Safari Kopi Sutarmidji di Sintang! Bertemu Bupati dan Masyarakat Bumi Senentang
Sintang | Jumat, 1 November 2024
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji ngopi bareng Bupati Sintang Jarot Winarno dan sejumlah tokoh masyarakat di Kedai Kopi Tarik Sintang (Foto: Tim Media Midji-Didi)
Sintang | Jumat, 1 November 2024
Lokal
PIFA, Lokal - Seorang ibu rumah tangga bernama Natalia (32j asal Dusun Kelapuk, Desa Kampung Baru, Kecamatn Toba, Kabupaten Sanggau diterkam buaya saat mandi di sungai. Akibat kejadian itu, korban kehilangan kaki bagian kanan akibat sambaran buaya secara tiba-tiba. Kapolsek Toba Polres Sanggau, Iptu Nana Supriatna mengatakan, peristiwa naas itu bermula ketika korban turun dari rumahnya hendak untuk mandi di Sungai Kapuas. Namun, tanpa diduga buaya muncul dan langsung menerkam kaki kanannya. Natalia pun berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkeraman buaya itu dan berteriak meminta pertolongan dari warga. “Saat itu terjadi tarik menarik antara warga dan buaya. Namun, akibatnya kaki kanan Natalia putus hingga bagian lutut,” ungkap Kapolsek Supriatna. Kini korban telah di rujuk ke Rumah Sakit di Pontianak untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sebelumnya korban sempat dibawa ke Pukesmas Tayan Hilir untuk pertolongan pertama. Kapolsek Supriatna juga mengingatkan kepada warga untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sekitar Sungai Kapuas. “Sungai ini merupakan habitat buaya. Sebelumnya, di daerah sekitar, tepatnya di Desa Beringin, Kubu Raya yang berbatasan dengan Kecamatan Toba, juga pernah terjadi peristiwa serupa yang menyebabkan dua orang meninggal dunia," tambah Kapolsek. (ly)
Lokal
PIFA.CO.ID, LOKAL - Seorang wanita ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar hotel di Pontianak, pada Kamis (12/12/24) sekitar pukul 15.00 wib. Dari pemeriksaan polisi, korban bernama Yunari berusia 45 tahun berasal dari Yogyakarta, Jawa Timur.Saat ini jasad wanita tersebut telah dibawa petugas kepolisian ke RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak untuk dilakukan Visum.Kapolsek Pontianak Kota, AKP Denni. G mengatakan bahwa jasad Yunari pertama kali ditemukan oleh Lilis temannya dan petugas hotel, setelah beberapa kali kamarnya diketuk namun tak membukakan pintu. Sebelumnya, Lilis sempat menelepon dan mengirimkan pesan kepada Yunari. Namun Yunari tak mengangkat telepon maupun membalas pesannya.“Berdasarkan hasil olah TKP, kepolisian menemukan bercak darah pada kasur dan bantal kamar hotel tersebut. Tak hanya itu bekas darah juga terlihat antara hidung dan mulutnya,” ujarnya.Denni menerangkan, saat dilakukan olah TKP, diduga ada barang korban yang telah hilang. “Handphone milik korban hilang," terang Denni.Terkait peyebab pasti kematian korban serta apakah kematian korban disebabkan tindak pidana lainnya, petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan. (ly)
Nasional
Nasional - Polisi terpaksa membubarkan massa yang bertindak anarkis pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) yang hendak demonstrasi di depan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang tidak puas dengan putusan banding HRS yg di tolak, Senin (30/8/2021) Dilansir dari detik (30/8/2021), Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi mengatakan demonstran tersebut merupakan simpatisan HRS yang awalnya hendak demo di PT DKI Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. "Pukul 10.00 WIB selesai putusan, mereka tidak puas, kemudian dua jam setelahnya segerombolan massa datang dari arah Pulogadung, Jakarta Timur," ucapnya. Hengki menyampaikan, pihaknya mengedepankan humanisme dan polres Jakarta Pusat juga mengedepankan pasukan ber-hazmat untuk menangani massa saat itu. “Kami di sana murni melaksanakan pengamanan dan menegakkan protokol kesehatan. Oleh karenanya kami kedepankan pasukan yang gunakan hazmat, karena di masa pandemi kami jaga betul agar tidak ada kerumunan," sampainya. Berikut kronologi ricuh massa hingga dibubarkan polisi, berdasarkan keterangan Kombes Hengki Haryadi: Pukul 10.00 WIB Sidang putusan banding Habib Rizieq di kasus swab RS Ummi, Bogor, berakhir pada pukul 10.00 WIB. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak permohonan banding Habib Rizieq. Pukul 12.00 WIB Dua jam setelah sidang putusan banding digelar, sekelompok massa yang menggunakan pakaian serba putih berbondong-bondong dari arah Pulogadung, Jakarta Timur. Polisi mencoba menghalau massa, namun massa melawan terjadi aksi dorong-dorongan. "Pukul 12.00 WIB tiba-tiba ada massa mencoba menerobos masuk Pengadilan Tinggi DKI Jakarta," ujarnya. Polisi terpaksa membubarkan massa lantaran aparat kemanan dilempari oleh massa dengan batu dari atas flyover. "Kita dilempari dari atas flyover, oleh karena kita keluarkan tembakan gas air mata, karena banyak masyarakat di sana, kita halau. Selama 10 menit mereka kemudian bubar," imbuhnya. Polisi mengamankan puluhan orang dari lokasi aksi tersebut dan sejumlah polisi juga terluka dalam insiden ini.