Jemaah Haji 2019 tiba di tanah air. Foto: Dok. Kemenhub

Berita Nasional, PIFA - Kelompok terbang (kloter) pertama jemaah haji akan pulang ke Tanah Air mulai 15 Juli 2022. Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau pihak keluarga yang menjemput jemaah haji agar menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Ada empat embarkasi yang akan mengawali fase pemulangan pada 15 Juli mendatang, yaitu: kloter pertama  Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC). 

Melansir laman kemenag, Plh. Dir. Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI, Susari mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji boleh melakukan penjemputan, tapi harus tetap memenuhi protokol kesehatan secara ketat. Susari menegaskan, imbauannya ini guna mencegah potensi penyebaran COVID-19.

"Akan ada dua titik berpotensi dalam penyebaran Covid-19. Pertama, saat penjemputan jemaah haji oleh keluarga atau kerabat. Sudah menjadi tradisi bahwa yang menjemput seorang jemaah haji tidak hanya satu orang, bisa dua, tiga, empat, bahkan lebih. Andai kata satu orang dijemput oleh 2-3 mobil, satu mobil berisi 4-5 orang, bisa dilihat berapa orang yang akan berkerumun disitu," jelas Susari dalam program FMB9 yang disiarkan dari Kantor Kemenkominfo RI, Jakarta, pada Senin (11/7/2022).

"Kedua, nanti waktu pulang, juga sudah menjadi tradisi kerabat dan saudara jemaah haji akan berdatangan dan berinteraksi. Ini harus kita lakukan sosialisasi dan edukasi kepada mereka supaya tetap mematuhi protokol kesehatan," timpal dia.

Susari juga menegaskan, jika ditemukan gejala Covid-19 pada jemaah haji, maka keluarga yang bersangkutan dianjurkan untuk tidak mengunjungi dahulu jemaah haji tersebut.

Plt. Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono menambahkan, pihak Kemenkes sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jemaah haji Indonesia. Kemenkes juga sudah menyiapkan ambulan dan rumah sakit bila ditemukan jemaah haji dalam keadaan darurat kesehatan. 

"Kemudian di asrama haji, kami juga siapkan tim untuk memeriksa jemaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan screening secara menyeluruh," terangnya.

"Apabila ditemukan gejala-gejala Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Apabila ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas covid daerah. Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan," ujar Yudhi.

Yudi menuturkan setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di asrama haji embarkasi kepulangan, jemaah haji akan diberikan kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi data-data mengenai kesehatan jemaah.

"Kartu ini dapat dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas atau rujukan ke rumah sakit," tutupnya. (yd)

Berita Nasional, PIFA - Kelompok terbang (kloter) pertama jemaah haji akan pulang ke Tanah Air mulai 15 Juli 2022. Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau pihak keluarga yang menjemput jemaah haji agar menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Ada empat embarkasi yang akan mengawali fase pemulangan pada 15 Juli mendatang, yaitu: kloter pertama  Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC). 

Melansir laman kemenag, Plh. Dir. Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI, Susari mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji boleh melakukan penjemputan, tapi harus tetap memenuhi protokol kesehatan secara ketat. Susari menegaskan, imbauannya ini guna mencegah potensi penyebaran COVID-19.

"Akan ada dua titik berpotensi dalam penyebaran Covid-19. Pertama, saat penjemputan jemaah haji oleh keluarga atau kerabat. Sudah menjadi tradisi bahwa yang menjemput seorang jemaah haji tidak hanya satu orang, bisa dua, tiga, empat, bahkan lebih. Andai kata satu orang dijemput oleh 2-3 mobil, satu mobil berisi 4-5 orang, bisa dilihat berapa orang yang akan berkerumun disitu," jelas Susari dalam program FMB9 yang disiarkan dari Kantor Kemenkominfo RI, Jakarta, pada Senin (11/7/2022).

"Kedua, nanti waktu pulang, juga sudah menjadi tradisi kerabat dan saudara jemaah haji akan berdatangan dan berinteraksi. Ini harus kita lakukan sosialisasi dan edukasi kepada mereka supaya tetap mematuhi protokol kesehatan," timpal dia.

Susari juga menegaskan, jika ditemukan gejala Covid-19 pada jemaah haji, maka keluarga yang bersangkutan dianjurkan untuk tidak mengunjungi dahulu jemaah haji tersebut.

Plt. Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono menambahkan, pihak Kemenkes sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jemaah haji Indonesia. Kemenkes juga sudah menyiapkan ambulan dan rumah sakit bila ditemukan jemaah haji dalam keadaan darurat kesehatan. 

"Kemudian di asrama haji, kami juga siapkan tim untuk memeriksa jemaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan screening secara menyeluruh," terangnya.

"Apabila ditemukan gejala-gejala Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Apabila ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas covid daerah. Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan," ujar Yudhi.

Yudi menuturkan setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di asrama haji embarkasi kepulangan, jemaah haji akan diberikan kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi data-data mengenai kesehatan jemaah.

"Kartu ini dapat dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas atau rujukan ke rumah sakit," tutupnya. (yd)

0

0

You can share on :

0 Komentar