Foto: Dok. PIFA

Berita Pontianak, PIFA - Sekertaris Jendral (Sekjen) Perkumpulan Teacherpreneur Cerdas (PTIC) Dodi Iswanto menilai Kemendikbud Ristek ketidak siapan dilakukan pembelajaran jika terjadi bencana seperti banjir ini.

Banjir di Kalimantan Barat sudah tiga pekan tidak kunjung surut, banjir di kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi dan sudah mulai meluas hingga ke kabupaten Sekadau dan Sanggau. 

Akibat banjir ini sekolah yang terdampak banjir harus menghentikan proses belajar, secara daring pun tidak mungkin dilakukan karena akses internet juga terputus.

“Saya mendesak Pemerintah pusat melalui Kemendikbud - Ristek, selain harus melakukan mitigasi risiko dampak banjir ini bagi proses pembelajaran di sekolah - sekolah kabupaten terdampak banjir, Kemendikbud-Ristek juga harus segera merampungkan kurikulum pembelajaran yang bisa diterapkan pada situasi banjir seperti ini, dan terus melakukan pendampingan trauma healing kepada peserta didik kita di Kalimantan barat,” katanya ujar kepada PIFA, Rabu 17 November 2021.

Dodi menegaskan Kemendikbud - Ristek harus belajar dari kasus banjir Kalimantan barat yang terjadi di kabupaten Sintang dan sekitarnya ini.

“Kemendikbud - Ristek  dalam merencanakan mitigasi risiko dampak bencana kedepannya harus berdasarkan kearifan lokal sehingga bencana yang terjadi dapat diantisipasi dengan cepat serta  tidak berdampak terlalu besar bagi pembelajar di ruang kelas,” tegasnya.

Mengingat hampir semua wilayah di Indonesia memiliki risiko bencana yang beragam, mulai dari gempa, longsor, banjir hingga tsunami. Oleh karena itu pengembangan kurikulum bencana pendidikan, mitigasi risiko serta trauma healing harus mempertimbangkan semua hal tersebut.

Berita Pontianak, PIFA - Sekertaris Jendral (Sekjen) Perkumpulan Teacherpreneur Cerdas (PTIC) Dodi Iswanto menilai Kemendikbud Ristek ketidak siapan dilakukan pembelajaran jika terjadi bencana seperti banjir ini.

Banjir di Kalimantan Barat sudah tiga pekan tidak kunjung surut, banjir di kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi dan sudah mulai meluas hingga ke kabupaten Sekadau dan Sanggau. 

Akibat banjir ini sekolah yang terdampak banjir harus menghentikan proses belajar, secara daring pun tidak mungkin dilakukan karena akses internet juga terputus.

“Saya mendesak Pemerintah pusat melalui Kemendikbud - Ristek, selain harus melakukan mitigasi risiko dampak banjir ini bagi proses pembelajaran di sekolah - sekolah kabupaten terdampak banjir, Kemendikbud-Ristek juga harus segera merampungkan kurikulum pembelajaran yang bisa diterapkan pada situasi banjir seperti ini, dan terus melakukan pendampingan trauma healing kepada peserta didik kita di Kalimantan barat,” katanya ujar kepada PIFA, Rabu 17 November 2021.

Dodi menegaskan Kemendikbud - Ristek harus belajar dari kasus banjir Kalimantan barat yang terjadi di kabupaten Sintang dan sekitarnya ini.

“Kemendikbud - Ristek  dalam merencanakan mitigasi risiko dampak bencana kedepannya harus berdasarkan kearifan lokal sehingga bencana yang terjadi dapat diantisipasi dengan cepat serta  tidak berdampak terlalu besar bagi pembelajar di ruang kelas,” tegasnya.

Mengingat hampir semua wilayah di Indonesia memiliki risiko bencana yang beragam, mulai dari gempa, longsor, banjir hingga tsunami. Oleh karena itu pengembangan kurikulum bencana pendidikan, mitigasi risiko serta trauma healing harus mempertimbangkan semua hal tersebut.

0

0

You can share on :

0 Komentar