terlihat cukup hidup meski dominasi bola lebih banyak dikuasai Vietnam. Erick menilai formasi tersebut memberikan keseimbangan antara bertahan dan menyerang.

Meski tampil solid di sebagian besar pertandingan, keberuntungan tampaknya lebih berpihak pada Vietnam. Gol tunggal yang tercipta di menit ke-77 bermula dari sepakan Nguyen Quang Hai yang membentur mistar gawang, sebelum bola rebound kembali kepadanya dan berakhir menjadi gol.

Erick menekankan pentingnya hasil maksimal di laga terakhir melawan Filipina untuk memperbaiki posisi klasemen Grup B.

"Melihat hasil pertandingan lain, Laos versus Filipina yang berakhir imbang, seharusnya peringkat kita bisa lebih baik dari sekarang. Apalagi, jika di laga melawan Laos sebelumnya, kita bisa menang. Karena itu di laga terakhir melawan Filipina, kita harus maksimal dan raih poin penuh," tegas Erick.

Laga melawan Filipina akan menjadi kesempatan terakhir bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh di turnamen ini. Erick mengimbau seluruh pemain untuk tetap fokus dan memberikan penampilan terbaik.

Meski kalah, performa Timnas muda dianggap sebagai sinyal positif untuk perkembangan sepak bola Indonesia ke depannya. PSSI optimis dengan pengalaman yang didapat, para pemain muda akan semakin matang dan kompetitif di ajang internasional.