Rekontruksi Pembunuhan di Kamar Hotel Pontianak, Korban Sempat Teriak Tolong Sebelum Dijerat dengan Kabel Charger
Pontianak | Jumat, 17 Januari 2025
Proses rekontruksi pembunuhan di salah satu kamar Hotel Pontianak, Kalbar. (Dok. PIFA/Lydia Salsabila)
Pontianak | Jumat, 17 Januari 2025
Lokal
Berita Lokal, PIFA - Ketua Komisi V DPRD Kalbar, Heri Mustamin menilai Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak memiliki daya tarik wisata jika dikemas secara baik. Anggota DPRD Kalbar Dapil Pontianak itu mengatakan, kawasan Pontianak Timur punya sektor wisata budaya yang mendominasi. "Berpotensi menjadi kiblat wisata budaya di Kalbar," katanya, belum lama ini. Kendati demikian, guna mewujudkan hal tersebut dibutuhkan komitmen kuat dari pemerintah. Pemerintah diminta tidak setengah-setengah mewujudkan hal itu. "Dibutuhkan kerja bersama guna menciptakan dan menjadikan daerah itu sebagai basis wisata," ujarnya. Menurutnya, kondisi Pontianak Timur saat ini berbanding terbalik dengan agenda pemerintah yang memproritaskan banyak sektor pembangunan di tengah kota. "Kawasan itu masih belum berubah banyak berubah. Tidak tahu mengapa pemerintah enggan membangun kawasan itu. Ada perlakuan khusus, tapi yang harusnya dituntaskan tidak selesai," katanyan Atas hal tersebut, dia melalui DPRD Kalbar terus mendesak pemerintah untuk menata kawasan budaya di daerah Pontianak Timur. Sehingga fokus pembangunan tak hanya di tengah kota, namun bisa merata di seluruh daerah dan berbagai sektor termasuk pariwisata. (ap)
Nasional
PIFA.CO.ID, NASIONAL - Kepolisian Resor (Polres) Garut tengah menyiapkan tim psikolog untuk memeriksa kondisi kejiwaan seorang dokter spesialis kandungan berinisial MSF (33), yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan pencabulan terhadap pasien di Kabupaten Garut, Jawa Barat."Pasti diperiksakan kejiwaannya pelaku," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin, kepada wartawan di Garut, Jumat (19/4/2025).Menurut Joko, pemeriksaan psikologis terhadap tersangka merupakan bagian dari proses penyidikan yang saat ini masih berjalan. Selain memeriksa pelaku, penyidik juga telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan korban dalam kasus dugaan kejahatan seksual yang dilakukan oleh dokter tersebut."Ini bagian dari penyidikan polisi," jelasnya.Dugaan Korban Lebih dari SatuJoko mengungkapkan, penyidik menduga jumlah korban dalam kasus ini tidak hanya satu. Dugaan ini menguat setelah banyak komentar yang beredar di media sosial dari warganet yang mengaku pernah mengalami pelecehan oleh dokter yang sama. Namun, hingga kini mereka belum melapor secara resmi ke pihak kepolisian."Kami mengimbau agar masyarakat yang merasa menjadi korban untuk melapor," kata Joko.Ia menegaskan, pihaknya menjamin keselamatan serta kerahasiaan identitas para korban yang melapor. Jaminan ini, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya memberikan rasa aman dan mendorong korban lain untuk berani mengungkapkan kejadian yang mereka alami."Kami membuka layanan pengaduan yang bisa diakses, dan menjamin privasi atau kerahasiaan identitas korban," tambahnya.Laporan Pertama dari Korban Berusia 24 TahunPolres Garut sebelumnya mulai melakukan penyelidikan setelah beredarnya video rekaman CCTV yang menampilkan dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter terhadap pasien di sebuah klinik di kawasan Garut Kota. Dari hasil penyelidikan, polisi kemudian mengamankan dokter yang ada dalam video tersebut dan melakukan pemeriksaan lanjutan.Dari pemeriksaan itu, diketahui terdapat kejadian lain dan korban lain di luar rekaman CCTV tersebut. Saat ini, satu korban telah melaporkan kejadian dugaan kejahatan seksual yang dilakukan tersangka di tempat berbeda, yakni di rumah kontrakan pelaku. Korban diketahui merupakan perempuan muda berusia 24 tahun.Joko menekankan bahwa setiap laporan korban akan menjadi bahan penting dalam mengungkap berbagai modus kejahatan seksual yang dilakukan oleh tersangka, serta memperkuat unsur formil dalam proses penyidikan. Dengan demikian, kata dia, aparat dapat memaksimalkan pemberian ancaman hukuman terhadap pelaku.
Lifestyle
PIFA, Lifestyle - Belakangan ini ramai kabar terkait penerimaaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2023 di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI. Jika Anda menerima pemberitaan atau informasi terkait pendaftaran sipir lapas tahun 2023 untuk lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan persyaratannya, dapat dipastikan bahwa kabar tersebut tidak benar atau hoax. Sebab, hingga saat ini Kemenkumham RI belum membuka tes penerimaan CPNS 2023. "Bagi Sahabat Pengayoman yang ingin menjadi pegawai di Kemenkumham, dapat terus memantau situs cpns.kemenkumham.go.id dan media sosial resmi Kemenkumham," ujar Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama Kemenkumham Hantor Situmorang saat dikonfirmasi, Senin (19/6/23). Hantor menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pengumuman resmi penerimaan CPNS, baik untuk tenaga sipir maupun formasi lainnya. Untuk itu, Hantor Sirumorang berharap agar masyarakat tidak termakan isu hoax atau terjebak tindak penipuan oleh orang tak bertanggung jawab terkait penerimaan CPNS di lingkungan Kemenkumham. "Sekali lagi kami tegaskan, bahwa pengumuman resmi tentang penerimaan CPNS di lingkungan Kemenkumham Tahun 2023 hanya melalui situs cpns.kemenkumham.go.id dan akun resmi media sosial," ujar Hantor.