Foto: CNN

Berita Internasional, PIFA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mendesak dunia untuk segera menangani masalah perubahan iklim. Ia meminta dunia agar tak memperlakukan alam seperti toilet.

"Jangan lagi membrutalkan keanekaragaman hayati, membunuh diri sendiri dengan karbon, memperlakukan alam seperti toilet, membakar, mengebor, dan menambang lebih dalam," ujar Gutteres saat pidato di COP26 di Glasgow, Senin (1/11/2021) dilansir dari CNN.

Sebagaimana dilansir di situs resmi PBB, Guterres kemudian berkata, "Kita seperti menggali kuburan sendiri."

Di awal pidatonya, Guterres menyoroti bahwa ini merupakan tahun keenam setelah Kesepakatan Iklim Paris disepakati. Namun, sepanjang enam tahun itu pula dunia mengalami suhu paling panas.

"Ketagihan kita terhadap bahan bakar mineral mengancam kemanusiaan. Kita harus memilih, kita yang menghentikannya, atau [ketagihan] itu yang menghentikan kita," ucapnya.

Ia kemudian mengingatkan bahwa kenaikan permukaan air laut sudah meningkat dua kali lipat dari 30 tahun lalu. Selain itu, laut juga lebih panas, sementara hutan Amazon lebih banyak memancarkan ketimbang menyerap karbon.

Guterres pun menganggap upaya dunia untuk mengurangi emisi belum cukup. Menurutnya, meski negara-negara memenuhi target pengurangan emisi itu, dunia masih akan mengalami peningkatan 2,7 derajat.

"Tindakan iklim selama ini tampaknya tak dapat mengubah keadaan. Ini semua ilusi," katanya.

Ia lantas menyerukan agar dunia memasang target mitigasi lebih tinggi dan mengambil langkah konkret untuk mengurangi emisi global hingga 45 persen hingga 2030. Menurutnya, upaya ini seharusnya dipimpin oleh negara maju.

"Negara-negara G20 memegang tanggung jawab khusus karena mereka mewakili sekitar 80 persen emisi. Kita butuh ambisi maksimal dari semua negara," ujarnya.

Guterres juga mendesak dunia untuk membentuk koalisi menciptakan kondisi finansial dan teknologi demi meningkatkan upaya dekarbonisasi dari sistem perekonomian.

Selain itu, Guterres juga mendesak negara-negara maju memberikan US$100 juta untuk membantu negara-negara berkembang mewujudkan target pengurangan emisi

Lebih jauh, Guterres menganggap aturan COP untuk melaporkan perkembangan hasil upaya pengurangan emisi seharusnya dilakukan setahun sekali, bukan per lima tahun seperti saat ini.

Berita Internasional, PIFA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mendesak dunia untuk segera menangani masalah perubahan iklim. Ia meminta dunia agar tak memperlakukan alam seperti toilet.

"Jangan lagi membrutalkan keanekaragaman hayati, membunuh diri sendiri dengan karbon, memperlakukan alam seperti toilet, membakar, mengebor, dan menambang lebih dalam," ujar Gutteres saat pidato di COP26 di Glasgow, Senin (1/11/2021) dilansir dari CNN.

Sebagaimana dilansir di situs resmi PBB, Guterres kemudian berkata, "Kita seperti menggali kuburan sendiri."

Di awal pidatonya, Guterres menyoroti bahwa ini merupakan tahun keenam setelah Kesepakatan Iklim Paris disepakati. Namun, sepanjang enam tahun itu pula dunia mengalami suhu paling panas.

"Ketagihan kita terhadap bahan bakar mineral mengancam kemanusiaan. Kita harus memilih, kita yang menghentikannya, atau [ketagihan] itu yang menghentikan kita," ucapnya.

Ia kemudian mengingatkan bahwa kenaikan permukaan air laut sudah meningkat dua kali lipat dari 30 tahun lalu. Selain itu, laut juga lebih panas, sementara hutan Amazon lebih banyak memancarkan ketimbang menyerap karbon.

Guterres pun menganggap upaya dunia untuk mengurangi emisi belum cukup. Menurutnya, meski negara-negara memenuhi target pengurangan emisi itu, dunia masih akan mengalami peningkatan 2,7 derajat.

"Tindakan iklim selama ini tampaknya tak dapat mengubah keadaan. Ini semua ilusi," katanya.

Ia lantas menyerukan agar dunia memasang target mitigasi lebih tinggi dan mengambil langkah konkret untuk mengurangi emisi global hingga 45 persen hingga 2030. Menurutnya, upaya ini seharusnya dipimpin oleh negara maju.

"Negara-negara G20 memegang tanggung jawab khusus karena mereka mewakili sekitar 80 persen emisi. Kita butuh ambisi maksimal dari semua negara," ujarnya.

Guterres juga mendesak dunia untuk membentuk koalisi menciptakan kondisi finansial dan teknologi demi meningkatkan upaya dekarbonisasi dari sistem perekonomian.

Selain itu, Guterres juga mendesak negara-negara maju memberikan US$100 juta untuk membantu negara-negara berkembang mewujudkan target pengurangan emisi

Lebih jauh, Guterres menganggap aturan COP untuk melaporkan perkembangan hasil upaya pengurangan emisi seharusnya dilakukan setahun sekali, bukan per lima tahun seperti saat ini.

0

0

You can share on :

0 Komentar